BAGIAN 4

139 16 2
                                    

Ufaera dan afida berdiri di depan sebuah camp pengungsian , afida menggenggam erat tangan ufaera

"Ra, kamu harus berjanji pada ku bahwa kau akan kesini setelah kau selesai mengerjakan sesuatu itu?" kata afida dengan mata berkaca kaca.

Ufaera menatap mata gadis itu , ia merasa bodoh sekarang , mengapa ia harus membohongi gadis lugu yg ada dihadapan nya sekarang ini?

"Baiklah , aku berjanji " ucap ufaera tulus

Afida tersenyum "ok aku percaya padamu , kau harus amanah "

"Hm" balas afida sambil tersenyum kecil dan mengangguk "sudahlah kau masuk sana , hari sudah mulai gelap "

Afida mengangguk lalu pelan pelan berjalan masuk ke dalam camp , sedang ufaera masih menatap afida yg sdah mulai menghilang

"Maaf afida, aku akan jaga kata kata ku ,tapi aku tidak yakin bahwa aku masih selamat untuk menemui mu nanti setelah aku mengerjakan sesuatu itu" lirih ufaera.

Ia pun berlalu pergi dengan pelan ,krna kalau sampai orang di camp tau tentang keberadaan orang palestina lain pasti mereka akan menyuruh nya tinggal di camp.

Baru beberapa langkah ufaera meninggalkan camp , tiba tiba suara pemuda meneriaki nya.

"Hei !!! Siapa disana! "

Ufaera menoleh ke belakang , di depan pintu camp terdapat seorang remaja yg sedang menatap nya sambil mengernyit.
Ufaera membulatkan mata nya "aku harus lari" gumam ufaera

"Hei tunggu!!! Tidak ada yg diperbolehkan keluar malam!! Heiii!!!" teriak remaja itu lagi.

Ufaera berlari dengan kencang , tanpa arah, dan tanpa tujuan , ia hanya berusaha menghindar.

Setelah agak jauh,Ia menoleh ke belakang , apa lelaki tadi mengejar ku? Batinnya

Ia berhenti berlari , nafas nya tak beraturan, ia duduk diatas pasir.

"Apa apaan lelaki tadi? Huuftt aku jadi kelelahan 😧" ucap nya sambil mengatur nafas.

Ufaera berbaring menatap langit, bintang bintang penuh disana "kenapa langit malam selalu begitu indah?"

Ia memejamkan mata nya , menghirup udara , tiba tiba ia terbatuk , ia berusaha duduk,tetapi batuk nya tidak juga reda.

Kepulan asap terlihat dari arah barat "ada apa disana? Uhuk uhuk" tanya nya pda diri sendiri.

Ia pun berdiri dan bergerak kearah kepulan asap itu.

Dan betapa kaget nya ufaera saat melihat pemandangan itu,Sebuah rumah kecil tengah dilahap api, dan tidak jauh dari rumah itu seorang anak perempuan berumur sekitar 8 tahunan di seret oleh para lelaki berbaju tentara yg ditangan nya terdapat sebuah senapan.

Anak perempuan itu menangis sambil berusaha melepaskan diri dari cengkraman 2 orang tentara, mata anak itu terus menatap sedih rumah yg terbakar itu.

Fikiran ufaera melayang ke 4 tahun yg Lalu saat rumah nya terkena Boom israel.

Tak terasa air mata nya menetes , namus segera ia hapus,

"HEI KALIAN !!!" teriak ufaera

Para tentara israel itu pun menoleh ,begitu pula anak perempuan itu, ia terdiam menatap ufaera yg tengah berdiri tegap dengan tatapan menantang.

Ufaera memungut 3 batu kecil yg berada di samping nya.

"What do you want, little girl? 😏" kata salah seorang tentara yg menggenggam erat bahu anak perempuan itu.

"Hm 😏,aku ingin kau pergi ke neraka!"dengan cepat ufaera melempar batu nya ke arah tangan 2 tentara yg menyeret gadis malang itu.

Kedua tentara itu sontak melepaskan genggaman nya pada anak itu.

" cepat lari!!" teriak ufaera pada gadis berambut coklat yg sempat terdiam.

Gadis itu pun cepat cepat berlari kearah ufaera "ayo" ajak ufaera sambil menarik tangan gadis itu dan membawanya berlari pergi.

#heyyy kalian!!" teriak zionis

"Ayo cepat Lari" kata ufaera yg masih terus berlari sambil menggenggam tangan gadis yg diseret zionis tadi.

Zionis itu mengejar mereka, namun langkah mereka kalah cepat dengan langkah ufaera yg mmng seorng gadis yg memiliki bakat di kaki kecil nya.

"Sudah,biarkan sja anak anak sialan itu,tdk ada untungnya kita mengejar mereka"
Ucap salah seorng zionis yg sdh mulai kelelahan berlari, teman temannya pun menuruti perintahnya

"Crazy kidz"

"Ayo,lebih baik kita pergi"

2 zionis itu pun pergi ke arah yg berlawan arah dengan ufaera.

      *                           *                             *

gadis kecil yg baru saja ufaera tau nama nya itu kini menangis sedih saat baru selesai menceritakan hal yg menimpa nya kpda ufaera.

Gadis yg bernama khulwa itu berkata bahwa rumah nya di bakar oleh 2 zionis tadi saat ia dan keluarga nya sedang menyiapkan makanan untuk makan malam, tanpa sebab yg pasti..ia tdk tau mengapa zionis itu tega membakar rumah nya.

"Sudahlah,kau percaya allah kan? Jika kau berfikir tdk ada yg mendampingi langkah mu, jangan cemas! Allah selalu ada di hati mu ,selama kau percaya padanya" ufaera berusaha menghibur khulwa yg sedang amat bersedih ,ia mengerti prasaan khulwa saat ini,ia pernah merasakan nya, rasa putus asa,rasa sendiri,rasa kehilangan, semua nya ia paham.

"Aku tdk sdih krna aku merasa sendiri, aku sedih karna aku merasa lemah, hanya bisa menangis dan menatap bayangan kesedihan yg akan ku alami selanjutnya"

"Khulwa dengarkan aku!" Ufaera berkata lembut namun tegas "aku bukan nabi yg bisa menjamin apa aku akan bahagia suatu hari nanti,aku juga kadang berfikir tentang itu,tapi jika kita hanya merenung terus menerus... lalu apa yg dapat kita ubah kedepannya?" Ufaera menatap lekat khulwa yg sudah mulai mereda tangisnya "lakukan sekarang , jangan dulu fikirkan hasil nya ,                              انّ الله معنا انشاء الله "

Khulwa mengangguk sambil menghapus air mata nya.

"Yasudah,ayo kita cari tempat istirahat,kurasa ini sudah waktu nya maghrib" kata ufaera sambil bangkit dari duduk nya yg disusul dengn khulwa.

Ufaera berjalan lebih dulu dan khulwa mengekori.
Tiba fiba ufaera berhenti berjalan, ia terdiam lalu berbalik menghadap khulwa

"Jangan pernah ragu atau takut untuk membela agama mu!! "Ufaera mengatakan itu dengan sisi kanan bibirnya terangkat.

Dan saat itu lah khulwa merasa be-ribu ribu malaikat berada di belakangnya sambil memegang senjata yg berpelurukan keadilan.

                                  *

Jan lupa kasih bintangnya 😇
Suka lama nulis nya,lebih suka nulis di buku soal nya hehe

Sebongkah Batu Di PalestinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang