WYS - [3] Aleta si Koplak Manja

3.6K 489 107
                                    

Hari terakhir long weekend, aku mendengar kabar bahwa Aleta putus dengan kekasihnya yang seorang pesinetron itu. Tampan, meski sebenarnya aku tak kalah tampan. Jika aku mau bergabung dengan dunia entertainment, aku yakin puluhan judul sinetron azab sudah kubintangi. Sayangnya aku tidak mau, kehidupan entertainment terlalu ribet. Menjadi anak seorang Asmahadi Winatama saja sudah banyak diberitakan. Lihat, portal gosip dan Facebook Fanspage acara gosip sekarang ini. Sudah ada membuat judul, "Ganteng! Anak Asmahadi Winatama Seorang Taruna." Itu saja sudah cukup mengganggu, meski kubiarkan saja.

Papa dan Mama memintaku untuk menemui Aleta di kantor Mama pagi ini, sebelum nanti siang aku harus kembali ke Magelang. Kegiatan akademis dan non-akademis sudah menungguku. Jadwalku juga semakin padat dan padat lagi. Aku menemuinya dengan seragam cokelat lengkap, khas taruna Akmil. Agar nanti tak perlu bolak-balik, bisa langsung berangkat ke Magelang. Ingat, kedisiplinan itu nomor satu.

"Sakaaaaaaaaa!" jerit Aleta dari ruangan Mama. Heran, perempuan yang selalu nampak anggun di catwalk itu sebenarnya hanya perempuan koplak yang sangat manja.

Aku menggeleng heran. Sementara karyawan Mama terus menatapku dengan sorot mata berbinar. Sesekali datang menyapaku dengan senyum tersipu malu.

"Mas Saka!" panggil Mbak Kikan, sekretaris kepercayaan Mama. Sudah bekerja dengan Mama sejak lulus kuliah sampai dia punya anak berumur 9 tahun. "Ketampananmu, Mas. Merusak laju pertumbuhan ekonomi."

"Lebay deh!" balasku menenteng tas hitam.

"Serius, lihat tuh!" Menunjuk ke beberapa meja kerja di depan kantor Mama yang hanya berdinding kaca.

Aku menoleh ke belakang. Benar, semua orang berhenti melakukan pekerjaannya.

"Lihat, kan? Berhenti laju pertumbuhan ekonomi negara ini kalau mereka mager, cuma mau ngelihatin Mas Saka," seru Mbak Kikan.

Melambaikan tangan. "Aku mirip sama Lee Jong Suk, ya?"

Awal tahun 2013, drama Korea yang berjudul School 2013 tayang. Resti yang menceritakannya padaku semalam. Entah isinya apa, dia hanya terlalu lama tak bercerita denganku, makanya, sekali ia cerita hal tidak penting semacam drama Korea itu ia ceritakan. Resti bilang ingin ke Korea lebih dulu pertengahan tahun ini, menemui Lee Jong Suk yang baru ia sadari di Korea ada laki-laki setampan itu. Kurasa dia bosan melihat ketampananku.

"Lee Jong Suk?" Semua nampak bingung, meski beberapa ada yang mengangguk.

"Makasih lho, ya? Sudah ganteng dari masih berbentuk sperma," balasku langsung masuk ke dalam ruangan Mama.

Semua karyawan nampak masih tertawa dan menggeleng heran. Lalu aktivitas mereka terhenti ketika Leta memelukku cukup lama, mataku menyisir, mencari tombol tirai untuk menutup ruangan kaca minimalis ini. Sayang, aku tidak menemukannya.

Leta menangis dan mengatakan bahwa aku harus bertanggung jawab.

"Lo hamil?" tanyaku melepas pelukannya.

"Hamil pala lo!"

"Ya, lo minta pertanggungjawaban gue."

Leta menyodorkan wajahnya. "Hapusin air mata gue dong. Ah, si fakboy yang nggak romantis!"

Menghela napas lalu menghapus air matanya. "Kenapa sih lo? Hamil sama siapa?"

Plak...

Leta menamparku keras. Padahal niatku hanya bercanda tapi dia membuatku malu di depan para karyawan Mama. Bahkan ada Mbak Kikan di balik pintu kaca. Sepertinya ia ingin masuk mengambil berkas tapi urung diakukannya.

Waktu Yang SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang