6

79.3K 6.5K 280
                                    

"Dira!"

Ghea memanggil Dira yang sedang berjalan menyusuri koridor, "Woy! Sendirian aja." ucap Ghea sembari mencolek dagu Dira. "Ish apaan sih."

"Sensi banget dih,"

Dira mengedikkan bahunya acuh

"Anindhira!" Sapa seseorang dibelakang

Dira dan Ghea langsung menoleh,

DIA LAGI

"Ada apa, Pak?" Teriak Dira karena jaraknya dengan Rafly cukup jauh. "Sini kamu!"

Dira memutar bolanya malas, "Ayo, dir! Takut kena semprot lagi." Bujuk Ghea

ASTAGA NASTAR

"Ada apa?" Ucapnya setelah tadi berjalan ke arah Dosennya ini dengan hati dongkol.

"Kamu nggak sopan ya bicara sama Dosen sambil teriak-teriak kayak tadi."

DIH ? TERUS LO NGGAK SUKA?

"Hm maaf, Pak." Ucap nya sambil menunduk.

"Kamu ke ruangan saya."

"Sekarang, Pak?"

"Taun depan juga boleh."

"Yaudah taun depan aja ya, Pak." Ucap dira sembari nyengir tetapi malah mendapat tatapan tajam dari dosennya itu.

"SEKARANG ANDIRA!"

Dira melongo,"Pak, nama saya Anindhira bukan Andira."

HAH MALU LO DOSEN RESE EMANG.

"S3"

PAAN TUH?

"Suka-suka Saya."

LAH DOSEN GUE LAGI NGELAWAK?

"CEPETAN DIRA!"

"Ke mana, Pak?" Tanya Dira

Rafly menyipitkan matanya, lalu berjalan meninggalkan Dira. Sedangkan Dira langsung ngibrit ketika melihat ke belakang ternyata Ghea sudah tidak ada. Mungkin ke kantin, pikirnya.

Tok tok!

Dira membuka pintu nya tetapi tidak langsung masuk, ia malah menyembulkan wajah nya di pintu-sedikit mengintip. "Saya bole-" ucapannya terpotong, "Masuk!"

Akhirnya Dira masuk dan duduk di kursi yang berhadapan dengan Rafly, setelah tadi Rafly mempersilahkan Dira duduk. "Jadi ada apa, Pak?"

Sekarang, Rafly tengah menatap Dira dengan intens. "Kamu sudah makan?"

"Buat apa Bapak nanya itu? Pasti Bapak mau ngajak saya makan kan?"

Memang begitu kan biasanya?

"Tidak usah percaya diri kamu, saya cuma menanyakan."

DASAR DOSEN NGGAK PUNYA PERASAAN

SABAR, DIR.

"Saya belum makan." Jawab Dira jujur

"Saya permisi ya, Pak." Dira berdiri lalu berjalan ke pintu

Tetapi langkah Dira terhenti karena Rafly mencegahnya ,"Mau kemana?"

Dira berbalik, "Pulang. Sudah tidak ada lagi yang dibicarakan kan pak?"

"So tau kamu. Duduk lagi!"

INI DOSEN TITISAN APA SIH?

JURIG JARIAN?

Akhirnya dengan perasaan dongkol, Dira melangkah ke arah kursi untuk duduk lagi. Entah obrolan seperti apa yang ingin dibicarakan, namun Dira sudah menyerah sebelum perang.

"Nih." Rafly memberikan setumpuk kertas kehadapan Dira.

Dira mengernyit, "Maksud bapak?"

Rafly menghela napasnya, "Kamu tolong koreksi lembar jawaban adik tingkat kamu."

GUE BUKAN BABU!

"Oh yang kemarin ya?"

"Hm."

"Cepat Dira."

Dira mendongak, menatap Rafly dengan tatapan kesal. Dira lalu segera menuntaskan pekerjaan yang bukan pekerjaannya ini, agar cepat selesai dan tidak perlu berhadapan dengan dosennya ini.

Setelah 1 jam lamanya berada di ruangan mencekam itu, Dira telah menyelesaikan pekerjaannya. Lagi, bukan pekerjaan Dira

"Pak, udah selesai. Saya mau pulang." Ucap Dira seraya merapihkan tumpukan kertas di depannya. Rafly melirik kearah Dira yang tengah sibuk membereskan kertas di depannya.

Dira mendorong tumpukan kertasnya kehadapan Dosennya itu. Lalu Dira berdiri, "Tunggu!" ucap Rafly mencegah Dira yang hendak pergi

"Kenapa, Pak?"

"Saya antar kamu pulang." ucap Rafly sambil menggulung bagian lengan atas baju sampai siku.

"Nggak usah."

"Ini sebagai imbalan karena kamu sudah bantu saya." ujar Rafly mendekat kearah Dira

"Nggak us—" ucapannya terpotong karena dengan tiba-tiba Rafly membalikkan badan Dira menghadap pintu lalu mendorongnya dengan pelan setelah membuka pintu. Dira memberontak atas apa yang dilakukan dosennya itu. Bagaimana jika ada yang melihat? Bisa berabe.

"Kamu lambat banget sih jalannya." Rafly lalu menggenggam tangan Dira,dan menariknya lalu Dira terpekik kaget.

Setelah sampai parkiran, Dira mengoceh terus menerus, "Pak, saya nggak suka ya atas perlakuan Bapak tadi. Bikin saya nggak nyaman dilihatin banyak orang. Nanti saya di gosipin yang enggak-enggak. Emang Bapak mau tanggung jawab?"

Rafly langsung menoleh, "Mau."

Dira melotot.

GUE LAGI NGGAK BECANDA YA BAPAK!

"Sudah omong kosongnya?"

OMONG KOSONG KATANYA? DIA KALI YANG OMONG KOSONG

"DIRA! AYO CEPETAN MASUK!"

Dira langsung bergegas masuk ke mobil. Ditengah-tengah perjalanan, Dira menghela napas lalu membuka pembicaraan, "Pak, buat kedepannya saya nggak mau Bapak nganterin saya terus seperti ini. Ini bisa jadi bahan gunjingan buat orang-orang."

Rafly mengedikkan bahunya acuh, sepertinya ia tidak tertarik dengan topik yang Dira bahas.

"Pak?"

Tak ada sahutan

Sekali lagi

"Pak?"

SABAR

"Pak?"

"Saya lagi nyetir, kamu nggak liat?"

LAH EMANG SIAPA BILANG SITU LAGI NGEBAJAK SAWAH?

Dira menghela napasnya, ingin rasanya melanjutkan protes nya tetapi ia sadar, ia tak akan di gubris oleh dosennya ini.

"Sudah sampai, kamu boleh keluar."

"Makasih, Pak."

***

Dosen, Selalu Benar [TAMAT] BELUM REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang