Terucap Dalam Do'a

21 2 0
                                    

"Ketika kau tak bisa sampaikan apa yang kau rasa, sampaikanlah dalam do'a dan Tuhan kan berikan Jalan-Nya."

Sesampainya di rumah, Aluna langsung membersihkan diri lalu menata buku yang ada di rak belajarnya. Ketika sudah selesai, Aluna langsung berbaring di tempat tidurnya dan memikirkan Kak Adi. Entah mengapa jalan pikirannya selalu kesana, padahal Aluna sama sekali tak mengenal Kak Adi, tau namanya saja dari Nana. Sembari berbaring, ia melihat postingan-postingan Dewan Ambalan karena ia ingin tahu seperti apa Dewan Ambalan di sekolahnya. Tiba-tiba ketika Aluna melihat-lihat ia berteriak dan ternyata disalahsatu postingan Dewan Ambalan saat mengikuti lomba ia seperti melihat sosok Kak Adi. Aluna pun bertanya-tanya dalam hati, "Bukankah ini kak Adi? Apakah benar ia mengikuti Dewan Ambalan? Apakah aku hanya bermimpi?" Kini Aluna semakin memikirkan seniornya itu sampai-sampai ia baru bisa tidur pukul 00.03 ketika malam hendak menuju pagi yang dingin.

***

Tak sengaja, ia pun terlelap dalam tidurnya. Pukul 04.30 Aluna mulai membuka matanya, ia segera mangambil wudhu dan melaksanakan sholat subuh. Dengan tak sengaja, nama Kak Adi hadir dalam ucapan do'anya, "hey, kenapa aku menyebut namanya? Kenal saja belum." Kata Aluna dalam hati. Setelah selesai berdo'a, ia membantu mamanya menyiapkan sarapan pagi kemudian mandi dan bersiap untuk ke sekolah. Seperti biasa, Aluna berangkat pagi-pagi untuk melakukan piket di hari Jum'at. Sesampainya di sekolah ia langsung mengambil sapu dan mulai membersihkan ruang kelasnya, seperti biasa sudah ada Arka atau biasa dipanggil "bom-bom" di kelas sudah berada di ruang kelas sebelum Aluna sampai. Saat Aluna sedang menyapu lantai, ia tak sengaja menemukan secuil kertas bertuliskan "Kak Adi" dengan emot hati. Aluna kesal, siapa yang menulis ini, apakah ada teman sekelasnya yang sama-sama menyukai kak Adi atau bagaimana, Aluna pun bingung.

***

Beberapa menit kemudian, Nana berjalan menuju kelas dan menghampiri Aluna yang sedang memegang secuil kertas tadi, "Hey Lun, kertas apa yang kau pegang?" tanya Nana. "Aku juga tidak tau siapa yang menulis ini." Jawab Aluna sembari memperlihatkan tulisan di kertas tadi. Nana hanya diam, bahkan dia terlihat kaget dan ia pun meninggalkan Aluna lalu menaruh tasnya di bangku tempat biasa ia duduk, yaitu di sebelah Aluna. Aluna merasa aneh, mengapa Nana tidak banyak bicara seperti biasanya, pikirnya mungkin ia sedang ada masalah dan ingin sendiri. Bel pulang sekolah pun berbunyi, ini hari jum'at tandanya pramuka pertamakali akan segera dimulai. Beruntungnya, Aluna dan Anan mendapat satu sangga (regu).

***

Saat upacara pembukaan pramuka dimulai, tak disangka Kak Adi menjadi pemimpin upacara saat itu, Aluna pun tak bisa berhenti menatap Kak Adi sampai-sampai ia tak melakukan instruksi. "Aluna, dasar ya, sampai tidak berkedip." bisik Nana sambil menepuk pundak Aluna. Sepanjang pramuka, tak satu materi pun yang masuk didalam otak Aluna. Hanya terdapat ketampanan Kak Adi di dalam otaknya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 24, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tentang AlunaWhere stories live. Discover now