Past : Payphone

1.5K 38 0
                                    

It's even harder to picture that you're not here next to me

You say it's too late to make it, but is it too late to try

And in that time that you wasted, all of our bridges burned down

(Payphone - Maroon 5)

Telepon itu berdering tanpa henti. Lionel yang terbangun langsung merasa kesal. Dia tahu siapa yang menelpon di tengah malam buta begini. Siapa lagi selain dia?! Dipikirnya dengan tidak mengangkat telepon tersebut si orang di seberang sana bakalan menyerah. Dia salah. Dan…

“ANGKAT TELPONNYA!” teriak Kir dari kamar sebelah.

Dengan malas Lionel bangkit dari tempat tidur. Menyambar telpon yang memekik sedari tadi. “Halo…”

“Selamat soreeee….”

“Sore gundulmu!” amuk Lionel. “Di sini sudah jam 12 malam!”

Orang di ujung sana cekikikan. “Aku tahu itu kok, Lio, sengaja.”

“Di sana baru jam 6 kan? Makanya kau seperti kerasukan, Cord.”

“Eh… enggak, jam 7. Kan ini musim panas, jadi beda waktu antara Indonesia dan Belanda hanya 5 jam,” sodor Cordelia.

“Ooooo…” Lionel mengencangkan suara kuapnya. “Apa maumu?”

“Ah, hanya ingin mendengar suaramu.”

“Sudah kan? Kututup ya…”

“Tu—tunggu!”

Tuuuuuuttttt…..

Dengan puas Lionel kembali ke kasurnya setelah mencabut kabel telepon untuk memastikan Cordelia tak bisa mengganggu tidurnya lagi.

Di ujung sana, Cordelia menggigit bibir. Lagi-lagi dia tak mampu mengatakannya.

Henrietta, teman sekamarnya di Amsterdam memeluknya dari belakang. “Aku tidak paham apa yang kalian bicarakan. Tapi sepertinya tidak berjalan dengan baik ya?”

Cordelia mengangguk lemah. “Kurasa seandainya kuberitahu bahwa aku akan pulang ke Indonesia-pun, dia tetap tidak akan peduli.”

“Tapi kau menyukainya kan?”

“Lebih dari siapapun.”

“Karena itu berjuanglah. Kali ini jangan lepaskan dia dan jangan biarkan dia melepaskanmu.”

“Henrietta… apa kau pikir aku bisa?”

Henrietta membalikkan badan Cordelia. “Percayalah pada dirimu sendiri. Laki-laki itu bodoh jika menolak seorang ‘Cordelia’.”

OverexposedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang