Dare dan Video

36 5 1
                                    

Aku salah, aku tau, dan aku sedang di luar kendali waktu itu.

"Buktiin apa hah?"

"Kalo lo emang fuckgirl handal deketin Stiven", jelas Daren.

Aku tersenyum mengejek bahkan tertawa kecil sangat-sangat ingin meremehkan apa yang dilontarkan Daren barusan.

"Yok Xxi lo kan cantik gas polll"

"Embat nengg jan sampe lolosss"

"gas kannn"

"kuyy kita tinggal tunggu berita aja nih"

"Apa? Baby sweety gua mau lu jadiin dare nya si Lexxi", ujar salah satu cewek bersuara cempreng, ya siapa lagi  kalau bukan Vika yang pernah menaruh hati pada Stiven.

"udah lah Vik, lu udah ada gua, Stiven biar Lexxi yang urus", seringai Dyka sedikit melirik ke arah Vika yang sedang cemberut.

Aku meneguk habis alkohol di botol yang memang sisa sedikit itu. Lalu memperhatikan mereka satu persatu-satu. Dan tertawa mengejek sehingga siapapun yang mendengar tawaku pasti akan kesal.

"Kalian nyuruh gua buat deketin si Stiven, emang gua tipe cewek yang mau deketin duluan, sorry gue LEXXI cewek yang ga akan mungkin suka sama cowok duluan dan ngejar-ngejar cowok ga jelas".

Sinisku sambil berbicara penuh penekanan.

"ya elah neng Austri kok gitu ga suka nih bang Valen, cuman dare Xxi"

"Bjirrr Lexxi mah gitu ya ga asikk"

"gas dong Xxi"

"Ga ada dare lain apa yang lebih menantang", ucapku malas dan sedikit ngawur karena pengaruh alkohol.

Oh iya hanya Vika di sini yang tidak ikut minum dengan kita, karena dia dulu pernah sekali teguk minum alkohol akhirnya dia muntah-muntah ga jelas dan menurut gue itu terlalu lebayy.

"Kenapa lo takut di tolak Stiven ha?", tanya Candra meremehkan diriku.

"Apa di tolak"

"Dalam kamus bahkan buku harian gue ga ada yang namanya seorang cewek bernama Allexxi Xandra di tolak ama cowok". Ucapku sedikit angkuh

"Gue malas aja tuh berurusan sama tuh cunyuk, ngebosenin kek nya orangnya"

"Udah ngebosenin gitu kok masi betah sih dia hidup, unfaedah aja".
Ucapku sambil membayangkan muka Stiven yang ditemuinya beberapa hari yang lalu.

"Yo dah ganti aja darenya", ucap Vika.

"Gimana kalo lo deketin tuh cowok yang ada di meja bar sendirian", sambung Dyka.

Aku memutar bola mata malas dan masi tetap saja ku lihat objek yang di tunjuk oleh Vika dan Dyka.

Daripada memperpanjang masalah, aku pun melangkah gontai ke arah pria itu.

Pria itu melamun entah apa yang ada di pikirannya.

"hai, bole gue duduk sini?"

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang