Bagian 2; Tes

66 30 13
                                    

Bagian 2; Tes
"Hei Kuro, sapalah teman lama kita ini" Gami memanggil Kuro yang berada dibelakangnya dengan riang.

"Aku nggak akan pernah menyapanya, jangan kan menyapa, melihatnya saja aku nggak sudi" Kuro membalas perkataan Gami dengan dingin.

"Oke terserah, aku nggak peduli sama masa lalu mu itu." Gami berjalan menuju pintu dengan sesekali bersenandung. Dara mengikuti Gami memasuki ruangan dibalik pintu tadi.

Sebuah ruangan dengan keramik dan dinding serba putih terpampang didepan. Ruangan tersebut hanya ada beberapa meja kecil yang dapat dihitung dengan jari.

"Nah Dara, kamu masuk kesana, trus berdiri di tengahnya. Dan jangan melakukan apapun, buat dirimu setenang mungkin. " Gami mengantarkan Dara ke salah satu pintu.

Dara dengan patuh menuruti Gami dan berdiri di tengah ruangan yang di maksud. Tempat itu kosong, persis di depan Dara adalah kaca pembatas antara ia dengan Gami, Kuro, juga Seorang teman Gami yang mempunyai 2 tanduk merah dan hitam dikepalanya.

"Oke Dar, kamu udah bisa keluar. " Gami memanggil Dara di balik kaca. Dara berjalan keluar menghampiri Gami dan yang lain.

Gami dan Kuro berjalan mendahului Dara didepan. Pintu tampak di ujung ruangan. Kuro membuka pintu itu terlebih dahulu, disusul Gami.

Ruangan itu sesak oleh orang lain yang berlalu lalang. Dara sedikit sulit mengikuti sikembar, terlebih Kuro yang sudah jauh didepan. Jika dilihat lihat lagi, Ruangan ini penuh dengan pakaian dan perlengkapan perang seperti pedang, tameng, pistol pistolan, dan lain lain

"Jangan terlalu jauh dibelakang, nanti ngilang malah aku yang disalahin" seseorang merangkul bahu Dara dari belakang. Dara refleks menoleh pada seseorang disebelah nya.

"Oh, ok " Dara melangkahkan kaki nya lebih cepat bersama dengan Kuro. Nyaris Semua orang yang berpapasan dengan Dara melirik nya. Dara mengalihkan pandangannya pada Kuro. Kuro terlihat santai ketika semua orang menyorotnya dalam diam.

20 detik mereka berjalan di tengah keramaian dan tatapan orang lain, akhirnya tiba di tempat yang Kuro maksud setelah cek fisik. Tempat itu sepi, hanya ada beberapa orang termasuk mereka disitu.

"Kenapa disini sepi? " Dara sibuk melirik kira kanan karna banyak alat yang menarik perhatiannya sedari tadi.

"Ini tempat bagi orang baru sepertimu untuk memilih perlengkapan mereka." Gami tampak mencari sesuatu, ia celingak celinguk. Gami kembali terlihat riang setelah bertemu dengan seseorang.

"Dar, ini Arcturus. Arcturus yang bertanggung jawab atas semua peralatan perang yang para Weraen gunakan. Kamu sangat beruntung aku mengenalnya." Dara hanya tersenyum saat diperkenalkan dengan Arcturus. Awalnya Dara kaget melihat Arcturus karena ia memiliki telinga seperti kucing serta ekor dibelakangnya. Untung Dara bisa mengontrol ekspresi.

"Reaksi mu itu bagus, sama seperti ku dulu." Bisik Kuro.

"Oke, agar lebih cepat aku akan langsung memandu kalian ke dalam." Arcturus mempersilahkan Gami, kuro dan Dara masuk ke sebuah ruangan.

Arcturus tampak sibuk mengambil beberapa alat sambil menuju kembali ke pintu keluar. Dara berjalan melihat sekelilingnya, banyak pedang dan pistol.

"Daraaa... "

"Ya??"  Dara memoleh ke belakang ketika suara seseorang memanggilnya. Tapi kosong.

"Daraa.. aku memanggil mu loh... "

"Siapa??" Dara mundur beberapa langkah ketika mendengar kembali suara wanita tanpa wujud tersebut.

"AKU MEMANGGIL DIRIMU DARA!!! "

Weraen SadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang