[B]

438 54 3
                                    


___

"Onee-san, nanti siang temani aku berlatih, ya?"

Hanabi berteriak semangat saat memasuki kamar sang kakak. Manik mutiara di balik poni panjangnya bergerak lincah saat menyadari jika orang yang dia cari ternyata tidak ada di sana. Sambil memegang dagu dia bergumam pelan,

"Di mana dia? Mungkin di dapur, biar aku cari."

Dengan langkah riang, gadis muda itu berjalan menuju ruanga makan. Setibanya di sana, dia mendesah kecewa karena di tempat itu juga Hinata tidak ada, bahkan dapurnya masih bersih dan rapi. Baru saja dia akan melenggang pergi, sebuah suara tertangkap indera pendengarannya.

"Hinata saja," itu suara kakanya. Sepertinya dia sedang bicara pada seseorang.

Ruang makan yang hanya berjarak satu pintu dari dapur menjadi tujuan Hanabi sekarang.

Tentu saja Hanabi mengurungkan niatnya yang semula akan pergi, menjadi tertarik untuk mengetahui apa yang tengah dilakukan partnernya dalam berlatih itu. Kakinya melangkah dengan hati-hati, tidak ingin menimbulkan suara sedikitpun. Matanya mulai menangkap sosok gadis manis yang merupakan kakak perempuannya dari balik pintu.

Di sana Hinata dengan kening berkerut mengaduk makanan di depannya dengan kesal. Hanabi belum bisa memastikan siapa orang yang berada bersama gadis itu di sana, karena terhalang oleh pilar yang berada di tengah ruangan.

"Tapi, aku suka memanggilmu begitu, Hime."

Gadis berambut cokelat itu tersentak saat mendengar suara lawan bicara Hinata di sana. Dia merasa sedikit tidak asing pada suara itu, dia pernah mendengarnya tapi, di mana?

"Uchiha?" gumamnya tidak percaya, Hanabi sangat yakin dengan wajah pemilik suara itu.

Sasuke Uchiha memang sudah lama dekat dengan Hinata akhir-akhir ini. Bahkan mereka berdua beberapa kali keluar berdua. Tapi, Hanabi sungguh tidak tahu sejauh mana hubungan mereka sekarang. Dia pikir kakak perempuannya itu tidak tertarik pada hubungan seperti itu.

"Baiklah terserah anda saja, Uchiha-san." dan kalimat itu memperjelas semuanya.

Hinata mendelik kesal pada lawan bicaranya. Sedangkan pemuda itu malah terkekeh melihat tingkah gadis di depannya, menurutnya terlihat sangat imut jika dia sedang kesal.

"Hei, kau sudah berjanji tidak akan memanggilku seperti itu lagi 'kan?" bungsu Fugaku itu tersenyum miring pada gadis di sebelahnya, membuat yang mendapat senyuman berdebar tidak karuan.

Hinata memakan kare yang ada di atas piringnya dengan tergesa karena salah tingkah, membuat makanan itu belepotan di kedua sudut bibirnya, lagipula siapa yang tidak akan salah tingkah jika terus ditatap dengan intens seperti itu? Ditambah lagi dia adalah pria dengan sejuta pesona, Uchiha Sasuke.

Manik amethyst itu melirik orang di sampingnya takut-takut dan ternyata mata sehitam jelaga itu masih saja betah memandanginya. Dengan gugup Hinata berdeham sebelum mengeluarkan suara,

"A-apa?" tanya gadis itu terpatah.

Uchiha Sasuke hanya tersenyum tipis, lalu dengan enteng menjawab, "Kemari, sedikit mendekat."

Hinata dengan polosnya beringsut mendekat tanpa tahu tujuan lawan bicaranya, lalu tanpa aba-aba Sasuke menarik tangan gadis itu lebih dekat, menempelkan bibirnya untuk membersihkan kedua sudut bibir Hinata. Seharusnya adegan itu terjadi secara singkat, tapi apa boleh buat jika salah satu dari mereka tidak rela melepaskan bibir pasangannya.

Tangan besar milik Sasuke menarik tubuh Hinata lebih dekat dan tangannya yang lain menekan tengkuk gadis itu untuk memperdalam ciumannya. Tidak peduli dengan kondisi si gadis yang sudah menarik-narik kemeja putihnya-tanda agar behenti, pemuda itu terus saja mengecap sedikit rasa pedas dari kare yang tertinggal di mulut Hinata.

Hanabi penasaran dengan apa yang terjadi di balik pilar, terus bergeser agar mendapat posisi yang tepat. Namun, saat dia bisa melihat apa yang terjadi, perempuan itu membelalak dengan kedua pipi yang memerah sempurna. Karena keterkejutannya, dia tidak sengaja menyenggol tempat sampah di sampingnya dan menimbulkan bunyi yang cukup bising.

'GUBRAK!!'

Perempuan itu langsung gelagapan sambil mengumpati tempat sampah yang terguling karena ulahnya. Dengan cepat dia menjauh dari posisinya, dia harus cepat-cepat membersihkan ini, atau Neji pasti akan membunuhnya. Dengan tergesa dia membersihkan kekacauan kecil itu sambil berharap dua sejoli itu tidak cepat keluar dari tempat mereka.

Sedangkan pasangan yang berada di ruang makan, langsung berhenti dari aktivitasnya dan menatap satu sama lain. Hinata yang pertama menjauh, merapikan rambutnya yang sedikit berantakan dan menepuk kedua pipinya yang terasa panas.

"Ada seseorang di luar." ujar gadis itu,

"Tenang Hinata. Tidak apa-apa." Sasuke kembali mendekat dan mengusap pipi gadis itu.

Dengan sigap Hinata memegang tangan kekasihnya, "Aku akan memeriksanya."

Gadis itu kembali menjauh, berjalan mendekati pintu dan meninggalkan pemuda tinggi itu di belakang yang langsung menghela napas panjang. Hinata membuka pintu dan keluar dari sana diikuti Sasuke di belakanganya. Hal yang pertama gadis itu lihat adalah Hanabi yang tengah membersihkan sampah yang berserakan.

"H-hanabi-chan!"

****

[fin.]


A/n:

random banget, mon maap ya ga jelas. Jyaa~

Short Story [Hinata]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang