05. Belajar

120 49 86
                                    

♡ Happy Reading ♡
.
.
.

Typo tandai

***

Kini Zhea tengah berada di balkon kamarnya. Menatap salah satu apartemen tepat di depannya kini. Kesal? Bukan kesal dengan apartemennya, tapi dengan orangnya.

Zhea bosan jika terus ada di rumah, akhirnya dia keluar sembari jalan-jalan santai. Di perkomplekan tak jauh dari rumahnya. Mata itu berhenti pada satu apartemen.

"Si Kafa ada di dalem gak ya?" Zhea nampak mengernyit. "Apa gue test aja, ya?"

Lalu pandangannya tertuju pada batu tak jauh dari kakinya. Dia membungkuk mengambil batu itu, lalu mengangkat dan mengarahkannya pada jendela rumah Kafa.

Plungg!!  Takk!!

"Waduh, kok kena sih?! Kan gue lemparnya asal-asalan." Zhea kelewat panik saat batu itu tepat sasaran. Bagaimana ini? Jangan sampai si pemilik rumah itu tahu bahwa dia pelakunya.

Tanpa berlama dia berlari terbirit-birit meninggalkan komplek menuju rumahnya. Sumpah, Zhea keringat dingin sekarang.

Brak!

Pintu utama rumahnya dibuka kasar menimbulkan bunyi yang keras.

"Woy, Dek. Pelan-pelan napa bukanya!" tegur Zico yang berada di ruang tamu. "Kalo pintunya rusak lo mau tanggung jawab, hah?!"

"Y-ya maaf." Hanya itu yang bisa Zhea katakan. Dirinya sudah terlanjur cepat-cepat pergi ke kamarnya. Zico yang melihat itu hanya mengernyit heran. Ada apa dengan adiknya?

"Ah, paling tuh anak takut ama Anjing punya tetangga." Zico bermonolog. Lalu kembali menempelkan ponselnya ke telinga. "Iya, Kaf. Oke, bantuin abang ya."

"Ngomong sama siapa, tuh?" bingung Zhea melihat dari atas. Namun, dia tak ambil peduli dan langsung berlalu menuju kamarnya.

***

Zhea langsung membantingkan tubuhnya diatas sofa kecil yang berada di ujung kamar. Itu tempat favorit selain kasur kesayangan yang Zhea punya.

Melirik ke arah jendela, dia masih tenang sambil memakan camilan---sampai akhirnya mata itu terbelalak saat tahu seseorang datang ke rumahnya.

"Kafa ngapain ke sini?!" pekik Zhea tak tanggung-tanggung. Perasaannya mulai tak enak sekarang.

Tok! Tok! Tok!

"Jea!"

Camilan itu refleks lepas dari tangan Zhea. Dia terperanjat kaget. Siapa yang mengetuk pintunya?

Jangan-jangan Kafa yang ngetuk pintu kamar gue lagi?

Buru buru Zhea melompat ke atas kasur dan berkerumun di balik selimut. Bersamaan dengan itu, ketukan masih terdengar dari pintu kamar.

"Je? Jea?" Itu suara Zico. Raut lega kentara sekali di wajah Zhea.

T-tapi....

Perasaan Zhea kian tak tenang. Bagaimana kalau Kafa mengadu pada Zico? Bisa-bisa dia diamuk abangnya.

"Jea nya tidur!" teriak Zhea kelewat panik. Sedetik kemudian dia terhenyak. Bodoh! Kenapa malah nyaut?

Classmate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang