TERLAMBAT

15 8 2
                                    

Anna mengerucutkan bibir nya, pagar hitam besi kini tertutup rapat, satpam yang biasa berjaga di situ tak terlihat sedikipun batang hidungnya.

Anna menatap sedih langit langit, berharap keajaiban tuhan membiarkannya masuk sekolah hari ini.

Selang beberapa waktu sebuah motor KLX merah pekat dan pemilik motor yang memakai helm dengan warna senada berhenti di tempat Anna saat ini, ia terlihat mengenakan seragam berlogokan sekolah yang sama seperti Anna.

Tak lama kemudian lelaki itu membuka helm nya dan sedikit merapikan rambut nya dengan kedua tangan secara bergantian.

Anna memperhatikan lelaki itu dengan sangat seksama dari ujung kaki sampai kepala.

Anna tak melepas pandangan lekat nya, lelaki itu pun membalas tatapan Anna yang tak kalah sinis.

Anna mengaku kalah dalam tatap-tatap dadakan ini, ia mengalihkan pandangan nya ke segala arah.

Lelaki itu memarkirkan motornya di samping sekolah, ia kembali dan menatap arah atas pagar.

Tak butuh waktu lama, lelaki itu menaiki pagar sekolah dengan raut wajah tak takut.
Anna dibuat cengo oleh nya.

Anna menganga, "Woi! Lo kok ga ngajak gue naik pager?" teriak Anna

Lelaki itu lompat kebawah saat sudah memasuki kawasan dalam, alis mata nya terlihat tertaut, "Emang bisa?" tanya nya.

"Jangan ngeremehin gue, Lo tunggu disitu, gue bakal lompat setelah naik pager ini, Lo tahan gue biar gak jatuh, gue agak canggung kalo lompat tinggi gitu," ucap Anna

Anna melihat ke arah pagar, seperti menghapal rumus, lalu ia menaiki tahap demi tahap untuk melewati pagar yang berjulang tinggi itu, Lelaki tadi kemana?

Anna berniat meloncat ke bawah, tetapi rasa ragu kini menahan nya.

Anna dengan sangat terpaksa, mau tidak mau harus memberanikan diri untuk meloncat ke bawah.

Dan...

Bruk!

"Aww!!" Anna meringis, ia terjatuh dan meninggalkan goresan luka di tangan kiri  nya, ia tidak lemah, ia berjalan untuk kembali ke kelas nya.

Cowok sial! Anna membatin.

****


"Anna Gabriella Margareth?" Pak Gilang mulai mengabsen satu persatu murid kelas nya.

Tak ada satupun yang mengetahui keberadaan gadis itu.

"Ada yang tahu?" tanya pak Gilang

"Tidak pak," jawab semua murid bersamaan.

Disela-sela absensi kehadiran, pintu kelas terlihat terbuka dan menampilkan Anna yang masih sibuk ngos-ngosan.

Anna menatap pak Gilang, "Dari mana kamu Anna? Kenapa telat?"

Anna gelagapan, "Sa-saya tadi gada angkutan pak," ujar nya, "Jadi saya jalan kaki pak,"

"Jalan kaki?" tanya pak Gilang menaikan satu alisnya.

"Heem, sedikit lari sih pak, rumah saya kan jauh ke sini,"

"Coba lari lagi dilapangan, biar sedikit epik," pinta pak Gilang membuat Anna melotot.

Anna meneguk ludah nya, "Ta-tapi pak kan saya capek, masa iya disuruh lari lagi, lapangan kan lua-"

Pak Gilang memotong ucapan Anna, "Simpan tas nya, langsung lari yah, dua puluh putaran saja,"

LION'S SMILE ツTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang