Pagi berkabut, diiringi sisa-sisa air hujan. Semalam.
Hari Minggu, nampaknya akan menjadi pergantian musim bumi tahun ini.
Namaku Arabella Calandre, biasa orang memanggilku Arabel. Wajahku yang cukup imut seringkali dibuat perbincangan banyak cowok. Wajar ya
Sifatku yang pemalu, seakan mengekang aku untuk berpacaran. Yah, walaupun usiaku sudah layaknya punya suami. Aku masih setia di bangku kuliah. Menjelang semester tua.
Mengawali musim sedingin ini. Aku bergegas mengurus toko bunga yang sudah hampir dua tahun. Sejak kepergian Ayah waktu itu, aku harus mencari saku untuk biaya kuliah. Menjalani hari-hari dengan berbagai jenis bunga, akan lebih menyenangkan dan menenangkan. "ARABELLA FLORIST" sebutan toko bagi pelanggan bungaku.
"Pagi, Florist" terdengar panggilan ketika aku sedang menyemprot Edelweis. Bunga yang bermakna sebagai lambang perjuangan. Memberi arti bagi kita bahwa kehidupan adalah perjuangan dan harus diperjuangkan.
"Pagi, Zam. Kok jam segini udah rapi amat. Mau kemana nih?" tanyaku sambil menyeka bunga-bunga.
Azzam seorang mahasiswa satu angkatanku. Orangnya pinter, cerdas, aktivis, dan tajir di kampus. Tapi, sikapnya yang cuek dan aneh terkadang membuat para cewek susah mendekatinya.
"Jalan aja. Oiya, beri aku bunga terbaru dan terindah dong untuk hari ini. Bisa kan?" Azzam memintaku untuk mengambilkannya.
Tidak asing lagi bagiku, seorang Azzam membeli bunga-bunga di toko. Bahkan setiap Minggu ia selalu berkunjung dengan membeli jenis yang berbeda. Bunga yang paling indah, bunga yang paling baru. Katanya.
Agak aneh memang, seorang cowok penyuka bunga seperti Azzam. Sempat aku berpikir Azzam memberikan bunga itu untuk sang pacar. Ah masa bodoh."Ini Zam. Bunga Edelweis. Bunga ketulusan dan keabadian. Kamu suka?" Aku menyodorkan dalam sebuah ranjang. Lalu kuselipkan tandatangan seperti apa yang diminta oleh Azzam setiap kali ia membeli bunga.
Azzam terlihat begitu menyukai. Matanya berbinar dengan bulu yang lentik. Sweet. Akan tetapi kekagumanku padanya seketika memudar. Ketika ia merogoh kertas dari saku dan menuliskan beberapa kalimat lalu menyelinapkan diantara bunga-bunga itu.
Tatapan Azzam bahagia diantaranya kecuekannya, dengan bunga yang dipegangnya. Edelweis.
-------------------------
Kota Seribu Satu Goa, 2020
Diantara rintikan hujan dan gelapnya bumi
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want to be a Flowers
أدب المراهقين"I Want to be a Flowers" A Story by : efie_rahma Tokoh Novel: 1. Arabella Calandre 2. Azzam Bahy Lateef 3. Nora Arsya Kayla 4. Dzaky Valerian Zuhayr 5. Chiara Faustine Maysun 6. Rafif Zhao Syandana 7. Shira Kamea Litahayu 8. Miara Nesha Tasanee Layo...