Chap 2

178 12 4
                                    

"Angkat tangan! Apa kau ada uang?! Cepat pinjamkan aku uang!" Ucap seorang wanita cantik pada Yoona seraya mengecek kantong Yoona.

Ya. Itu adalah salah satu dari kedelapan istri Yoona. Ia tiba tiba datang dan langsung meminta uang pada Yoona yang rencananya akan mengajak kedelapan istrinya itu makan sayap ayam panggang bersama. Sudah tampak di tangan Yoona sudah ada sepiring sayap ayam panggang.

"Apa?! Hanya ini?! Astaga! Kau miskin sekali!" Ucap istrinya itu lalu pergi setelah mendapatkan uang dari saku pakaian Yoona.

Sedangkan Yoona terdiam melihat tingkah istrinya itu.

"Ayo bayar kekalahanmu!" Ucap istri kedua.

"Hei, kau sudah ada uang! Kita bisa bermain lagi!" Ucap istri ketiga.

"Kau selalu menang. Aku sampai penasaran, apa kau bermain curang?" Ucap istri keempat.

"Aku hanya beruntung dan itu akan selalu menyertaiku hahahaha! Ayo main lagi!" Ucap istri kelima.

Memang begitulah tingkah laku kedelapan istri Yoona. Selalu saja diisi dengan perjudian dan mabuk mabukkan. Tapi, Yoona sudah biasa menghadapi itu semua. Namun, siapa sangka? Justru di dalam hati Yoona, ia jelas jelas tak menyukai tingkah laku kedelapan istrinya itu yang suka mabuk mabukkan dan berjudi.

"Istri tercintaku semua, ayo kita makan sayap ayam panggang!" Ajak Yoona kepada kedelapan istrinya itu yang sedang sibuk berjudi.

Salah satu dari istri Yoona menatap Yoona sembari tangannya yang fokus bergerak pada mahjongnya.

"Kenapa kau lama sekali? Kita semua sudah lapar! Hei! apa kau sudah siap?" Ucapnya pada Yoona lalu kembali lagi pada atensinya yaitu perjudian.

"Tentu saja aku sudah siap!" Ucap istri keenam Yoona.

Yoona hanya terdiam dan tak lama dari itu, matanya membulat sempurna kala ia melihat lukisannya yang sedang dijadikan alas meja oleh istrinya.

"Hei! Apa itu lukisanku?" Tanya Yoona seraya berjalan ke arah meja istrinya itu yang sedang dipakainya berjudi.

"Aku pinjam dulu sebagai alas meja. Kau tenang saja. Jangan marah marah" Ucap istri Yoona yang ke tujuh.

"Dia benar! dan lagi, Kau masih sehat. jadi, kau bisa melukisnya lagi kapan saja" Ucap istri Yoona yang ke delapan.

"Ah, tapi-" Ucap Yoona terpotong.

"Sudahlah, lupakan itu. ayo bermain denganku! Choi Choi, pasang tiga, 4.30" Ucap istrinya yang kedelapan itu.

"Ini minumlah!" Ucap istrinya itu seraya memberikan secangkir arak pada Yoona yang langsung saja di terima Yoona dengan perasaan sakit.

Yoona pun kembali memutar badannya untuk berpindah meja. Namun, seketika matanya membulat lagi ketika melihat sebuah buku syair puisi salah satu karyanya dijadikan sebagai alat penumpu kaki meja yang pendek.

Yoona berjalan seraya meletakkan segelas arak tadi yang belum ia minum dan berjongkok untuk mengambil buku syair puisi karyanya itu.

"Hei! Apa yang kau lakukan?!" Tanya istri keenamnya itu.

"Ini buku puisiku" Ucap Yoona menunjuk buku puisinya yang dijadikannya sebagai penumpu kaki meja.

"Aish! Apa kau tak lihat? Mejanya tak seimbang! Dan hanya dengan satu buku saja tak cukup! Tolong tambahkan dua lagi!" Ucap istri keenamnya itu seraya mendorong Yoona.

Seketika mata Yoona membulat lagi ketika melihat salah satu lukisan karyanya yang tampak bolong berbentuk kotak.

"Kau kalah! Sekarang bayar kekalahanmu!" Ucap istri ke tujuh.

Flirting Scholar (YoonHyun GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang