3. Dia si positif thinking

7 1 0
                                    

__________________________________
 
Cinta itu soal menerima dan memberi
Mengasihi dan menyayangi
Saling berbagi bukan untuk diri sendiri
___________________

   Hari ini Violet ada kelas pagi, Violet merutuki kecerobohannya karna lupa menyetel alarm,alhasil pagi ini ia harus kejar-kejaran dengan waktu. Untungnya dosen pengajar belum tiba, dengan nafas yang ngos-ngosan Violet mencari tempat duduknya.

"Ya ampun Vi, kenapa lo? " ucap cewek yang duduk disebelah nya, namanya Vinda.

"Biasa, gue lupa nyetel alarm untung gak telat banget." ucap Violet sambil meneguk air mineral yang ia bawa dari rumah tadi.

"Buset Vi, aus apa gimana lo? " ujar Vandi, lelaki yang baru datang dan ikut duduk disebelahnya, ia juga kembarannya Vinda.

"Diem deh, Pak Gugun mana nih kok belum datang? " melihat jam ditangan kirinya sudah telat lima belas menit tapi dosennya belum juga datang.

"Gak tau, bentar lagi kali." ucap Vandi.

Tak berselang lama dosen dengan kacamata hitam itu masuk.

"Selamat pagi semua, maaf saya terlambat. "

"Pagi pak!! "

"Baik, seperti yang saya janjikan pada pertemuan kemarin, hari ini kita adakan kuis tentang materi yang pernah saya sampaikan. " seketika seluruh penjuru kelas riuh, mahasiswa yang duduk dibagian depan terlihat sangat antusias mereka sekumpulan manusia-manusia berotak.

Sangat jauh dengan bagian belakang,dimana sangat banyak sumpah serapah yang sudah meluncur, tapi jangan ditanya kalau mahasiswa yang ada dibagian tengah seperti Violet mereka lebih terlihat biasa saja, dengan otak seadanya prinsipnya cuma satu'ikuti alur mainnya saja' sesimpel itu.

"Tolong disimak baik-baik pertanyaannya, saya hanya membacakan sebanyak dua kali. " terang Pak Gugun,sambil merapikan kertas-kertas berisi soal yang sudah ia siapkan.

Sedari tadi lelaki yang duduk disebelah Violet ini tidak bisa diam "Yaelah Vi, noleh bentar dong!! " pintanya lagi.

"Vi--"

Violet menghembuskan nafasnya kemudian sedikit mengalihkan pandangannya ke samping kanan "Apa sih Van? " tanyanya.

Lelaki itu cengar-cengir "Pinjem pulpen dong! " tangan kanan nya sudah bertengadah.

"Kebiasaan deh lo Van, malu-maluin aja pulpen dua rebu aja minjem terus. " sahut Vinda, kembarannya.

Vandi melotot melihat kembarannya yang terus ikut canpur. "Diem deh! "

"Abisnya lo--"

"Udah deh, kalian tu berantem mulu gue pusing, masalah gitu aja diributin. Coba sekali sekali kalian tu satu pemikiran jadi gak ribut mulu kerjaan nya, ini udah muka gak ada mirip miripnya, pikiran masak gak mau samaan. " ujar Violet kesal.

"Ogah gue dimirip-miripin sama dia. " ujar Vinda tak terima.

"Eh maimunah, gue itu kembaran lo, wajar kali kalau mirip. Tapi kalau bisa milih gue juga ogah. " sahut Vandi.

"Udah deh nih, awas gak dibalikin! " Pulpen warna hitam dengan tulisan 'hak milik Vio' itu sudah pindah tangan.

"Tenang, entar kalau habis gue ganti jadi dua" ujar Vandi dengan santainya, sebenarnya Vandi bisa saja membeli pulpen sendiri tapi katanya lebih enak pulpen pinjem Violet. Padahal semua pulpen itu yang beli juga Vandi, kemudian diberikannya ke Violet baru dia pakai. Aneh? Emang dasar dari sono nya. Kalau Violet sendiri sih tidak peduli, toh ia tak rugi malah untung gak perlu beli pulpen sama sekali.

DishonestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang