PROLOG

23 3 2
                                    

***
Seongyun

Aku heran dengan pemandangan di sekelilingku, karena tempat ini sangat asing. Tempat yang sama sekali belum pernah aku datangi sebelumnya, ada banyak sekali jenis bunga disini dan ada salah satu bunga yang menjadi daya tarikku yaitu bunga mawar berwarna merah muda. Rasanya ingin sekali aku memetiknya, tapi secantik apapun bunga tersebut justru akan lebih cantik jika ia berada di tempatnya.

Tiba-tiba aku merasakan sentuhan tangan yang meraih jemariku, sontak aku langsung membalikkan badan untuk melihat siapa orang tersebut, dia mengembangkan senyum simpulnya dan mengeratkan genggamannya.

“kau pasti sudah menunggu lama”

Belum sempat membalas ucapannya, dia langsung menarikku untuk mengikuti kemana langkahnya pergi, sementara aku masih dengan perasaan bingungku lalu memberanikan diri untuk bertanya.

“ sebenarnya kau akan membawaku kemana ?”

ini kejutan, aku tidak bisa memberi tahumu sekarang”

Masih dengan langkah gontai aku mengikutinya, sesekali aku memperhatikan sekelilingku, dan saat itu pula retina mataku terfokus melihat seseorang, ‘tunggu aku melihatnya.. itu dia, benar! aku sedang tidak salah lihat'.

Dia yang selalu aku rindukan, senyumnya, tawanya, matanya, wajahnya, suaranya, dan semua perlakuan manisnya terhadapku.

Dia sedang bersandar di bawah pohon sambil terduduk memperhatikan danau kecil itu, tatapannya kosong tidak seperti biasanya.

Aku menghentikan langkahku yang dengan otomatis menghentikan juga langkah kaki pria yang  sedari tadi menggenggam tanganku ini.

Pria di sampingku ini menatapku heran “ ada apa ?”

aku tidak menjawab pertanyaannya dan masih sibuk memperhatikan sosok pria yang teramat kurindukan itu, kulihat dia mengeluarkan sesusatu di kantong celananya.

Aku tidak tahu pasti benda apa itu, kepalanya menunduk menatap telapak tangannya yang terbuka itu hingga selang beberapa detik bahunya bergetar,

Telapak tangannya seketika mengepal dan tangan yang satunya lagi menjambak rambutnya sendiri.

Sungguh aku bingung melihat keadaannya seperti itu, aku berniat melangkahkan kaki untuk menghampirinya namun langkahku terhenti ketika genggaman yang ada ditanganku semakin menguat.

Aku menoleh kearah pria yang sedari tadi bersamaku, dan berusaha melepaskan genggaman tangannya itu

“Biarkan aku menemuinya”

Dia menatapku sendu, lalu berkata
Aku tidak bisa ”

Batinku berkata ‘sungguh aku tidak sanggup, aku ingin menghampirinya, aku tidak sanggup melihatnya seperti itu, aku ingin berlari kearahnya untuk menemuinya, membawanya dalam pelukanku, dan menghentikan tangisannya itu’ akantetapi pria di sampingku ini malah menahanku,

“ kumohon.. sebentar saja.. aku janji tidak akan lama”

kini genggamannya perlahan melonggar.

I Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang