Prolog.

11 4 0
                                    

Hujan lebat mengguyur kota, tampak banyak orang berlarian mencari tempat untuk berteduh.

Gadis kecil dengan rambut panjang yang dikuncir kuda menggenggam erat tangan mamanya. Ia sekarang berada di sebuah cafe bersama dengan mamanya yang terus tersenyum sambil membelai rambutnya.

"Kamu takut atau kedinginan?" Tanya mamanya.

"Takut."

"Kenapa?"

"Hujan deras pasti ada petirnya."

Mamanya terkekeh mendengar jawaban putrinya.

"Zia,nggak selalu hujan deras itu ada petir. Dan juga, nggak selalu hujan rintik itu indah." Pesan mamanya.

Gadis kecil yang dipanggil Zia itu menatap mamanya lekat.

"Kamu tau kan maksudnya?" Tanya mamanya.

Zia mengangguk beberapa kali.

Mamanya tersenyum lalu mencium puncak kepalanya.

"Kalau Zia udah besar nanti,dan mama udah pergi jauh,Zia yang gantiin pekerjaan mama ya?" Pinta mamanya.

"Mama mau pergi kemana?"

"Entahlah, yang jelas tempatnya sangat jauh. Dan mungkin mama nggak bisa kembali."

"Mama mau ninggalin Jia sama papa?" Tanya Zia, matanya mulai berkaca-kaca.

"Enggak,enggak kok. Zia jangan nangis,kan Zia udah gede." Sahut Mama mengelus pipi Zia lembut.

"Mau kan Zia gantiin pekerjaan mama?" Tanya mama lagi.

Zia hanya mengangguk.

"Kenapa Zia mau?"

"Karna pekerjaan mama itu mulia,hebat."

Mama kembali tersenyum.

"Zia mau kan membuat orang lain tersenyum bahagia?"

"Mau!" Seru Zia girang.

Drrtt...drrtt..

Mama mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya.

"Zia,ini ayah!" Seru mama memberikan ponselnya pada Zia.

Gadis kecil itu meraih ponsel mamanya,dan menempelkan benda persegi itu di telinganya.

"Assalamu'alaikum ayah!" Ucapnya semangat.

"Waalaikumsalam,anak ayah dimana?"

"Jia ada di kafe Om Rin."

"Zia tunggu ayah datang ya, ayah segera sampai."

"Oke ayah Jia."

Zia menyerahkan kembali ponsel ke mamanya setelah sambungannya terputus.

"Ayah akan menjemput kita?" Tanya mama.

"Iya."

🍃 Dreams 🐾

"Gimana Zia kerja sama mama?" Tanya ayah sambil mengemudi.

Zia yang duduk di jok belakang tersenyum sumringah.

"Seru! Apakah begitu yang dinamakan bekerja? Itu lebih mirip jalan-jalan dan menasihati seseorang."

Mama dan ayah sontak tertawa. Putri kecil mereka begitu pintar.

"Begitulah pekerjaan mama. Zia suka?" Ayah memutar kepalanya ke belakang, menatap putri kesayangannya.

Zia menganggukkan kepalanya beberapa kali dengan semangat.

Scenario ZiggyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang