enam

509 61 1
                                    

Hyunjin, sang perkasa yang berhasil ditaklukkan oleh Chris yang lebih perkasa dari dirinya.

Walaupun kisah mereka diawali dengan ketidaksengajaan, tapi siapa sangka. Kisah mereka lebih indah dari pada kisah yang memang sudah direncanakan dengan matang.

Tuhan memang pandai mengobrak abrik hati manusia.

Hari ini adalah hari kedua dimana Hyunjin mulai menetap di tempat tinggalnya Chris, memang canggung tapi tak apa.

Karna hari ini Ia masuk kelas dan itu pertama kalinya Hyunjin merasa bersyukur untuk pergi ke kampus.

"Emm, Chris. Hari ini aku— maksudnya saya, ada kelas ke kampus. Bolehkan saya ke kampus?" Tanya Hyunjin kepada Chris.

"Kelas?" Chris bertanya balik.

"Hm!" Jawab Hyujin bahagia, ia hanya ingin pergi meninggalkan rumah ini.

"Pergilah." Jawab Chris singkat.

'Singkat amat.' Hyunjin tidak senang dengan jawaban Chris. Apakah Chris sebenarnya memang cuek? atau Chris sedang didalam mood yang jelek?

'Kenapa singkat singkat sih? apa Chris marah ke gua?'

"Baik lah, saya berangkat—"

"Tunggu." Sela Chris

"Kamu pilih saya antar ke kampus sampai kelas, or give some morning kiss?" Lanjutnya.

Hyunjin terdiam, kaget.

'Bangsat, ya tuhan masih pagi.' Hyunjin tidak ingin memilih dari kedua pilihan tersebut.

Untuk pilihan pertama, bisa bisa Hyunjin digosipin sama satu kampus, karna di antar sama om om.

Untuk pilihan kedua, demi tuhan Hyunjin sangat membencinya...

"Gimana kalo saya enggak milih dua-duanya?" Jawab Hyunjin percaya diri.

"Hmm.. kamu tau kan, apa yang akan terjadi kepada seorang baby yang tidak mematuhi daddy nya?" Chris menekan kata baby dan daddy, mustahil manusia tidak merinding dengan perkataannya.

Tamat sudah hidup Hyunjin.

"A- Chris! saya sudah terlambat, saya harus pergi sekarang!" Kata Hyunjin sambil berteriak pelan

"Hyunjin. Kamu mau saya mengulang perkataan saya sebelumnya?"

"Sekarang ayo pilih." Lanjut Chris sambil beranjak dari posisinya mendekat ke arah Hyunjin.

Sekarang Hyunjin ingin sekali berteriak dan memukul kencang Chris. Dia ingin sekali memaki-maki Chris, dia ingin Chris tidak datang ke kehidupannya.

Semuanya salah Changbin bangsat!

"ALLRIGHT, I'II CHOSE THE SECOND OPTION!!" Hyunjin berteriak kencang dan menghadap Chris.

"Huhhh.. cepet tuan muda Chris, anda ingin dimana?" Tanya Hyunjin ogah-ogahan.

Chris tersenyum tipis, dan mengarahkan jari telunjuknya ke bibir.

"Fine." Jawab Hyunjin kesal.

"Tapi tangannya Chris ke belakang sana!" Hyunjin menunjuk pinggang bagian belakang Chris.

"Huh?"

"Letak tangannya di blakang pinggang."

Chris melihat tangannya sebentar.

"Gini?" Chris meletakkan tangannya di pinggang Hyunjin dengan pelan.

'Goblok!Anjing!'

"B-BUKAN DISANA!" Bentak Hyunjin di depan Chris

Chris terkejut dan menjauhkan tangannya dari pinggang Hyunjin

"Dibelaka- buat aja posisi Chris kayak istirahat ditempat!"

"Ohh, okey okey. Calm down sweety."

Chris memposisikan badannya seperti suruhan Hyunjin.

Hyunjin menarik napasnya, mencoba menetralkan diri.

Hyunjin pun mendekati kepalanya ke kepala Chris dan mengecup bibir sang dominan cepat.

Chup!

"Oke, saya pergi." Hyunjin langsung berjalan cepat dan berusaha menutupi mukanya yang merah.

Chris yang melihat Hyunjin yang salah tingkah, menaikkan kedua ujung bibirnya. Hingga membentuk bulan sabit.

"Astaga, lucunya."

Lalu ia memutar badannya dan beranjak dari posisinya sambil tersenyum tipis.

Bagaimana dengan keadaan Hyunin yang sedang berada didalam mobil bersama supir?

Sebenarnya ia ingin berteriak tapi Hyunjin tidak memiliki tenaga lagi.

Hyunjin hanya bisa menghela napas panjang selama perjalanannya menuju kampus.

"Mas, mas kenapa?" Tanya supir heran.

"Ah, enggak papa. Cuma banyak pikiran doang."

"Ohh... apa mas sakit? apa kita pergi ke rumah sakit dulu?" Supir itu bertanya lagi dan melihat muka Hyunjin melalui kaca spion

"Saya enggak sakit kok pak." Jawab Hyunjin dan tersenyum tulus

"Yapi muka mas merah banget, kita ke apotek dulu ya?"

Hyunjin menyentuh mukanya yang merah dan panas.

"A-ah ini karna hari ini panas banget pak, saya kalo terkena panas akan merah merah gini, hehe".

"Baiklah, ini diminum mas, biar dinginan dikit."

Supir tersebut menyerahkan sebotol air mineral dingin ke Hyunjin.

"Terimakasih pak." Hyunjin mengambil air mineral dan diberi supir dan meletakkan air tersebut dipipinya.

Diperjalan Hyunjin hanya termenung hingga ia tidak sadar telah dipanggil berkali kali oleh sang supir.

"Mas.."

"Mas!" Panggil sang supir, sedikit lebih kencang.

"Iya?"

"Kita sudah sampai sejak beberapa menit lalu, apa mas tidak terlambat?"

Hyunjin melihat jam tangannya, dan tepat sekali ia sudah terlambat masuk kelas.

Hyunjin bergegas keluar dan berterimakasih kepada sang supir.

Hyunjin berlari bersama tas punggungnya.

"Hahhh hahh.." Hyunjin membanting pintu hingga membuat sedikit keributan didalam kelas.

Disana ia tidak menemukan sang dosen.

"Haahh, untung ajaaah.." Hyunjin langsung berlari kecil ke arah Changbin yang tidak perduli atas keributan tadi.

"HOI, NDEK!"Panggil Hyunjin kencang.

"APAAN??" Jawab Changbin galak.

"Bin gua pengen cerita banyak ke lo sat."

"Yaudah ngomong sekarang."

Saat Hyunjin hendak menarik napas, tapi kelas mereka telah dimulai karna dosennya sudah memasuki kelas.

"Entar aja dah."

Changbin hanya berdehem.

Tbc.

WKAKAKAKAKAAK

sb? [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang