1. Sosok Nyata

705 204 263
                                    


"Sebatas imajinasi yang hanya selalu menjadi fiksi. Hanya sebatas kiasan yang menjadi rekayasa. Dan kau adalah sebatas harapan yang tak sengaja aku temukan."


Well, Happy Reading✨

Nayara masih berdiri di dekat kelasnya sambil berpikir, siapa Aarav? Apakah Nayara pernah mengenalnya? Apakah ada hubungan darah antara dia dan Aarav? Apakah ia pernah hadir dalam kehidupannya? Ah, sudahlah Nayara tak peduli.

Ia membuang pertanyaan-pertanyaan yang melintasi pikirannya seraya mengedikkan kedua bahu tak acuh. Kemudian, ia melangkahkan kaki ke dalam kelas yang sudah ditujukan Adrian.

Tepat pada saat Nayara menginjakkan kakinya ke dalam kelas, tiba-tiba suara cempreng seseorang membuat gadis itu tersentak kaget. "NAYARAAA!!!" teriak Vania kali ini benar-benar membuat seisi kelas menutup telinganya.

"Ini bener Nayara, 'kan? Ihh, NAYARA KOK TAMBAH TINGGI SIH?! JADI VANIA PALING PENDEK DONG?! HUAAA NAYARA PAKEK SKINCARE APA?? IHHH VANIA GEMES TAU GAK! NAYARA TUH TAMBAH MULUSS, TAMBAH KINCLONG, TAMBAH PUTIIHH UDAH KAYAK EMAS ALBINO, HUAAA!!" heboh Vania yang membuat Nayara terkekeh.

"Mana ada emas albino Vania sayang," sahut Dira dengan suara dipelankan.

"Hehee, kan Vania ngeyel."

Nayara menggelengkan kepalanya, terkekeh dengan ucapan nyaring yang sahabatnya katakan. "Udah, udah! Kasian temen-temen yang nutupin telingnya tuh," ujar Nayara seraya menunjuk seisi kelas yang memperhatikan mereka.

Vania mengedarkan pandangannya, menatap teman kelas yang saat ini bukan memperhatikan kehebohannya, melainkan menatap kagum Nayara.

"Gila, cantiknya overdosis, parahh!!"

"Uwuww, pake skincare apa, sih? Kok putih banget kayak susu."

"Asli! Pengen gue pepet!"

Seperti itu lah kalimat-kalimat yang terlontar dari teman sekelasnya. Bagaimana tidak? Nayara Grizelle Freya, gadis berkulit putih bersih dengan tatapan anggun dan mendamaikan, alis yang terukir seperti memakai pensil alis, bulu mata panjang lentik membuat kedipannya begitu anggun bak puteri raja. Bibir pink natural yang selalu mengukirkan senyum manis mampu membuat siapa saja yang melihatnya tak berkedip.

"Temen-temen sampe segitunya tuh yang natap Nayara. Nayara pake jampi-jampi apa, sih? Hehee," ujar Vania melenceng dari akal sehat.

"Nayara udah auranya cantik, ya wajar lah, temen-temen pada uwuw gitu. Vania juga imut kok, gak usah pake jampi-jampi segala wkwkwk, ntar yang ada malah lo dijadiin tumbal pesugihan hiii ngeri, 'kan?! " ucap Dira membuat Vania melototkan mata. "Udah yuk, duduk aja! Ntar keburu Pak Glen dateng," ajak Dira menarik pelan tangan kedua sahabatnya.

***

3 jam pelajaran telah usai, kini waktu untuk istirahat telah tiba, ketiga orang sahabat itu kini melangkahkan kakinya menuju kantin sekolah yang mulai memadat.

Koridor sekolah nampak ramai dengan berlalu-lalangnya siswa. Entah kenapa saat ini pikiran Nayara tertuju pada satu nama yang membuat rasa ingin tahunya memanas. Aarav? Siapa dia? Pertanyaan itu selalu muncul di benak Nayara.

Tak ingin penasaran dengan nama itu, akhirnya Nayara membuka suara untuk bertanya, "Eh, guys. Kalian kenal yang namanya Aarav gak?"

Mendengar nama yang sudah tak asing bagi Dira, ia langsung menoleh pada Nayara yang berjalan di sampingnya. "Hahhh?! Maksud lo, Geraldy Aaravaditya Reynand itu?!" tanya Dira kini membuka suaranya cukup keras.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Painful Hurt (PUBLISH ULANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang