SATU

1.6K 211 40
                                    



Shizuka memerkan senyum malu-malunya, tangan kecoklatan kekasihnya menempel erat pada pinggulnya membantu Shizuka untuk semakin lincah menarikan pinggul di atas tubuhnya dan tubuh Naruto yang menyatu.

"Naruto...." Shizuka mendesis tidak tahan ketika gelombang kenikmatan itu mendekat.

Tidak butuh waktu lama sampai Naruto memutar-balik keadaan, mendominasi percintaan mereka hingga Shizuka melingkarkan erat kakinya ke sekitaran pinggul Naruto.

"Shizuka...." Naruto ikut menggeram tatkala pelepasannya makin mendekat, dengan satu dorongan kuat ia menghujam ke dalam tubuh Shizuka.

"Inside, please." Racau Shizuka, tangan wanita itu menggenggam erat-erat helai pirang milik Naruto.

Namun seperti biasanya, Naruto lebih memilih menarik penyatuan mereka dan mengeluarkannya di luar. Pria berambut pirang itu terengah sejenak sebelum mengecup kening Shizuka dan berbaring bersama di atas ranjang. "Terima kasih." Bisik Naruto sebelum memejamkan mata, mengistirahatkan dirinya setelah percintaan mereka malam ini.

Ketika Naruto mulai terdengar mendengkur, Shizuka melepaskan dirinya dari rengkuhan Naruto, wanita itu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya sebelum berjalan ke arah balkon apartementnya. Ia menopang dagu, menikmati angin malam, sesekali memperhatikan kilau bintang di atas langit.

Lima tahun, waktu tersebut mungkin terbilang sangat lama untuk sebagian orang, sebut saja jika mencicil mobil mungkin saja mobil tersebut sudah lunas, atau perumpamaan lain adalah seorang bayi yang hanya bisa menangis akan tumbuh menjadi luar biasa dalam lima tahun, bayi itu dipastikan sudah bisa berjalan bahkan berlari.

Sama seperti perumpamaan tadi, Shizuka sudah lima tahun menjalani hubungan dengan Naruto. Semua terbilang baik-baik saja, tahun ini bahkan Naruto dan dirinya ada dalam tahun-tahun terbaik dalam segi karir mereka.

Shizuka berhasil mendirikan klinik pribadinya, sedangkan Naruto berhasil menjadi sekretaris perdana menteri. Impian mereka berhasil tercapai. Namun seperti ada yang mengganjal, di tengah masa keemasan karir mereka ada sebuah jarak tak kasat mata antara dirinya dan Naruto, sebuah jarak yang Shizuka sendiri tidak bisa mengerti.

Masih menopang dagunya sambil memandang kosong ke arah langit malam sebuah siulan membuatnya menoleh, di sebelah unit apartementnya ada seorang pria dewasa yang beberapa kali terlibat adu mulut dengannya, pria yang Sakura ketahui berprofesi sebagai pengacara.

"Uchiha."

"Cih." Pria itu hanya mendecih.

Keduanya saling memandang dengan dingin. Shizuka memandang malas, sedangkan Uchiha Itachi mendengkus tidak senang.

"Seorang wanita keluar dari rumah dengan bertelanjang di tengah malam seperti ini, memancing untuk diperkosa?" Itachi berujar pelan, namun kalimatnya menusuk.

Wajah Shizuka merona malu, ia memandang Itachi sekali lagi sebelum benar-benar berlalu dari balkon.

Malam berlalu dengan sangat cepat, dokter muda itu belum tidur sama sekali ketika kekasihnya sudah sibuk bersiap untuk berangkat kerja. Ini selalu terjadi, setiap kali Naruto bermalam di apartement miliknya, pagi-pagi sekali Naruto sudah akan terbangun lalu meninggalkannya sendirian.

"Shizuka, aku berangkat."

Benar, hal yang sama terjadi secara berulang. Pria itu pergi tanpa memastikan keadaan Shizuka, pria itu pergi tanpa sadar Shizuka butuh waktu kebersamaan mereka lebih lama lagi.

Started With The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang