Setelah kejadian Blood Stone yang mengerikan itu, kehidupan Cadis Etrama DiRaizen kembali normal. Ia pergi setiap pagi untuk latihan bersama Noble lainnya, sebelum itu ia sarapan pagi bersama kedua pelayannya, yang ia anggap sebagai keluarga sendiri.
"Kau harus bisa fokus hari ini, aku tahu kau sudah banyak berlatih. Hanya saja jangan terlalu sombong sampai merendahkan yang lainnya, sebelum kau bisa membunuh dia," ledek Miho seraya menunjuk Frankenstein yang sedang sibuk menulis buku.
"Maksudmu membunuh Frankenstein?" tanya Raizen.
"Aku hanya bercanda, sayang. Hati-hati saat latihan," ujar wanita rubah itu mengantar Raizen ke depan pintu.
"Aku akan kembali untuk makan siang!" tanpa bicara lagi, Raizen langsung pergi meninggalkan mansion.
"Haa.. Dia cepat sekali dewasa,"
"Ya, tak terasa beberapa ratus tahun sudah berlalu," komentar Frankenstein yang berdiri di belakang Miho.
"Kau benar. Aku bahkan terkadang tidak ingat, sudah berapa lama aku hidup," Miho berbalik dan melepaskan apron yang ia pakai sejak tadi.
Wanita itu pergi ke dapur dan meletakkan apronnya lalu membuat teh. Ia membawa teh itu ke ruang tengah dan menikmatinya bersama Frankenstein.
"Terkadang aku berpikir, aku beruntung bisa hidup selama ini. Lalu menjadi penjaga untuk penerus Tuan Raizel. Jadi aku bisa membalas kebaikannya padaku," ucap Miho sambil meminum tehnya, melihat ke pemandangan yang ada di luar jendela.
"Kau benar. Walau hidup panjang ini tak begitu berarti, tapi kurasa menjadi pelayan untuk penerus Tuan Raizel, menjadi sebuah anugerah untukku," balas Frankenstein.
"Apakah bertemu denganku, tidaklah berarti untukmu?"
Frankenstein langsung menoleh pada Miho yang duduk di hadapannya, "Jangan menatapku seperti itu. Aku hanya bercanda saja," wanita itu langsung meminum tehnya lagi.
★Next★
Sementara itu, Raizen berlatih dengan teman temannya. Mereka secara bersamaan menyerang Raizen, untuk membuat pria itu sigap dalam sebuah penyerangan.
Tentu saja, setelah melawan Lord Snake hari itu, kemampuan Raizen sudah lebih baik dari yang lain. Ia pun dengan mudah bisa menghadapi teman temannya.
"Aku tak menyangka semakin hari, kemampuanmu terus meningkat," ujar Louis Mergas.
"Aku hanya mencoba lebih baik dari sebelumnya. Itu hal yang normal, bukan?"
"Aku tidak tahu, masih ada kata normal dalam kamusmu Raizen," timpal Raiya Kertia.
"Kalian jangan seperti itu. Bagaimana pun juga, Raizen adalah Noblesse selanjutnya. Penjaga bagi sang Lord. Ia pasti akan semakin kuat dibanding kita," komentar Regas K Landrage.
"Kita harus menghormatinya," tambah Seirin S Loyard.
"Raizen juga akan memegang tanggung jawab yang besar. Ingat itu,"
"Aku tahu. Tenang saja teman-teman," jawab Raizen.
"Kalian terlalu serius! Bersantailah sedikit," seru salah satu keturunan Blaster, Liliana Blaster.
"Liliana benar, bagaimana kalau kita istirahat sekarang?"
Mereka berenam akhirnya duduk di bawah sebuah pohon. Sebenarnya mereka tidak terlalu merasa lelah, tapi suasana yang tegang juga tidak terlalu mengenakan.
"Nah, Raizen! Aku penasaran dengan hubungan Miho dan Frankenstein. Apakah mereka akan menikah?" tanya Liliana.
"Menikah? Uh.. Kurasa tidak mungkin," jawab Raizen.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Guardian
Fanfic[Ditulis pada 2017-2020. Tulisan lama yang belum sempat di Revisi. Jadi mohon maaf bila banyak kesalahan dalam penulisan. Terima kasih] Ketika Noblesse baru telah lahir. Dan Miho serta Frankenstein ditugaskan menjaganya hingga ia menjadi Noblesse ya...