T I G A

247 15 0
                                    

"Siapa kau sebenarnya?" Tanya Liana

Alkan terbengong, ternyata gadis ini sangat polos, rasanya Alkan ingin langsung menyetubuhi Liana, namun, ia urungkan niat nakal itu. Alkan terkekeh kecil membuat Liana was was

"Kau gila?" Tanya Liana sekali lagi. Huuh, Liana sangat tidak mengerti

"Karnamu baby" Jawabnya serak. Liana menelan salivanya susah payah, karena wajah Alkan sangat dekat dengannya

Dengan sekuat tenaga, Liana mendorong tubuh Alkan, lalu duduk disisi ranjang

"Kenapa kau bunuh keluargaku, mantan temanku dan mantan kekasihku?" Tanya Liana menggeram, sejak tadi, hanyalah jawaban tak masuk akal

"Memangnya, laki laki ini siapa? Enak saja main klaim klaim aku sebagai wanitanya. Dasar!, membunuh katanya? Tatapan muka sama papah aku mungkin sudah pingsan! Bahkan aku saja tidak kenal dengannya, kelakuannya membuatku ilfiil!" Gerutu Liana dalam hati

"Mengapa kau menyebutnya, mantan dan orang tua? Jika mereka tidak menganggap wanita sepolos dan sebego seperti kamu" Desis Alkan dengan geram. Ia tak percaya Liana masih menganggap mereka

"Lalu?" Tanya Liana dengan wajah tidak berdosa

"Sebut dia, SAMPAH!" Ucap Alkan lalu meninggalkan Liana yang terbengong

"Sampah?" Beonya

🔪🔪🔪

Alkan memandangi Liana yang diam membeku dihadapan televisi mati. Liana nampak sedang mengalami beban dan memikirkan sesuatu yang tersembunyi

"Sebenarnya kamu itu siapa?" Serunya, karena sedari tadi, Alkan selalu mengalihkan pembicaraan

"Namaku? Atau pekerjaanku?" Tanyanya lalu duduk disebelah Liana yang masih dikamar Club karena masih pagi

"Semuanya" Jawabnya asal

Alkan tersenyum kecil, ia menepuk tepuk puncak kepala Liana dengan sayang

"Asalkan kau tidak terkejut" Ujarnya, Liana mengangguk patuh, seolah mengerti

"Namaku Alkan, umurku sat--" Alkan belum melanjutkan ceritanya, Liana langsung memotong ucapannya. Jujur, selama ini belum pernah ada yang memotong ucapannya

Mangsanya sekalipun!

"Aku tidak bertanya umurmu, langsung saja pekerjaanmu, bodoh!" Ujar Liana geram

"Pekerjaanku adalah CEO Muda diperusahaan Game, sebagai Direktur Utama, dan.." Ia menggantungkan kalimatnya sebelum melanjutkan kalimat selanjutnya

Dari kata CEO saja, Liana sudah terkejut, apalagu kalau dia tahu kalau Alkan seorang Psycopath

"Aku seorang psycopath" Lanjutnya. Liana terperangah kaget, ia menggenggam erat ujung bajunya,

Wait, Psycopath?

Pembunuh??

Liana menggelengkan kepalanya, menyadari fakta ini! Dari pelipisnya terlihat keringat yang bercucuran, dan jangan lupakan mata yang memanas ingin meluluh saja

"Hei, sudah kubilang! Jangan takut padaku!" Sentak Alkan kepada Liana yang melihatnya penuh keterkejutan

Liana menunduk, ia sangat takut. Siapa yang takut? Bersama seorang Psycopath adalah hal yang berbahaya, jika Nyawalah taruhannya

Alkan mencengkram dagu Liana kuat, sehingga mata biru laut Liana, menerpa mata Alkan yang tajam

"Jangan macam macam Liana" Ucapnya lalu menghempaskan dagu Liana. Liana terjatuh, dengan darah mulai bercucuran didagunya

"Jika tidak ada aku, Kau mungkin sidah bunuh diri. Karena menerima kenyataan bahwa kau adalah, anak haram! Ibumu adalah seorang pelacur Liana, dan Gevon adalah saudaramu" Ujarnya, Liana terkejut bukan main, ia berfikir, Jika ibunya sangat baik, memberi perhatian lebih kepada Liana

Memang akhir akhir ini, mereka sering bertengkar, Dan ibunya selalu pulang bersama laki laki lain, dan berakhir desahan

Begitu juga sang ayah, yang selalj memberikannya mainan, uang, dan lain lain, kini selalu pulang larut malam, dan bahkan tidak pernah pulang lalu kembali esok hari

"Bagaima-mana ka-kau bisa ta-tau?" Tanyanya gugup. liana tidak bisa gugup. Karena takut saat ini. Ia sangat benci, tertekan

"Aku punya seribu mata, untuk mengawasi miliku" Ujarnya lalu meninggalkan Liana

Alkan berbalik arah lalu menggendong Liana ala brydal style menuju Mansionnya

🔪🔪🔪

Always Votment
Always Follow me

And thankyou

N
E
X
T
C
H
A
P
T
E
R
??

MY PSYCOPATH BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang