Prolog

129 35 47
                                    

Run for your life

Perih, pasti perih sekali. Tangan itu menggenggam erat pecahan kaca, sisa cermin yang ia lempari alat rias.

Siapa sangka Dara bisa senekat itu untuk merusak pantulan dirinya sendiri di dunia cermin sana. Tak ada angin tak ada hujan,

Cermin semakin retak seiring Dara memgepalkan tangannya lebih kuat.

PRRRAAKKKKSSS....

Hancur sudah cermin tersebut dan berserakan dilantai. Dara memejamkan matanya. Berharap apa yang baru saja terjadi, tidak pernah terjadi.

Hati Dara yang bersih bagai mutiara perlahan lahan diselimuti bayangan yang menggelapkan hatinya. Dara merasa frustasi pada hidupnya.

Dara menggenggam rambut panjanganya berharap mengurangi sakit kepala yang semakin menjadi jadi. Ia berteriak sekeras mungkin dan terjatuh dari kursi riasnya.

Dara terduduk di sudut ruangan dengan menahan sakit kepala yang seperti akan meledak. Ia kembali berteriak. Semua pecahan pecahan cermin melayang, pecahan tersebut mengarahkkan sisi tajamnya ke arah Dara yang hampir gila.

1 detik berlalu cermin cermin tersebut akan menghujani dirinya pada Dara yang tidak bisa bergerak walau se centi.

Cermin tersebut hilang dan diganti dengan seseorang yang berdiri tepat didepannya. Dara tidak melihat wajahnya karna terlalu strees. Orang itu mendekat dan mengulurkan tangan nya pada Dara yang masih terduduk.

"Kamu pasti tersiksa dengan itu kan?" Dara melihat senyuman Ramah dari orang tersebut walau matanya belum bisa bekerja maksimal.

Dara menyambut tangan orang tersebut dengan sedikit gemetar. Dara perlahan berdiri walau kakinya masih goyah. Orang itu memopong badan Dara untuk memudahkannya berdiri.

Sekarang Dara bisa melihat perawakan orang tersebut dengan jelas.umurnya sekitar 25 tahunan. Ia mempunyai kulit yang putih pucat, rambut hitam dengan bagian poni nya dicat warna putih, ia juga tinggi. Pupil matanya berwarna ungu pucat yang indah. Dilehernya ada semacam kalung longgar melayang yang mengeluarkan cahaya hitam.

Beberapa saat Dara mengenggam tangan orang tersebut, mendadak semua anggota tubuh nya tidak lagi gemetar dan lemas. Kepalanya sudah kosong, hilang sudah semua memori tentang keluarganya, kerabatnya, bahkan sahabatnya. Tatapan Dara kosong. Sudah tidak ada Dara yang dulu selalu membantu teman temannya, merawat neneknya dengan sepenuh hati, dan Dara yang selalu tidak pernah menolak pertolongaan orang lain. Sekecil apapun itu.

"Apakah kamu masih ingin hidup?"

Dara dengan Refleks menggeleng tanpa melihat wajah orang itu sedikitpun. Tidak ada yang diharapkannya lagi di hidupnya.

"Apa kamu ingin pergi ke Magic Ground bersama ku?"

Dara tidak tau apa yang dikatakan orang ini padanya. Tapi badannya bagai mati rasa. Hanya bisa mengangguk dan menggeleng. Ia pastinya ingin bertanya apa itu 'Magic Ground'.

Sebuah video pendek tiba tiba singgah di kepala Dara. Bagai melihat rekaman masa lalu. Disitu terdapat sebuah kastil yg dikelilingi hutan berkabut hitam, beberapa pohon hampir menyamai tinggi bukit. Kastil terlihat usang dan tua. Telah banyak ditumbuhi tanaman liar.

Rekaman pendek itu tiba tiba masuk kedalam kastil dengan menembus dinding. Melewati belasan ruangan dan tiba di ruangan yang hampir sebesar lapangan bola. Video tersebut memperlihatkan sebuah cristal berwarna hitam pekat yang mengambang ambang di tengah ruangan.

Video pendek kembali keluar dari kastil dengan cepat. Memperlihatkan 5 kastil dengan bentuk dan warnanya berbeda pada sebuah peta. Dan letaknya bahkan berpindah pindah.

Rekaman tersebut bergerak pelan menuju sudut peta, belum sampai setengah jalan video terpotong dan habis. Dara memperoleh kembali 100% pikirannya setelah di bajak oleh orang di sebelahnya ini.

"Apa kamu akan menemani ku ke Magic Ground?" Orang itu kembali menanyakan pertanyaan yang sama.

Dara mengangguk, entah apa yang membuat nya begitu. Orang itu tersenyum pada Dara.

"Aku akan memperilakukan mu seperti peliharaan ku yang lainnya" Orang itu kembali melanjutkan kalimatnya.

Disaat Dara masih bingung, bersamaan dengan itu kepalanya tiba tiba kembali sakit, bahkan lebih sakit. Pegangan nya mulai menghilang, kaki nya tidak sanggup lagi untuk memopong tubuh nya.

Bruk

Dara pingsan.

"Tidur lah yang tenang mainan kesayangan ku" Dara samar samar mendengar kalimat itu.

***

Muehehehehehehehe:)
Tiba tiba publish cerita baru awokwok.
Sebenarnya sih udah lama ini Weraen Sade, cuma kan perlu ralat ini itu:)
Palingan 20 chap udah tamat:v Tapi ya lanjut ke book 2 nanti:3
Jujur sih saya pingin nyoba semua genre:) yang pasti bukan disini. jadi mon maap lahir batin aja kalo gaje.

Dan nanti bakalan lanjut kalo yang baca dah sampai 30:) segitu aja udah banyak menurut saya:)
Kalo ada yang baca juga:v awokwokwkkw

Selasa, 26 Mei 2020

Weraen SadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang