Leona Kingscholar

45 5 0
                                    

Song fict
LOVE STORY – Taylor Swift
Leona Kingscholar


Klatak klatak
Suara kereta kuda berjalan melewati jalan batu terdengar begitu jelas. Di dalam kereta, terdapat seorang gadis cantik bernama Yuki. Ia yang tengah membaca buku pun sedikit terkejut ketika keretanya sedikit melompat karena gundukan. Jemarinya menyelipkan beberapa anak rambut yang turun ke belakang telinganya lalu berusaha fokus kembali membaca buku.

“Kita sebentar lagi sampai di istana. Kau bersiaplah untuk menyambut pangeran dan raja, Yuki,” ucap pria paruh baya yang duduk di seberangnya. Dengan wajah dinginnya, gadis itu pun menyahut.

“Baik, Ayah.”

Ia melirik lewat jendela. Di pandangnya kastil megah yang berwarna dominan hitam itu dengan seksama. Jadi, ini istana Kerajaan Diasomnia. Ia hanya mendengar rumor saja kalau Kastil Diasomnia itu menyeramkan, tapi ternyata tidak seburuk itu.

Banyak tanaman bunga, terutama bunga mawar merah dan putih. Meskipun hampir seluruh tembok kastilnya berwarna hitam, atap kastilnya berwarna ungu yang sangat cantik. Kastil Kerajaan Diasomnia memiliki keindahan tersendiri baginya.

Setelah sampai di pintu masuk, pengawal kerajaan langsung menyambutnya dan ayahnya, yang menjabat sebagai seorang Duke di Kerajaan Diasomnia. Pengawal itu mengantar Yuki dan ayahnya menuju ke ruang singgasana, dimana mereka harus menyapa Raja Draconia terlebih dahulu sebelum diantar ke ruangan mereka.

“Hidup cahaya penerang Kerajaan Diasomnia, Raja Draconia. Terima kasih sudah mengundang kami untuk datang ke acara ulang tahun pangeran mahkota,” ucap ayah Yuki sambil membungkuk memberi hormat. Yuki mengikuti ayahnya dari belakang.
“Selamat datang di istana, Duke. Tentu saja aku mengundangmu. Kau telah memberi banyak kontribusi untuk negosiasi perdamaian. Kau sudah termasuk orang penting di kerajaan ini,” ucap Raja Draconia sambil tersenyum.

“Perjalananmu pasti melelahkan. Pengawalku akan menunjukkan kamar kalian berdua,” ujarnya lagi. Dua orang pengawal di sana pun langsung mengajak Yuki beserta ayahnya menuju ke ruangan yang berbeda.

Setelah Yuki sampai di kamarnya, para pelayan membantunya untuk mandi dan berdandan. Malam ini akan diadakan perjamuan makan malam sebelum merayakan ulang tahun pangeran mahkota esoknya. Karena masih ada waktu tersisa, Yuki pun memutuskan untuk berjalan-jalan di taman terlebih dahulu. Ia pun bergegas pergi keluar kamarnya menuju ke taman bunga yang tadi ia lihat saat perjalanan.
Bunyi burung-burung yang masih berterbangan di sekitar taman serta air mancur membuat Yuki merasa sedikit tenang. Angin sepoi-sepoi melambaikan dedaunan serta gaun yang ia pakai. Untung saja para pelayan menyanggul rambutnya tadi. Kalau tidak, rambutnya pasti sudah berantakan kemana-mana.

Yuki menyusuri taman sampai ia menemukan sebuah pohon berdahan hitam yang sedang berbunga. Tidak ada daun sekecil apapun, hanya ada bunga berwarna pink mirip seperti bunga sakura yang mekar di dahannya. Yuki memutuskan untuk duduk di bawahnya sambil membaca buku. Ia pun berjalan mendekati pohon yang indah itu. Namun, ketika ia hampir sampai, Yuki melihat seseorang yang sudah terlebih dulu ada di sana.

Seorang pemuda tertidur lelap di bawah pohon itu beralaskan jubah putih yang ia pakai. Rambut panjang kecoklatannya melambai ditiup angin, begitu pula dengan telinganya yang sesekali berkedik ketika anginnya berhembus terlalu kencang. Kemeja yang ia kenakan tidak terkancing sepenuhnya, sehingga ada sedikit bagian dadanya yang terekspos jelas. Pemuda itu juga menggunakan celana ketat berwarna hitam serta sepatu boots selutut. Alisnya menukik tajam, hidung mancung, serta kulit eksotis membuat pemuda itu semakin terlihat gagah dan maskulin.
Yuki pun memutuskan untuk berjalan perlahan agar tidak membangunkan pemuda itu, lalu ia duduk di sisi lain pohon, berharap pemuda itu tidak terganggu nantinya. Setelah memastikan semuanya baik-baik saja, Yuki mulai membaca buku.

Song FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang