Beginning

89 23 17
                                    

New York, february 16th 2040

"Ini yang ke tujuh kalinya kamu berbuat ulah, Yura. Satu kali lagi kamu berbuat ulah, saya tidak akan memberikan kesempatan terakhir yang selalu kau pinta." Wanita berumur 42 tahun itu berdiri tak henti berbicara keras sembari menghentak meja dengan kertas putih di tangannya.

Gadis di hadapan wanita itu duduk diam, menunduk melihat lantai.
"Kapan orang ini berhenti berbicara?"
Pikir dia sembari melihat jam digital di pergelangan tangannya.

Wanita itu adalah Mrs. Adalyn kepala sekolah dari salah satu sekolah menengah atas, tepatnya tempat paling membosankan menurut Yura Eleanor.

"Tolong jangan ulangi lagi!" seru Mrs. Adalyn menghela nafas kesal lalu memberikan surat peringatan di tangan kanannya. lantas gadis dihadapanya mengangguk dengan cepat, Mengambil kertas tersebut, lalu izin pamit langsung lari menyambar ransel nya menuju pintu.

Finally, sampai dia di depan gerbang sekolah, segerombol anak telah menunggu dengan niat tak lain dari hari-hari sebelumya. Right! Mereka adalah penyebab ia kini menggenggam surat peringatan yang ke tujuh ia dapat.

"Seperti biasa mereka berempat lagi"
Yura memutar bola matanya membungkuk bosan

"Wah ada yang kena marah kepsek?" Teriak wanita dengan rambut tergerai panjang bersama ketiga temanya,
"Sudahlah Remy biarkan anak malang ini mengasuh bayi cacat kesayangannya". Ujar salah satu teman di sampingnya  tertawa bersama yang lain.

Yura Berjalan pelan menahan kepalan tangan kanan yang gatal ingin memukul orang- orang yang mengejek kakaknya.

"Kalau bukan karena surat yang ku pegang adalah surat peringatan terakhir. Aku tak akan menahan tanganku untuk melakukan apa yang aku inginkan seperti sebelum- sebelumnya." Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan berjalan.

... ... ...

Sampai nya dirumah, Yura seperti biasa rutin memasak dan menyiapi makan untuk kakaknya Ailith Eleanor yang terkena penyakit dari lahir Cerebral palsy, penyebab dari Ailith mengalami kelumpuhan. Ailith dan ibunya tinggal di negara asing sejak Yura kecil, ia baru berjumpa dengan kakaknya satu tahun yang lalu. Bisa dikatakan keluarganya terbagi menjadi dua, Ayahnya Easton Eleanor dan Yura menetap di New York dan Ibunya dan Ailith tinggal di Wasington D.C. semenjak ayah dan ibu mereka bercerai.

Dua saudara itu lebih banyak menghabiskan waktu berdua bercengkrama, tertawa, dan makan masakan lezat Yura. Mereka berdua selalu tertawa ketika Ailith telah mengeluarkan lawakan konyol yang menghilangkan rasa kesal di hati Yura. Meski sebelumnya rasa sedikit canggung, namun mereka cepat beradaptasi.

Aroma wangi masakan kian menyelimuti ruangan. Mereka berdua makan bersama di sofa ruang keluarga sembari cerita tentang sekolah nya Yura, terkecuali 4 bedebah tadi.

Lengang sejenak menyisakan suara televisi rumah yang menyiarkan berita.

"Peringatan, untuk semua penduduk kota. Tetaplah berada di rumah dan begitupun sebaliknya, yang sedang berada di luar rumah untuk segera pulang ketempat tinggal masing-masing!
Hindari pusat kota, taman, dan jalan raya!
Kota ini sedang dalam masalah, menyebarnya virus udara apocalypse membuat manusia terinfeksi hilang kendali.
Akibatnya, kini kerusuhan telah terjadi. Penduduk sulit dikendali hingga 30% nya telah terkapar di rumah sakit ternama dikota. Jaga keamanan anda! Hindari kerumunan dan udara apocaly-"

Ailith mematikan televisinya tanpa menyelesaikan berita.
Siaran itu tersebar luas dipenjuru kota. Di tembok gedung, televisi, media sosial dan lainnya lagi.
Sekarang tak ada satupun orang yang tak tahu berita tersebut.

"Ailith, apa ini lelucon?" ujar Yura bertanya pada Ailith sembari melihat ponselnya yang di penuhi akan trending topik siaran sebelumnya.

"Itu siaran resmi," balas singkat Ailith setelah menutup panggilan yang tak dijawab dengan wajah penuh pikiran.

HalcyonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang