Past : Daylight

1.2K 43 2
                                    

Here I am staring at your perfection

In my arms, so beautiful

(Daylight - Maroon 5)

Cahaya matahari pagi adalah salah satu dari sekian hal di muka bumi ini yang menjadi favorit Lionel. Meski dia membenci udara pagi Jakarta yang tidak murni, yang berpolusi. Setiap pagi, dia selalu membuka setiap partisi di jendela kantornya, menggeser kursinya sampai mendapatkan paparan matahari yang lembut. Hotel tempat dia bekerja sebagai manager memiliki 12 lantai. Lionel beruntung mendapatkan kantor di lantai 10. Tak terhalang pencakar langit di sekitarnya.

Dia sedang menikmati pemandangan paginya sambil mencoba memainkan bagpipe ketika seseorang mengetuk pintunya. Lionel mengerutkan kening, tak pernah ada tamu sepagi ini sebelumnya. Dia bahkan belum mempersilakan orang itu masuk saat pintu terbuka dan sebuah kepala melongok dari sana.

“Maaf, kalau saya terkesan lancang,” kata orang tadi, seorang gadis dengan rambut bergelombang, “Saya diberitahu untuk menunggu. Namun, sekretaris anda belum datang dan saya ada urusan penting lain setelah ini.”

“Anda adalah…?”

“Saya pemilik Toko Bunga Wayrissio. Hotel anda memesan bunga di tempat kami untuk minggu depan.” Gadis itu menyerahkan kartu namanya. Sekilas Lionel melirik nama si gadis, Yerrean.

“Panggil saja, Rean,” tukas gadis itu tanpa ditanya. Menyalami Lionel. Pemuda itu menyesap aroma bunga yang manis dari si gadis. Dia mempersilakan Rean untuk duduk.

“Nona Rean, setahu saya bagian marketing kami sudah mendiskusikan kesepakatan harga dengan pihak anda. Apa ada masalah?”

“Bukan tentang harga. Saya ingin menawarkan sesuatu.”

“Apa itu?”

Rean mengeluarkan lembar rancangan buket bunga. Lionel mengenalinya, rancangan itu disetujuinya sekitar 5 hari yang lalu. “Saya pikir rancangan yang dibuat pihak hotel anda tidak sesuai untuk jenis bunga yang dipesan. Keindahannya akan tertutupi karena mereka menggunakan terlalu banyak pita.”

“Saya diberitahu pita-pita itu diperlukan untuk menjaga kekokohan tangkai bunganya,” komentar Lionel. “Kami memakai rancangan penghias bunga profesional…” Hati-hati dia mengucapkan kalimat terakhirnya tersebut.

“Saya tidak bermaksud untuk bersikap sok tahu.”

“Bukan itu maksud saya.”

“Dan saya paham itu, Pak Lionel, tolong lihat rancangan dari kami ini.” Rean kembali mengeluarkan sebuah rancangan baru.

Lionel tidak paham mengenai seni menghias dan merangkai bunga, tapi di mata orang awamnya rancangan baru itu jauh lebih bagus dari rancangan awalnya. “Apa ini mungkin?”

“Mungkin, kami akan memakai kawat alih-alih pita. Dan kawat pasti lebih kokoh dibanding pita.”

Lionel tersenyum, “Nona Rean, saya ingin tahu. Apa anda yang membuat rancangan baru ini?”

“Ya.”

“Tanpa bermaksud buruk saya lagi-lagi hanya ingin tahu. Kenapa anda begitu peduli pada rancangan kami?”

Rean balas tersenyum, “Karena menurut saya setiap bunga memiliki kehidupan tersendiri. Rancangan kalian merusak kehidupan sang bunga tadi.”

OverexposedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang