01-Siswa baru.

10 4 0
                                    

"Hai!salam kenal, semoga kita bisa menjadi teman baik."

~ZD~

Zia memilih tas ransel berwarna hitam dari banyaknya pilihan tas yang berjejeran didalam lemari geser penyimpanan tasnya.

Gadis itu merapikan seragam SMA barunya,ia melihat pantulan dirinya dari cermin sambil tersenyum.

"Perfect!" Serunya girang.

Zia keluar dari kamarnya,menuruni tangga dan menghampiri ayahnya dimeja makan.

"Pagi ayahnya Zia." Sapa Zia sembari duduk di sebelah ayahnya.

"Juga anak ayah." Balas ayah sambil mengacak pelan rambut anak semata wayangnya.

"Iih ayah!" Rengek Zia sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Gimana?udah siap masuk sekolah baru?" Tanya ayah.

"Udah dong, pindah sekolah juga bukan sekali dua kali,tapi udah berkali-kali,udah kebal sama jantung berdebar-debar." Jawab Zia sambil melahap nasi gorengnya.

"Terus,udah siap sama misi kali ini?" Tanya ayah lagi.

Zia diam beberapa saat, membuat ayah menoleh menatapnya.

"Kenapa?" Tanya ayah memastikan.

Zia balas menatap ayahnya sambil tersenyum lebar.
"Nggak kenapa-kenapa kok yah?."

"Zia takut ya?kan baru kali ini dapat misi mengurusi bocah pria."

Zia menggeleng,ia masih mempertahankan senyumnya.

"Cuma sedikit ragu,apa Zia bisa menyelesaikannya?"

"Ayah yakin,Zia pasti bisa menyelesaikannya."

🍃 Dream 🐾

Zia mengekor langkah wali kelas barunya yang menuntunnya menuju kelas. Ia menahan senyumnya saat mendengar celotehan wali kelasnya itu dalam hati.

'ya Allah, bantulah aku menjaga anak ini. Kenapa dia milih kelas ku? anak-anak kelasku semua bandel-bandel,dia siswi terhormat dari sekolah unggul, kalau dua sampai di bully bagaimana? Semoga dia berubah pikiran dan milih kelas inti.'

"Bu?" Panggil Zia, membuat wali kelasnya menghentikan langkah kaki dan menoleh kearahnya.

"Iya Zia?"

"Ibu nggak usah khawatir,Zia bisa jaga diri kok. Zia murid yang funny lho Bu, teman-teman pasti terima Zia dengan baik." Ucap Zia sambil tersenyum.

Bu Rina-wali kelas baru Zia- tercengang, kenapa anak di depannya ini tau kalau ia sedang mengkhawatirkannya.

"Ng...ibu tidak merasa apa-apa."sahut Bu Rina beralibi sambil tersenyum kecil.

"Raut wajah ibu bisa kebaca lho! Nggak usah khawatir Bu, Zia pasti baik-baik aja." Ujar Zia meyakinkan.

Bu Rina tersenyum senang mendengar penuturan Zia,ia merangkul bahu gadis itu, menyalurkan energi dari rangkulannya agar gadis itu tetap kuat.

Scenario ZiggyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang