KIANA

64 1 44
                                    

Tema : Narsisme

By: Kocheng Aboo

Keyword :
- Cicak Ompong
- Maskara Pelangi
- Mayapada Rangga dan Cinta
- Keris Tikungan Maut
- Bulan Berkarat

"Sip, cantik," gumamnya pada diri sendiri sambil memonyongkan bibir.

Dia Kiana, tangan lihainya sedang bekerja memoles lipstik favorit yaitu berwarna merah bata untuk mengakhiri sesi mempercantik wajah mulusnya.

Dilihat lagi pantulan wajahnya di cermin, lantas senyum puas terbit di bibir merah bak bulan berkarat itu. Dalam benak, dia memuji betapa beraninya dia memakai eyeshadow berwarna pelangi, yang kebetulan sangat cocok ia gunakan.

"Perfecto."

Di dalam tahapan make up, Kiana paling suka bagian mata. Bagian mata harus menonjol, oleh karena itu, dia sangat suka bereksplorasi di bagian eyeshadow, eyeliner, bahkan maskara. Dia tidak segan memakai maskara pelangi untuk bereksperimen di video-video aktivitasnya alias vlog yang terkadang dia geluti.

Sore itu dia berhias bukan untuk vlognya. Melainkan untuk menghadiri acara pesta ulang tahun pernikahan ke-25 klien penting perusahaan Digital Advertising tempat Kiana bekerja. Harus sempurna, selain acara diselenggarakan di Ballroom Pullman, tamu undangan pun tidak bisa dianggap remeh orang-orangnya.

Sungguh, dia tidak menyangka menjadi orang yang ditunjuk oleh Pak Direktur untuk menemaninya hadir di acara tersebut karena posisi Kiana yang terbilang baru di tim Account Executif 1. Tentu saja, para senior memandang sinis. Tapi mau bagaimana lagi, Pak Direktur tidak mungkin salah memilih orang. Kiana sangat berhak mendapatkan reward ini karena selain kinerjanya membangun relasi tidak bisa dipandang sebelah mata, target pencapaian yang selalu terpenuhi, dia juga yang tercantik di antara AE yang lain, dia aktif di sosial media dan pernah menjadi artis cilik adalah nilai tambah seorang Kiana.

Kehidupan Kiana begitu sempurna. Dan semakin sempurna jika dia bisa mencapai puncak AE di umurnya yang belum 30 tahun. Itu target hidupnya saat ini.

Berdiri merapihkan gaun cocktail-nya yang berwarna putih gading, kemudian Kiana tersenyum cantik di depan layar handphone canggih keluaran terbaru yang menghadap ke standing mirror yang tersedia di kamar. Mengabadikan beberapa foto yang untuk dia pamerkan di Instagram nanti.
***

"Setelah bertemu Pak Ruben, Saya berkeliling menyapa teman-teman lama saya disini." Ucap Pak Adrial sambil memegang gelas koktail. "Kamu, saya tinggal sendiri tidak apa, ya?" Tanya Adrial.

Kiana mengangguk paham.

"Jangan lupa kenalan dan 'gaet' sebanyak mungkin calon klien, Ki. Lihat, meraka account-account berjalan kita. Saya mengandalkan kamu," ucap Pak Adrial sambil berbisik di telinga Kiana dan menepuk halus lengan Kiana.

"Siap bos!" Seraya hormat pada Adrial.

Suara musik semakin menggema di ballroom Pullman ini, suara syahdu penyanyi papan atas Indonesia mengalun indah di telinga. Suasana sangat hangat dan romatis seperti Mayapada Rangga dan Cinta begitu melihat pasangan suami istri pemilik acara yang sedang merayakan ulang tahun pernikahan peraknya itu berdansa di tengah ballroom.

Dilihat pasangan tak lagi muda yang sedang kasmaran itu selesai berdansa, Adrial dan Kiana berjalan menghampiri. Mengucapkan selamat dan mulut manis Kiana memuji betapa cantik dan anggunnya gaun Ibu Hera, Istri Pak Ruben. Setelah merasa cukup, Adrial dan Kiana undur diri pada pasangan pemilik pesta. Dan sesuai interuksi Sang Bos, Kiana mulai berjalan mengelilingi ballroom meninggalkan Adrial yang sedang bercengkrama dengan pemilik perusahaan start up di bidang Food and Beverage. Beramah tamah adalah spesialisasi yang dimiliki Kiana, tak lupa melemparkan senyuman andalan yang biasanya akan membuat siapapun jatuh hati.

Work and Event PseudonymeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang