D U A

256 16 0
                                    


Liana melenguh kesekian kalinya. Ia merenggangkan otot ototnya lalu membuka mata sayupnya. Tunggu!

Dimana ini? Apakah ini dikamarnya? Kenapa ruangan ini menjadi nuansa abu abu, seperti kamar seorang pria?

Tunggu dan siapa tangan kekar yang melilit diperut ratanya? Apa jangan jangan? Liana memgingat ingat kembali dia dibawa seorang pria yang tidak dikenal lalu dibawa kesini?

Apakah mahkotanya jatuh pada laki laki ini? Liana menggelengkan kepalanya pusing, ia bernafas dalam. Lalu melirik bawah, siapa tau dia sedang tidak memakai pakaian

Oh ternyata, hanya rompi yang terlepas, ia bernafas lega. Lalu ia menyipitkan matanya melihat seorang laki laki tengah tertidur diceruk leher jenjangnya

Laki laki itu hanya telanjang dada. Tidao mungkin ia berneka neka dengan Liana semalam

"Eungh" Alkan melemguh pelan. Matanya menyesuaikan cahaya yang masuk

Lantas ia tersenyum kala melihat Liana menatapnya bodoh. Ia mengibaskan tangannya dihadapan muka Liana. Liana sekejab kaget melihat pangeran tamoan tak berkudaa

"Eh?" Serunya keget
"Siapa kau?" Tanya liana tak takut sekalipun

"Apakah kau sudah tidak kepanasan? Ehm, kepalamh masih pusing?" Tanyanya kepada Liana yang terbengong

"Oh ya sedikit, sebenarnya apa yang terjadi semalam?" Tanya Liana kemudian mengambil air putih dibelakangnya

"Semalam kau mabuk berat, kau dikelilingi laki laki belang dan ingin memuaskan hasratnya. Jika tidak ada aku, mungkin kau sudah dimakan" Jawabnya tanpa ada kesalahan sedikitpun

Liana tersenyum menanggapinya. Ia berpikir 'laki laki ini sangat mulia' padahal, jika ia mengetahui faktanya. Mungkin besok dia terkena stroke
"Kenapa kau menyelamatkanku? Dan tidak memuaskan hasratmu? Beban kehidupanku bertambah!" Ujarnya melirih

Alkan memandang tak tega kearah gadis itu, ia memegang pundak liana

"Aku akan membantumu meringankan bebanmu. Dan jika kau tanya kenapa aku menolongmu?" Jeda sejenak, Alkan menarik nafas panjang
"Because You is Mine" Ujarnya kembali melembut

Liana tercengang seketika, ia tidak hanya tercengang dengan kenyataan bahwa dia milik Alkan, tetapi, bagaimana keadaan orang tuanya?

"Aku harus pulang" Ujarnya lalu berlari. Namun

Greepp

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi, sebelum aku yang menyuruhmu. Dan jika kamu melanggarnya, kamu akan mendapatkan balasan jauh dari pemikiran manusia normal" Ucap Alkan lirih namun tertera dengan penuh ketegasan

"Ak-aku takut, dicariin orang tuaku. Bo-bolehkah aku pergi?" Tanya Liana ragu, jujur ia sangat takut. Suasana yang semula cerah kini menjadi mencekam

"Jangan main main denganku bodoh, aku tidak macam macam dengan kata. Nyawa." Ucapnya lalu melepas pelukan, Alkan menarik lengan Liana kuat. Lalu badan Liana, ia tatapkan ketembok
"Sebenarnya, orang tuamu sudah kubunuh." Ujarnya lalu menarik nafas gusar

Liana yang mendengar itu langsung memberontak, jujur ia sangat takut jika dibunuh orang didepannya ini. Seakan mengerti isi pemikiran Liana, Alkan menyeringai ganas

"Aku tak akan membunuhmu, tapi aku menyakitimu dalam bentuk cintaku padamu,darling" Ujarnya berbisik membuat bulu kuduj Liana meremang

Plak

Liana menampar alkan begitu kuat, dengan sekuat tenaga Liana memberontak lalu lari dengan keadaan menangis

"Mengapa kau membunuh orang tuaku?! Mengapa? Apa salah mereka padamu?! Bunuh saja aku sekarang!" Ujarnya dengan isak tangisan

Alkan yang melihat itu tak tega, ia berlari kecil lalu memeluk erat Liana yang terus saja terisak

"Aku tidak akan Membunuhmu, aku membunuh mereka karena mereka jahat kepadamu. Dan jangan lupakan aku telah membunuh Gevan dan selingkuhannya" Ujarnya disela sela pelukan

"Siapa kau sebenarnya?" Tanya Liana

🔪🔪🔪

Hayoo liana tanya nih, dia sebenarnya sudah berfikir kalau Alkan memiliki alter ego. Namun, itu salah besar ya pemirsa. Dia hanya terkena gangguan jiwa karena ditinggal orang tuanya saat umur 8 tahun

Always Votment
Always Follow me

And Thankyou

MY PSYCOPATH BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang