Awal masalah

38 8 0
                                    

Malam tiba, hawa dingin sehabis hujan tadi sore masih terasa. Aku duduk di sebuah kursi kayu yang hampir rapuh, diam mensunyi tak ada pikiran. iya, mungkin menghalu adalah satu pekerjaan yang mudah.
  "Assalamualaikum", suara keras yang lazim mengagetkanku.
"waalaikumsalam, masuklah!!"
  Dibukalah pintu gubuku olehnya. iya, dia siapa lagi kalo bukan Restu. Tadi sore dia sudah berpesan akan datang kerumah. "ada perlu apa Res?? sampai kau harus datang kesini??" tanyaku pura-pura keheranan. "biasa hehe:v". Jawabnya sambil meringis malu.
"Ada hal yang ingin ku bicarakan",sahutnya lagi.
"apaan ?? mau curhat ??"
"hehe tau saja kau, tapi bukan itu"
"lah?? terus paan ?" tanyaku keheranan karna tebakanku salah.
"Tadi aku lihat siswa Smk sebelah ke Smk kita !!"
"ya biarkan saja to" jawabku santai tanpa ekspresi.
"tidak bisa gas,!!"
"loh kenapa ??" iya, itu aku keheranan.
"tadi mereka mencoret-coret dinding sekolah dengan cat semprot, kalaupun sedikit mungkin ku biarkan..tapi ini banyak sekali!! hampir semua gedung mereka coret coret..!!"
"hah semua ??"sedikit kaget lah :v
"iya gas..masih mending jika mereka mencoret dinding tidak aneh-aneh, lah ini beda!!"
"beda ?? beda gimana ??"
"hal yang tidak senonoh mereka rekatkan di dinding sekolah" mata Restu manusuk tajam mataku, seakan ingin meyakinkan seyakin-yakinya.
"tidak senonoh? wah tidak bisa dibiarkan itu!!"
Iya Smk sebelah memang terkenal sebagai Smk yang liar. Konon katanya tak ada aturan yang resmi dibuat untuk menertibkan siswa disana, sudah tidak diragukan lagi jikalau siswa Smk itu amat sangat tak bertata kerama.
  Masih dengan tatapan tajam Restu menatap kearahku. "Terus gimana Res??" tanyaku dan menyapu tatapan tajamnya itu. "sebelum kesini tadi aku keruhmahnya Singgih, kami sepakat akan menyerang!!" jawabnya sedikit merintih.
  Iya, apa apaan itu menyerang ??,,benaku agak sedikit bingung dengan sebuah kata menyerang yang Restu ucapkan.
"Menyerang gimana Res??" tanyaku kembali yang sedari belum mengerti akan kata-kata itu.
"Balas dendam gas,!! kita serang balik mereka, kita beri mereka sedikit pelajaran agar jera,!!"
"loh loh balas dendam??"
"iya gas,,"
   Sukar dimengerti, entahlah apa yang ada dipikiran mereka. Bisa bisanya main serang menyerang begitu saja.
"Apa gak ada cara lain ??" Tanyaku dengan harap tak ada penyerangan itu.
"Banyak gas,,tapi mungkin percuma,"
"percuma?? kok bisa kan belum kita coba ??"
"Kau tau kan Smk sebelah terkenal urakan, mana mungkin ada yang menggubris kita.,,mungkin malah sebaliknya kita yang akan disalahkan bukan mereka."
"iya juga sih,,,"
"jadi gimana ?! kau ikut kan ??"
"Haduh gimana ya,," ucapku yang sedikit kaget karna ajakan yang membahayakan itu
"udahlah gas,,gak usah mikir mikir"
"tapi itu membahayakan"
"Iya atau enggak??" pertanyaan singkat yang langsung mengulur ulur otaku. mau kutolak ajakan itu tapi susah, jika ku iyakan mungkin akan tambah susah. Iya dilema
"oke lah" jawabku setengah sadar. entah ini keputusan yang benar atau tidak aku juga tidak tau."oke sipp..nanti ku kabari lagi." dia langsung pergi tanpa berpamitan.
  Sulit memang tak ada pemikiran yang jernih apakah akan selesai atau tambah panjang. Memang sudah sering Kita cekcok dengan Smk sebelah, bukanlah hal yang tidak lazim lagi bahkan mungkin sudah jadi tradisi pokok jikalah Smk sebelah berbuat onar di Smk tempatku belajar. Iya aku masih kelas 11 Smk Realita perangkat lunak(RPL), mungkin sudah sering dulu kakak kelasku juga bercekcok dengan Smk sebelah.
   Tawuran, iya itu sudah jadi hal yang murni kita lakukan untuk menjabarkan apa arti menyerang dan balas dendam. Aku tak tahu jelas bagaimana bisa awal mulanya Smk tempatku belajar bisa cekcok dengan Smk sebelah. Konon kabarnya dulu karna salah satu murid Smk sebelah dikeroyok mati oleh Murid Smk tempatku belajar. iya itulah, satu kejadian saja bisa merambah kemana mana dan sampai sekarang pun masih cekcok. tak ada perdamaian sama sekali.

Tak Tahu HARAPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang