"Rakit senyumanmu lewat apapun yang kau ingin, asalkan tak menyakiti hati yang lain!"
Pagi ini, Aluna nampak lemas karena kemarin pulang terlalu sore, Aluna tak biasa dengan itu. Dengan tubuh yang lemas dan mata yang sayup, Aluna mempersiapkan diri untuk memulai harinya. Bahkan ia selalu mengomel kehilangan dasi, sabuk, dan semacamnya. Karena biasanya Aluna sudah mempersiapkan sejak kemarin, namun kemarin hari terasa melelahkan ia hanya mandi, ibadah, makan, lalu tertidur dengan pulasnya. Tak lama kemudian, ia usai mempersiapkan diri dan ikut bergabung sarapan dengan Ayah, Ibu, dan kakak laki-lakinya, sebut saja Ali. Ali sudah berkuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas ternama di kotanya. Ali memang lelaki terlihat cuek, namun ia berparas tampan dan perhatian, teman-teman Aluna yang suka bermain kerumahnya pun mengidam-ngidamkan sosok Ali. Padahal menurut Aluna Ali yang biasa ia panggil dengan "Kak Al" biasa saja, tidak setampan yang Teman-temannya lihat.
***
Setelah sarapan selesai, Ia melangkahkan kakinya menuju sekolah yang sangat dekat jaraknya dengan rumah Aluna. Sesampainya di sekolah, mata Aluna terbuka lebar ketika melihat Siswa dengan mengenakan hoodie dan helm fullface yang melintas di depannya. Entah mengapa, Aluna yang sangat sulit tertarik dengan seorang lelaki, ia bisa membuka mata selebar itu ketika melihat kehadiran siswa ber-hoodie tadi. Lalu ia berjalan dengan mood yang lebih baik dan tak terlihat lemas setelah melihat lelaki itu. Setelah sampai di kelas, Nana terheran-heran mengapa Aluna terlihat sangat bahagia "Hey Lun, ada apa denganmu?" tanya Nana keheranan, "Memangnya kenapa?" jawab Aluna masih dengan wajah gembira. "mengapa kau terlihat sangat bahagia? Seperti baru saja ditembak doi hahaha." Sahut Nana. Saat jam istirahat berbunyi, Aluna dan Nana mengeluarkan bekal dari tas mereka masing-masing dan mereka saling bercerita, Aluna pun menceritakan apa yang ia lihat tadi pagi "Na, kau tahu tidak, tadi pagi aku melihat seorang lelaki dan sepertinya aku tertarik, padahal mukanya saja tidak terlihat, ia menggunakan helm fullface dan hoodie warna abu-abu." "Pantas saja dari tadi terlihat bahagia, sedang kasmaran rupanya." ejek Nana dengan tertawa.
***
Sepulang sekolah, tiba-tiba ada 2 siswa masuk ke dalam tiap ruang kelas, ternyata dua siswa tersebut ditugaskan oleh senior OSIS untuk menuliskan di papan tulis nama-nama yang diterima menjadi pengurus OSIS. Ternyata nama Aluna tertulis di papan itu. Aluna lagi-lagi terlihat lemas, kaget, namun ia sedikit senang karena permintaan mamanya terkabulkan. Aluna pun memutuskan untuk keluar salah satu ekstra yaitu komunitas bahasa inggris, karena ia tak akan sanggup jika mengampu 4 ekstra/organisasi. Aluna hanya bisa pasrah dan menerima, nana melihat Aluna dengan menahan tawa, karena ia tau Aluna tidak suka dengan kesibukan. Aluna dan Nana akhirnya keluar kelas bersama-sama, Aluna berjalan begitu lambat. Namun, betapa beruntungnya Aluna melihat lelaki ber-hoodie abu-abu itu lagi, "Naa, itu lelaki yang kulihat tadi, entah mengapa aku sangat tertarik padanya, tampan bukan?" Nana yang melihatnya begitu terkejut, karena ia adalah seniornya saat SMP bernama Adi. Nanapun berbisik ditelinga Aluna, "Aku mengenalnya, ia kak Adi, mantan senior di SMPku, memang cukup keren, namun ia terkenal sangat dingin. Meski begitu, ia banyak digemari wanita." Aluna menjadi insecure, namun ia tetap tertarik pada kak Adi yang ternyata adalah seniornya di sekolahnya.

YOU ARE READING
Tentang Aluna
Teen FictionIa adalah seseorang yang dikenal dengan berbagai kesibukannya dalam berorganisasi, panggil saja Aluna. Siswi yang tak pernah kenal dengan kata lelah, selalu berlarian kesana kemari untuk menyelesaikan urusannya. Namun dibalik itu hatinya tak tertata...