22. Awal Perubahan

10 4 0
                                    

Azmal sedang terlelap dalam tidurnya terlihat sangat nyenyak, tapi sayup-sayup terdengar suara Adzan subuh yang sangat merdu, sehingga Azmal terbangun dan mengucek-mengucek mata lalu menguap Azmal masih merasa ngantuk banget.

Azmal bangun dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Selang beberapa menit Azmal sudah kembali ke kamar, lalu berjalan mendekati lemari dan dia membuka lemari menampilkan deretan baju yang di tata rapi oleh Bi Salsih. Azmal mencari-cari baju yang sudah lama dia tidak di pakai mungkin kalau gak salah baju itu terakhir Azmal pakai saat melaksanakan sholat sunah Idul Fitri.

"Alhamdulillah sudah ketemu" Azmal berguman sendiri, Dia sudah menemukan Baju koko warta putih tulang serta sarung dan peci semua barang itu Azmal pakai.

Azmal sudah siap dengan pelengkapan alat sholatnya tinggal satu yang belum dia gunakan yaitu sejadah. Azmal mencari-cari ke semua tumpukan baju, tapi hasilnya nihil sejadahnya tak ketemu.

Azmal bergegas keluar kamar tujuanya yaitu Azmal akan mencari sejadah di kamar orang tuanya atau menanyakan langsung ke Bi Salsi dimana menyimpan sejadah yang sekarang dia sedang perlukan.

Saat Azmal membuka pintu kamarnya, tak sengaja Azmal bertemu dengan Papahnya yang sudah siap ingin pergi ke mesjid untuk melaksanakan Sholat berjama'ah, Pak Aryadi sedang berjalan melewati depan pintu kamar Azmal.

"Kamu mau kemana sudah rapi gini?" Aryadi menanyakan karna dirinya merasa sangat heran melihat penampilan Azmal yang sama dengan dirinya mengguanakan baju Koko, sarung serta peci yang di gunakan di atas kepalanya.

"Nga..nu Pah, Azmal ingin menanyakan sejadah ke Bi salsih." Jawab Azmal dengan terbata-bata.

"Kamu mau ngelaksanakan sholat?" pertanyaan Aryadi hanya dibalas dengan anggukan oleh Azmal.

"Alhamdulillah Ya Alloh, do'a ku terkabulkan." Aryadi langsung memeluk tubuh Azmal lalu menepuk-nepuk punggung Azmal dengan rasa sangat bahagia tiada tara, Azmal membalas pelukan Papahnya.

"Ayo cepatan Mal meningan kita Sholat berjama'ah di mesjid"
Aryadi langsu menarik lengan Azmal menuju mesjid. Di perjalanan menuju mesjid kali ini Aryadi sayangat bersyukur melihat anaknya di pagi hari, saat Ayam masih berkokok, Azmal melangkah kakinya menuju mesjid. Biasanya Azmal di bangunkan untuk sarapan pagi saja sangat sulit apalagi harus pergi kemesjid dan melaksanakan sholat, berulang kali Aryadi selalu membangunkan dan mengajak untuk sholat, tapi anak itu selalu menolak untuk melaksanakan sholat. Tapi kali ini Azmal bangun sendiri dan sudah siap untuk Sholat.

*******

Suasana kanti Sekolah SMA Bima Jaya cukup ramay di penuhi oleh warga sekolah, di pojok bangku kantin berkumpul geng Azmal yang sedang menyantap siomay kuah pedas.

"Woy minum mana minum!" Aditya langsung berteriak meminta air.

"Santai kali makanya gak usah sampai teriak-teriak." Kata Budi nyolot! Merasa malu menjadi pusat perhatian warga sekolah. Kerena terganggu makanya dengan suara Aditya.

"Cepet ambikan gue minum." Dengan suara tersendak-sedak aditya bicara.

"Nih." Azmal memberikan sebotol air mineral. Langsung diterima oleh Aditya, diteguklah air mineral tersebut, hanya menyisakan setengah botol.

"Makasih Mal," Aditya menyimpan kembali air mineral ke meja dan berterimakasih kepada Azmal.

"Lain kali bro, kalau makan jangan buru-buru." Leo memberi nasihat kepada Aditya.

"Habisnya gue tadi lapar banget, dari rumah gak sempet saran." Aditya menjelaskan kepada teman-temanya.

"Sudah- sudah jangan debat mulu, gimana rencananya malam kita jadi gak?" Budi meleraikan perdebatan antara temanya.

"Owh iya, gue sampai lupa ngomong sama lo Mal. Jadi gininya Mal, kita semua di undang ke acara party ulang tahun Serlly. Serlly maksa banget kita semua harus menghadiri Party-nya, " Leo langsung bersuara ketika Budi mengingatkan pergi ke party untuk malam menjelang.

"Kalau menurut lo Mal, kita hadiri udangan party-nya jangan? " dengan hati-hati Aditya berbicara, takut menyinggung perasaan sahabatnya.

" Hemm..." Seketika Azmal berpikir dengan sorot mata yang tajam. Membuat teman-temanya was-was menunggu jawaban dari Azmal.

"Gak papa ko Mal, kalau lo nolak udangan Party ulang tahunnya, kita semua gak akan datang ke acaranya. Iya kan broo?" Leo langsung bicara dan menanyakan kepada teman- temannya. Dengan gugup Leo bicara, takut membangkitan lagi amarah Azmal kepada Serlly.

"Kalau kalian semua ingin menghadiri acara party ulang tahun Serlly silahkan gue gak larang itu hak kalian. Cuman gue minta ma'af, gue gak bisa ikut." Pungkas Azmal dengan ekpresi biasa saja tidak menandakat kemarahan.

"Lo Mal, beneran bolehin kita menghadiri ulang tahun Serlly?" Dengan wajah tak percaya Budi angkat bicara.

Lagi-lagi Azmal hanyalah mengangguk sambil tersenyum kepada teman-temanya.

"Memang lo mau kemana Mal? Kita semua beneran kok Mal, gak akan hadiri undangan party kalau lo keberatan,"  kata Leo.

"Gak papa kalian pergi saja ke acaranya, gue gak bisa hadir soalnya ada urusan dulu. Tenang saja gue sudah iklas kok lupain semua masalah dengan Serlly dan gue sekarang malah bersyukur ngakhiri semuanya tentang dia. Jadi gue bisa tahu Serlly buka cewek terbaik buat gue." Kata Azmal panjang lebar menjelaskan kepada teman-temanya.

"Iya siap, benar komandan." ucap Budi heboh sambil ternyum menampilkan deratan giginya. Azmal pun ikut tersenyum melihat temanya tersenyum oleh geguyon Budi yang bisa mencairkan suasana.

Setelah putus dengan Serlly Azmal banyak perubahan, walaupun hati Azmal merasa dihianati tetapi Azmal merasa dirinya beruntung bisa jauh dari cewek gak benar.

Dari sejak dulu, hanyalah teman-teman terdekatnya yang selalu ada buat Azmal disaat susah maupun senang. Tetapi sekarang Azmal lebih bahagia bisa kenal dengan Annisa, Bang Ghifar serta  hadir kembali, sosok orang tua yang peduli pada dirinya.

Annisa Nur Fadilah (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang