(6)

28 6 23
                                        

Gadis bernama Solji ini hanya menatap Hoshi dengan mata lebarnya. Ia sangat terkejut pria itu menawarkan diri untuk menemaninya. Masalahnya, ia baru mengenal hari ini sehingga bibirnya tak yakin untuk mengatakan 'iya'. Namun, entah mengapa bibirnya pun tak bisa mengeluarkan kata 'tidak'.

Melihat gadis itu tidak merespon perkataannya, Hoshi pun berinisiatif untuk memecah keheningan mereka, "Kalau tidak bisa menjawab sekarang pun tidak apa. Intinya kalau ingin bertemu...

... aku akan selalu ada di sini", ucapnya sambil tersenyum.

Tanpa menunggu balasan dari Solji, ia pun langsung beranjak dari kursi taman, "Ayo, pulang. Sudah malam"

Gadis itu pun langsung terburu-buru berdiri dan merapikan bawaannya. Tak lupa, kameranya ia taruh ke dalam tasnya. 

Hoshi menunggu Solji untuk menyusul dirinya di ujung pintu masuk taman. Tidak lama Solji pun datang dengan napas yang sedikit tergesa-gesa karena berlari kecil mengejarnya.

"Rumahmu di mana? Biar kuantar", tanyanya langsung.

Pertanyaan dari Hoshi ini membuat Solji terkejut. Tidak ada terbesit sekalipun di otaknya bahwa pria yang dicap sebagai 'anak nakal' ini akan mengantarkannya pulang.

"Kau tidak perlu mengantarku. Sumpah", tolak Solji kuat-kuat.

Mereka yang semula berdiam di ujung pintu masuk itu mulai berjalan karena Hoshi yang memulainya.

"Hei, tidak usah menolak. Kau justru beruntung diantar pulang oleh seorang Kwon Hoshi", ucapnya sombong dengan tawa khasnya.

Solji hanya diam menatap pria itu dengan tatapan malas, "Aku juga serius. Kau tidak perlu melakukannya"

Tiba-tiba Hoshi menghentikan langkahnya, "Kau kenapa sebegitu tidak inginnya bersamaku? Aku tidak sejahat itu! Kau perempuan dan ini sudah malam. Apa kau tidak takut akan ada apa-apa?"

Pria itu mengatakannya dengan nada yang agak tinggi hingga membuat Solji terkaget dan ikut berhenti. Gadis itu sepenuhnya paham mengapa Hoshi seperti ini. Ia pun akan tersinggung juga jika seseorang secara frontal menyuruh dirinya menjauh --mengusir. Tapi, ini juga sulit bagi dirinya untuk mengatakannya.

Saking terkejut dan bingung, gadis itu hanya terdiam dengan ekspresi terkejutnya. Hoshi yang menyadari hal itu langsung melunakkan tatapannya.

"Maaf, aku hanya kesal kau terus mengusirku..."

Tangan kanannya ingin terulur untuk memegang bahunya, tapi hal itu ia urungkan.

"Kalau kau memang tak mau tidak apa. Tapi, biarkan kali ini saja aku antar sampai ujung gang rumahmu"

Solji sebenarnya juga takut jika keluarganya melihatnya membawa seorang pria mengingat mereka cukup protektif terhadap putri satu-satunya. Mungkin mengantar hingga ujung gang adalah ide yang bagus.

"O-oke... yang penting tidak di depan rumahku saja", jawabnya dengan sedikit ragu.

Senyum pun langsung terukir diwajah putih Hoshi. Ia pun langsung melanjutkan langkahnya, "Kajja!"

Mereka berdua pun memajukan langkah demi langkah dalam kesunyian. Solji merasa kurang nyaman berjalan dengan suasana sunyi seperti ini. Entahlah, lebih baik tidak ada orang di sebelahnya di banding ada namun sama-sama terdiam menurutnya. Namun, saat melirik ke sebelahnya, Hoshi dengan santainya bersiul sambil sesekali menendang batu yang menghalangi jalannya.

Apa hanya aku saja yang merasa canggung?

Setelah berunding dengan pikirannya, Solji pun memberanikan diri untuk bertanya pada pria ber-hoodie itu, "Apa kau memang suka berkeliaran saat malam hari?"

Allergic to Sunshine | HoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang