Kita jalan yaa kaya pasangan pada umumnya, keliling ke taman kota, terus makan karna kak aksa bilang dia belum makan, dan lain sebagainya lah.
Sekarang kt lagi di taman deket alun alun, tempat di mana aku nyatain perasaanku ke kak aksa, kalo diinget inget lagi kejadiannya sumpah aku malu sendiri.
"Je mau itu gk?" tanya kak aksa sambil nunjuk tukang eskrim.
"Mau, tapi kali ini Jeje mau bayar sendiri" kataku, karna sedari tadi kak aksa selalu bayarin jajanan yang aku beli.
"Oke oke, yuk" niat kak aksa ngerangkul aku dari samping tapi entah kenapa tangannya malah kena mataku.
"Eh jeje maaf" kak aksa langsung meluk aku. "Perih ya?" tanya kak aksa sambil ngeliat kedua mataku.
Aku ngangguk pelan, air mata aku jatuh gitu aja karna efek kecolok, faham lah ya.
"Aduh maaf maaf" kak aksa terus aja bilang maaf, terus kak aksa nyium kedua mata aku. Fuck, ini mah malah tambah parah.
"Gpp kak" jawab aku gugup.
♡♡♡
hampir satu bulan ini, hubungan aku sama kak aksa baik baik aja, lancar belum ada godaan atau apapun itu sejenisnya.
Tapi akhir akhir ini karna aku sibuk ujian, kak aksa juga sibuk sama kuliahnya, kita jadi jarang ketemu, kita cuma kontakan lewat chat, atau vc.
Udah tiga hari aku kelar ujian, dan tiga hari juga kak aksa ngilang.
Kak aksa gk bisa di hubungin, aku chat dia juga gk bales.
Dan hari ini aku mau ke rumah kak aksa, sekedar nengok ada orang atau engga di rumahnya, udah tiga hari juga aku ngelakuin hal yang sama, setiap pulang sekolah, aku bakal ke rumah kak aksa, berdiri di depan rumahnya sampe kaki aku pegel baru pulang.
Aku gk ngerti kak aksa sebenernya ke mana.
Udah hampir dua jam aku berdiri di depan gerbang rumah kak aksa, sampe dikira gelandangan sama orang lewat.
Karna aku udah ngerasa cape, aku mutusin buat pulang.
Baru juga beberapa blok dari rumah kak aksa, aku bisa liat kalo ada kak aksa lagi duduk di kursi di depan minimarket, dan dia gk sendiri, dia duduk berhadapan sama perempuan yang aku gk tau namanya.
Aku langsung nyamperin kak aksa dong, mau minta penjelasan, selama ini dia ngilang ke mana.
Tapi langkah aku semakin pelan, karna kak aksa ngobrol sama cewe di depannya ini kaya serius banget.
Aku sembunyi di samping mobil yang parkir di deket kak aksa, jadi aku masih bisa dengerin mereka ngomong apa.
"Terus sekarang kamu mau gimana sa??" tanya perempuan itu.
Kak aksa terlihat mengusak wajahnya "gk tau" jawab kak aksa.
"Saran aku, kamu mending ngomong baik baik sama dia, atau coba suka sama dia" kata si perempuan dengan sedikit ragu.
"Tapi ca, aku sukanya sama kamu" kata kak aksa sambil megang kedua tangan si perempuan.
Aku terdiam mematung, ini maksudnya apa, Mereka sebenernya lagi ngomongin siapa.
"Terserah deh sa aku pusing"
"Eca plis, oke aku bakal bilang sama Jeje, dan jelasin semuanya"
"Muka kamu kaya yang gk mau kehilangan dia tuh," perempuan itu bangkit hendak meninggalkan kak aksa, tapi dengan cepat kak aksa menahan agar ia tidak pergi.
"Berapa kali aku harus bilang sama kamu eca, aku sukanya sama kamu, Jeje itu udah kaya adek aku sendiri, Jeje salah artiin perhatian aku ke dia ca, aku harap kamu ngerti"
Tanpa sadar air mataku udah jatuh sedari tadi, haha lucu, ternyata selama ini kak aksa gk bener bener suka sama aku. Berasa di tampar sama kenyataan.
Mobil yang menutupi ku perlahan pergi, sehingga kak aksa dapat melihat dengan jelas, aku yang berdiri kaku dengan air mata yang terus membasahi pipiku.
Terlihat wajah kak aksa yang terkejut saat melihatku.
"Jeje!" panggil kak aksa
Aku berlari pergi menghindari kak aksa, namun langkah besar kak aksa mampu menyusul ku.
Kak aksa memegang kedua tanganku, "maaf" kata itu terus saja keluar dari mulut kak aksa.
"Bukan salah kakak, dari awal emang aku yang terlalu kepedean, aku yang gampang banget baper, dan aku juga yang terlalu bodoh buat nyadarin semua ini" kataku sambil terus terus tertunduk, jujur aku sangat malu hanya untuk menatap kedua mata kak aksa.
"Kakak sayang sama kamu je" kata kak aksa
"Sebagai adek, sebagai seseorang yang harus kakak lindungin" lanjut kak aksa.
Aku hendak melepaskan genggaman tangan kak aksa.
"Je jangan lari terus dari takdir!!" untuk pertama kalinya kak aksa membentakku.
"Aku emang selalu lari dari takdir, dan sekarang pun kalau bisa aku mau lari dari takdir yang pahit ini!" kataku.
"Sekarang semua udah jelas kak, kita akhirin semuanya" lanjut ku sambil tersenyum.
"Gk je, kita bisa kaya dulu, kita bisa lanjut temenan je"
"Kak jangan egois!! Bisa buat kakak, tapi engga buat aku!" sentakku.
Kak aksa terdiam mematung.
"Makasih buat semuanya, aku harap ini pertemuan terakhir kita" kataku lalu pergi meninggalkan kak aksa.
Setelah kejadian itu, aku kembali menjadi Jeje yang dulu, yang selalu insecure, yang selalu menutup dahiku dengan poni panjang.
Aku kira setelah aku menghapus semua kenangan bersama kak aksa, aku akan tenang.
Namun nyatanya tidak.
Jujur aku sangat kehilangan sosok yang selalu menyemangatiku, aku kehilangan sosok dengan senyum hangat yang selalu ia tunjukan padaku.
Perlu kalian tahu.
Kita bisa memilih untuk berhenti peduli, tapi kita tidak bisa memilih untuk berhenti mencintai.
☼[End]☼
![](https://img.wattpad.com/cover/222980551-288-k792973.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and my vitiligo [End]
Teen FictionDia yang membuat aku kuat, dia yang membuat aku bangkit, dan dia juga yang membuat aku jatuh, sejatuh jatuhnya:) ©2020, _krrxxtaaa0