KEHANGATAN

11 3 0
                                        

Teman-teman Lion baru saja sampai di dekat parkiran, melihat Anna dan Lion yang masih dalam pelukan, melihat mereka dengan tatapan mengerti.

Joyan tersenyum melihat keduanya, begitupun yang lainnya, "Mungkin Anna lebih bisa ngertiin dia," ujar Azel

"Mereka cocok," ucap Mayo.

"Lion butuh pengertian," ucap Joyan

"Gue ngerti, tapi Anna mungkin bisa jadi penghangat buat sikap dinginnya, eaks," ujar Bani malah tertawa, "Gue berasa jadi quotes gitu,"

"So lu so tai," Azel Menoyor kepala Bani.

"Anjir, udah lah jangan diganggu yuk ke kantin, laper banget gua," ujar Mayo

Sebelum mereka beranjak ke kantin, Lion sudah melirik mereka dengan tatapan tajamnya, "Pada ngapain?" tanyanya membuat teman-teman nya menoleh kaget.

"Hah? Anu itu si--" Azel gelagapan sambil sesekali menggaruk kepalanya, "Eum, tadi kita nyariin lo tapi gak ada, terus kita liat lo disini," sambungnya jujur.

"Terus?" Lion semakin penasaran.

"Gak se-sengaja liat lo sama Anna, udah gitu doang sumpah," ujar Azel dengan sedikit penekanan pada ucapan Kalimat terakhir.

Lion tersenyum simpul, melihat wajah teman-temannya yang khawatir, "Santai aja kali muka nya,"

Kekhawatiran pada wajah teman-temannya pun berganti menjadi wajah yang bingung, "Kirain bakal marah," ucap Azel.

"Ah lama lu pada, ayok ke kantin!" ajak Mayo menarik tangan Bani. Bani pun menepis dan langsung memukul kecil tangan Mayo, "Sabar dong lu dut, makan Mulu najis,"

Mayo menatap Bani kesal, "Kita ke kantin duluan, lo mau ikut atau disini dulu sama Anna?" ujar Fahri.

"Nanti gue nyusul," jawabnya.

Kelima temannya pun mengangguk dan meninggalkan tempat itu.

Anna terlihat masih gugup, "Gausah gitu muka nya, gak bagus," ucap Lion, "Senyum dong,"

Anna menahan senyum di wajahnya, tak lama dua sudut bibirnya terangkat sambil sesekali menatap Lion penuh perasaan.

Mereka tersenyum sama manisnya.

***

"Lo deket sama si Lion na?" tanya Anggie terheran-heran, "Kok bisa Deket?"

"Emang iya ya na? Kok gue gak tau?" Nadine ikut bertanya, "Padahal Lion itu terkenal banget sama sikap nya yang mirip isi kulkas, dingin dingin,"

"Yaudah si, biarin aja dia deket sama lion, sama siapa aja, itu hak-hak dia," ujar Zara memandang Anna.

Anna yang dari tadi berdiam diri sambil sesekali tersenyum, membingungkan teman temannya, Zara menepuk pundak Anna membuat ia tersadar, "Apaa?" jawab Anna polos.

"Ngelamun terus, sampe gak inget ada siapa disini," ujar Zara.

"Hah? Emang apaan?"

"Lebih-lebih dari Nadine lo an," ucap Anggie.

Anna menekuk bibirnya, kembali ke pemikiran nya memikirkan Lion, tak lama ia kembali tersadar dan langsung melihat teman-temannya yang masih sibuk memperhatikan nya.

"Udah gila ni si Anna, cabut ah, serem dari tadi senyam-senyum gak jelas, cerita nggak, diem iya," ujar Zara melipat kedua tangannya.

"Lo kenapa sih an?" tanya Anggie.

"Gak papa gue gak papa," jawab Anna.

"Aneh banget gak kayak biasanya, ngelamun sambil senyum-senyum sendiri," ujar Nadine.

LION'S SMILE ツTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang