Bagian 5

71 10 2
                                    

"Kita sedang apa disini ufaera?" Tanya khulwa bingung saat melihat ufaera menumpuk batu batu besar

"Kau sedang apa disini? Kan aku menyuruh mu menungguku di rumah kecil itu? Aduhh khulwa, kembali kesana!" Perintah ufaera cepat

"Tapi kau sedang apa? Untuk apa batu batu itu? Dan lagi pula kenapa kita berada disini? Ini berbahaya, ufaera" sekarang malah khulwa yg khawatir, pasalnya mreka sedang berada di pinggir sebuah jalanan yg sering dilewati zionis dan ufaera sedang menumpuk batu batu besar hingga sepantaran dadanya, khulwa punya firasat buruk tentang ini.

Ufaera hanya diam lalu kembali melakukan pekerjaannya, mengabaikan pertanyaan pertanyaan yg dilontarkan khulwa.

"Ufaera!"

Ufaera berjlan mengambil sebuah kayu yg lumayan besar dengan ujung yg runcing, hasil pekerjaannya semalam.

"Ufaera jawab aku!"

Tetap mengabaikan suara khulwa, ufaera terus bersibuk dengan pekerjaannya.

"Ufaeraa, hey! Jawab aku ufaera! Jangan buat aku berfikir yg tidak tidak" khulwa benar benar kesal dengan sifat dingin teman barunya itu.

"Hmm kurasa aku harus membuat tiga batu tumpuk juga dikanan dan kiri" ucap ufaera sambil menatap susunan batunya,diatas batu batu itu terdapat kayu runcing yg ditancap di lubang batu paling atas.

Dengan kasar khulwa membalikan badan ufaera menghadapnya, ia cengkram bahu gadis bermata coklat itu.

"Ufaera dengar! Apapun yg akan kau lakukan ku peringatkan! Jangan melakulan hal bodoh, kau tau kan kita sedang berada di daerah berbahaya?!" Ucap khulwa lembut

Ufaera menghembuskan nafas pelan lalu menatap lembut mata khulwa,kedua  tangannya kini berada di kedua pipi temannya itu "apa yg ku lakukan ini salah?" Tanya ufaera lembut tetapi dengan tatapan serius.

Khulwa terdiam, mulutnya hendak terbuka namun tertutup lagi.

"Apa melawan mereka orang orang zolim yg sudah menginjak injak kehormatan umat muslim itu salah?"

Khulwa masih terdiam, pandangannya kini merunduk dan tatapannya menjadi sayu.

"Apa mereka orang orang laknat yg tlah menghina agama kita , menghancurkan rumah rumah kita dan merebut kota suci seluruh umat islam tidak pantas diberi pelajaran?" Tegas ufaera

Khulwa menitikan air mata, terisak pelan karna teringat kejamnya perlakuan para zionis.

"Ufaera aku takut kau terbunuh ,aku tidak mau kehilangan lagi" jelas khulwa dengan terisak isak, pandangannya masih tertunduk.

"Khulwa...aku mengerti dengan kekhawatirkan mu itu, aku paham betul apa yg kau rasakan saat ini,tapi tolong khulwa, jika kau tidak percaya padaku...percayalah pada allah,percaya bahwa ia slalu menjaga ku dan tidak akan membiarkan zionis laknat itu membuatku pergi meninggalkan mu sendirian"

Khulwa mengangkat kepalanya,menatap mata coklat ufaera yg begitu penuh keyakinan. Entah mengapa, setiap orng yg mendengar tekad baja gadis pemberani bermata coklat itu tak kan ada satu orng pun yg ragu untuk percaya padanya. begitu juga khulwa, entah bagaimana kekhawatirannya hilang seketika.

"Khulwa, apa kau bisa menungguku dirumah kecil tadi? Aku berjanji aku akan menyusul saat slesai" ufaera berkata lembut sambil menghapus air mata khulwa.

Khulwa mengangguk lalu menghapus sisa sisa air matanya dan berjalan pergi.

Ufaera menatap punggung khulwa yg mulai menghilang "doa kan aku khulwa"
Lirihnya

   *                             *                               *

"Selesai!" Girang ufaera puas

Selama 2 jam ia berada di zona berbahaya itu demi menyelesaikan senjata tempurnya yg hanya terdiri dari batu batu, kayu, kain, tali dan karet yg disambung. Beruntung sekali ia...tidak ada zionis yg lewat selama ia menyelesaikannya.

"Sekarang tinggal menunggu mobil mobil jelek mereka lewat"
Ufaera bersembunyi dibalik salah satu tumpukan batu besar nya dengan semangat yg membara bara

setelah 1 jam lebih menunggu...akhirnya dari kejauhan ufaera melihat 3 mobil zionis yg akan melintas.

Cepat cepat ufaera melumuri bensin diatas batu batu yg sudah dilapisi kain.
3 mobil itu mulai mendekat.
Sasaran ufaera yg pertama adlah mobil yg paling depan.
Batu besar yg sdah dilumuri bensin dibakarnya dengan korek api kayu "bismillah" ucapnya lalu melepas penahan bawah batunya dan batu itu pun meluncur tepat kearah mobil sasarannya.

Begitu pula batu api keduanya, tepat sasaran mengenai mobil zionis yg berada ditengah.

"Syukron lillah, ternyata aku berbakat🤗" girangnya dengan senyum lebar, tinggal satu lemparan batu lagi.

Saat ia selesai membakar batu terakhirnya dan hendak melepas lontarannya tiba tiba mobil pertama yg terkena lemparannya itu meledak sehingga lemparan batu ketiganya meleset.
Mobil yg didepan dan yg ditengah pun hancur meledak dan kaca mobil yg terlempar kesana kemari menggores pipi dan bahu kanan ufaera sehingga ia terjatuh dengan luka lebar yg mngeluarkan darah.

Ufaera meringis kecil smbil memegangi luka dibahunya, darahnya berjatuhan ke pasir pasir putih dibawahnya.

"Heyy kau!!!" 4 orng zionis turun dari mobil yg berada dipaling belakang ,mobil yg berhasil terhindar dri lemparan batu ufaera (lebih tepat nya batu itu meleset)

Ufaera terdiam sesaat, 4 orng zionis itu berlari kearahnya.

"Lari! Lari! Lariiii ufaeraaaa!" ucapnya untk menyadarkan dirinya.

Ia pun bangkit berdiri dan berusaha berlari sekuat tenaga sambil terus menahan darah yg keluar dri luka dibahu kanannya, dan beruntungnya ia memiliki kaki berbakat yg luar biasa dalam berlari.

"Berhenti kauuu setann kecill" teriak salah seorang zionis, ke 4 zionis itu pun mulai menembakan pelurunya mengincar tubuh kecil yg semakin menjauh.

"Ya allah aku percaya padamu, aku percaya akan takdir mu, aku memohon padamu...biarkan aku memenuhi janjiku pada khulwa dan afida" batinnya sambil terus berlari dengan sangat cepat.

"Akhhh" entah bagaimana tiba tiba satu peluru berhasil mengenai betisnya.

Dengan nafas tersegal segal Ufaera tetap berlari walau langkahnya mulai melambat dan pandangannya memburam.

ia hafal daerah ini, Didepan sana ada belokan dan dibelokan itu ada runtuhan, ia akan bersembunyi disana, kakinya sudah tidak kuat lagi berlari.

"Berarti aku harus lebih cepat agar mereka tidak bisa melihatku saat bersembunyi"
Dengan menahan sakit yg luar biasa... dipaksanya kakinya untuk berlari lebih cepat lagi. "Allahhhh" ringisnya dengan air mata yg mengalir tanpa sadar.

Ketika berbelok, cepat cepat ufaera masuk ke bawah reruntuhan rumah kayu yg memiliki celah yg lumayan besar, tempat yg cukup baik untuk bersembunyi.

Karna zionis tertinggal agak jauh dibelakang, mau tidak mau ufaera menunggu agak lama disitu.
Matanya makin memburam
"Apa aku akan mati disini?" Lirihnya "tidak tidak, aku bisa bertahan. Ini hanya luka kecil" ia menatap bahu kanannya yg banyak mengeluarkan darah "robek sedikit" luka itu sama sekali tidak terlihat kecil, belum lagi peluru yg menembus betisnya.

Kaki kaki zionis terlihat samar berlari melewati jalan didepan wajah ufaera yg sedang sembunyi dengan posisi tengkurap. Derap langkah para orng orng  laknat itu terdengar menjauh.

Ketika dirasa sudah aman, ufaera pun keluar sambil menyeret kakinya yg tertembak.

"Allahu akbar, allahu akbar" ucapnya pelan penuh syukur walau nafasnya  sudah tidak lagi beraturan.

Pandangannya kini menggelap, sekitarnya terlihat berputar, ia mengerutkan keningnya.

"Apa?" lirih ufaera lemah "apa?" Dadanya sesak, tidak bisa bernafas, bahu kanannya mati rasa dan kakinya sudah tidak sanggup berdiri ,ia pun terjatuh lemas ke tanah, pipinya yg terluka menghantam pasir "a..apa...aku ti..tidak....."
Dengan samar ufaera melihat Beberapa kaki mendekat ke arahnya "di...iziinkan be..bertahan?" Dan semuanya berubah gelap.

________________________________________
duhhh afwan susah dipahamin yah?🙏
Kurang fokus waktu nulis bagian ini
😅

Sebongkah Batu Di PalestinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang