This Is Us

23 0 0
                                    

Mendung menyambut pagi dan angin bertiup sepoi membawa kesan sejuk di senin pagi. Sudah jam 10 ketika Tiara dengan terburu buru bergegas menyusuri area parkiran basement. Sesekali melirik arloji hitam ditangannya yang kecoklatan akibat aktivitas outdoor yang hampir setiap hari ia jalani, menunggu lift yang beberapa menit kemudian berdentang tanda ia bisa segera masuk dan menuju lantai 18 dimana perusahaan tempatnya berkerja berada.

Ruangan Marketing masih amat lengang ketika ia membuka pintu, padahal aktvitas diluar ruangannya sudah nampak sibuk. pasti efek acara perpisahan semalam, pikirnya. Dia bergegas menyalakan komputer dan beberapa panel lampu manual diruangan. Hawa dingin ac perlahan menyapa kulit bertepatan suara gaduh dari pintu masuk, Mbak Dewi biasa ia menyapa baru datang disusul laki-laki jangkung dengan rambut tak tertata rapi yang sesekali menguap.

"Ngantuk amat Mas" candanya ketika laki-laki itu mendaratkan diri tepat disebelahnya.

"Gue baru bisa tidur jam 5, Ra. Keliling nganterin si bocah yang pada doyan minum padahal gakuat mabok" laki-laki dengan tanda pengenal bertuliskan Denanda yang menggantung dilehernya menyahut sambil sesekali menguap.

"Jadi juga Lo anterin pulang si Bagus sama Wisnu semalem, Den?" Mbak Dewi yang baru keluar dari toilet diujung ruangan menyahut.

Suara cangkir dan sendok beradu diikuti aroma khas kopi robusta kemudian. Mbak Dewi datang dengan tiga gelas kopi favorit mereka.

"Kalo gak gue anterin pulang bisa mati mereka dijalan, Mbak" Mas Den, biasa Tiara menyapa menyeruput kopi setelah menghidu aromanya yang lumayan kuat.

"Lagian si Wisnu sudah tau rumah jauh, pake teler segala. Mentang - mentang dirarktir Pak Doyo, bales dendam banget dia nguras dompet si bos sampe detik terakhir kerja disini" Mbak Dewi baru menyalakan komputernya yang berada tepat berhadapan dengan meja kerja Tiara.

Tiara hanya tersenyum mengingat betapa mabuknya rekan-rekan timnya semalam. Ya, pada pesta perpisahan yang diadakan Pak Handoyo, atau lebih tepatnya dengan paksaan dari geng usil Wisnu, Bagus dan Dita yang berdalih ingin mengenang momen berkerja dengan si bos yang Tiara sudah tau pasti niat terselubung dibaliknya, adalah menarik isi dompet si bos sampai tidak bersisa sebagai pembalasan selama 5 Tahun terakhir Pak Doyo menjadi Manager Marketing dimana tidak ada hari tanpa ocehan bahkan makiannya.

Tak lama berselang, Dita muncul dengan wajah lumayan bengkak dan terburu buru menyalakan komputernya. Hari ini ada rapat bulanan antar divisi yang memang rutin dilakukan. Dan Ia belum menyiapkan laporan budget mereka. Sedangkan Bagus baru muncul ketika jam sudah menunjukkan pukul 13 kurang lima, tepat lima menit sebelum rapat bulanan dimulai dengan kondisi tak kalah kacau dari Denanda dan Dita. Tak ada Wisnu hari ini, ia berdalih pusing dan mual-mual sehingga izin sakit. Jelas saja, dari semua rekan setimnya yang ikut acara semalam Wisnu lah yang paling parah telernya.

"Mas Den, Ara cuma bawa laporan bulanan kegiatan kita loh, data proyek yang masih jalan semuanya ada di laptop Pak Doyo dan belum dipindahin. Mas Wisnu juga gak masuk, dia yang pegang copyannya kan" Ungkapnya ketika tim mereka bersiap untuk menghadiri rapat.

"Gapapa Ra, gue punya kok" Denanda menunjukkan flashdisk karakter pooh yang dihadiahkan Ara pada ulang tahunnya beberapa bulan lalu.

Tiara mengangguk dan bergegas menyusul Mbak Dewi, Dita dan Bagus yang sudah lebih dulu menuju ruang rapat.

"Ra kelar meeting ke warung Mbak Mus yuk, gue liat lu juga gak makan siang tadi"

"Boleh Mas, kebetulan aku juga pengen makan nasi pecel"

"Okedeh, gue traktir mumpung besok gajian" candanya diikuti suara tawa renyah milik Tiara.

Beginilah kehidupan Tiara, 25 Tahun. Bekerja sebagai bagian dari Tim Marketing di D&D Event Organizer didaerah Jakarta Selatan. Dimana D&D adalah tempatnya magang saat kuliah semester akhir lima tahun lalu. Pak Handoyo yang saat itu baru menjabat sebagai Manager Marketing merasa puas dengan hasil kerja Tiara yang walaupun belum lulus kuliah dan baru pertama kali melakukan Internship namun sudah cepat beradaptasi dengan pkerjaan dan lingkungannya. Alasan lainnya sebagai penyegaran mata katanya, pasalnya saat itu ruangan marketing hanya dihuni satu wanita yaitu Mbak Dewi sedangkan yang lainnya adalah laki-laki yaitu dirinya, Denanda dan Wisnu. Ya, sudah 4 Tahun lebih ia berkerja disini dan ini merupakan tempat kerja pertamanya sejak resmi menyandang gelar sarjana ekonomi. Sementara Dita dan Bagus bergabung setahun setelahnya. Menyesuaikan dengan semakin berkembangnya perusahaan.

A Day After TomorrowWhere stories live. Discover now