1 - Siapa kau?

128 43 24
                                    

Tukk.. Tukk.. Tukk..

Suara yang mengganggu konsentrasi seorang gadis yang tengah serius menyelesaikan catatan liburannya. Penasaran atau tidak, menoleh ke sumber suara pasti sudah menjadi naluri manusia.

"Suara apa itu? Mengganggu sekali" ujar gadis itu dengan ketus.

Lalu suara ketukan itupun menghilang. Dan si gadis tidak memperdulikannya lagi.

Gadis berparas cantik inilah si pemeran utama, dengan nama Aveo Adenium, panggil saja Denia.

"Huh lelah sekali " sembari merebahkan tubuhnya di sofa dan merogoh sakunya lalu mengambil ponsel.
Satu persatu dilihatnya notifikasi yang ia dapat. Dan mendapatkan sebuah pesan dari nomor asing.

+xxxxxxxxxx

Denia, bisakah kau menginap di rumah baruku? Papa dan mama sedang bertugas ke luar kota.

Elissabeth.

"Nomor kesekian milik Elie, huhh..."

Denia memutar bola mata malas, untuk kesekian kalinya Elissabeth sahabatnya berganti nomor ponsel.

Setelah puas memainkan ponselnya, Denia bergegas mandi dan bersiap menuju rumah keluarga Elissabeth.

Beberapa menit berlalu, Denia sudah rapi dan siap pergi. Ketukan itu kembali terdengar. Karena penasaran Denia mendekati jendela tempat suara itu berasal, namun tidak menemukan apapun disana.

"Aneh, baru saja suaranya terdengar dari sudut ini, mengapa tidak ada apapun?"

Denia pun merasa kesal dan menutup jendela, setelah berpamitan dengan papanya, Denia bergegas menuju halte bus yang tak jauh dari rumahnya.
15 menit berlalu, tak terlihat satupun kendaraan umum yang berlalu lalang.

Akhirnya Denia pun berinisiatif untuk berjalan kaki menyusuri trotoar sendirian.
padahal langit mulai menunjukan tanda-tanda akan turun hujan, Denia menatap langit dan berkata, "hey jangan turunkan airmu dulu. Aku belum sampai rumah Ellie".

Entah mengapa Denia sedikit merasa khawatir, bahkan bisa disebut takut.
Jalur yang ia lalui biasanya ramai dengan pejalan kaki dan pesepeda, bahkan biasanya banyak pedagang kecil yang menjajakan dagangannya di sekitar trotoar.
Namun, yang Denia lihat hanyalah satu dua orang dewasa, mereka pun sepertinya teburu-buru. Langit menggelap, dan keadaan mulai mencekam.
Tak ingin berpikiran macam-macam, Denia pun setengah berlari. Sampai dipersimpangan yang tak jauh dari kediaman El, Denia berhenti dan melihat jam tangannya.

"Jam setengah lima?? Cepat sekali.
Aww apa ini??" Denia melihat benda yang mengenainya.

"Biji pinus? Siapa yang melempar?" Denia bertanya-tanya dan menengok kanan kiri.

Hey, siapa yang melempar? Tidak ada siapapun disini - batin Denia.

Denia pun melanjutkan perjalanan.
Belum lima menit Denia berjalan, hujan pun langsung mengguyur jalanan tersebut.

"Ohh tidak, mengapa hujannya sekarang? Akanku terobos saja tinggal dua belokan lagi".

Saat Denia hendak berlari, sebuah tangan menahannya. Denia terkejut dan berteriak kecil.
"Aa siapa kau?" Sembari menutup wajahnya.

Seorang bertubuh jangkung berpakaian serba hitam dan memakai masker memberinya sebuah payung.

"siapa kau? Tidak terima kasih, aku seperti ini saja", tolak Denia.

"Pakai saja, setelah sampai tujuan jangan keluar setelah senja", jelas orang asing tersebut.

"Baiklah kalau memaksa, hey tunggu siapa kau?" Panggil Denia saat orang asing tersebut pergi.

Seperti tertelan hujan. Orang asing itu menghilang,
"Cepat sekali jalannya? Bulu kudukku merinding" Denia bergegas menuju rumah keluarga Ellie.

Sesampainya di rumah keluarga Ellie, Denia disambut hangat.
Kemudian Denia menghangatkan diri lalu makan bersama dengan Ellie dan Annie.
Di meja makan, Denia menceritakan kejadian yang ia alami selama menuju rumah tersebut.

"Tak apa, pasti dia orang baik", jawab Ellie.

"Perkataan orang asing itu benar. Kita semua pun harus berhati-hati disini", jelas Annie.

"Maksudmu?" Tanya Denia.

"Tempat ini tak seperti kompleks pada umumnya", jelas Annie.

"Kau tidak berniat mencari tahu ? Sungguh, sejak kepindahan kami disini, aku yang paling bersemangat untuk mencari tahu", sambung Ellie.

"Sudahlah, El. Kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi nanti", sergah Annie dengan bola mata memutar malas.

Denia terdiam, makan malampun selesai.
Denia dan Ellie berjalan menuju balkon kamar.

Banyak hal yang membuat Denia bingung disini. Hal yang tak pernah ia rasakan dan bayangkan.

Denia pun bertanya kepada Ellie, kejadian apa saja dan berdampak apa saja. Namun nihil, Ellie terdiam.
Denia mulai membayangkan dan berasumsi sendiri.

"Mari cari petunjuk!!" Kejut Ellie.

"petunjuk apa?"

--------------------

Haii gimana nih guys ceritanya?
Jangan lupa Vote dan komen ya😄

Salam manis Author❤

29/Mei/2020

AVONDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang