Dua

803 110 47
                                    

Warning typo bertebaran, harap maklum 😊
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca 😘😘





Bulan suci sudah berlalu, saatnya kita mantap-mantap. Eh baca cerita yang mantap maksudnya 😂










Deru nafas terdengar saling berlomba di dalam sebuah ruangan yang minim pencahayaan. Dalam kamar tidur yang sangat besar itu terdapat dua insan yang tengah melakukan sebuah penyatuan hebat.

Terkadang suara erangan berat atau lenguhan menggoda dari sang wanita terdengar saling beradu dalam kamar. Sebuah tangan besar terangkat menyentuh wajah Jiyeon yang sangat luar biasa cantik dan menggoda.

Jiyeon terlihat sangat amat luar biasa dengan wajah kemerahan menahan hasrat juga peluh yang seakan membuat kulitnya semakin bersinar indah.

Sehun kembali memacu pinggulnya menyantak dan menghentak pusat Jiyeon, membuat wanita itu kian mengeluh dan mendongak. Sehun menurunkan tangannya menyentuh dua bongkahan indah yang bergerak soalah menari-nari meminta untuk segera diulumat.

Dengan sekali gerakan Sehun mengubah posisinya, Jiyeon yang semula bergerak diatasnya kini tersentak di bawah dengan tatapan sayu penuh permohonan.

Gadis yang beberapa jam yang lalu berubah panggilan menjadi wanita itu ingin Sehun segera menyelesaikan permainannya dan membiarkannya beristirahat, karena sungguh demi Tuhan mereka sudah melakukannya selama lima jam dan kini sudah lebih dari tengah malam menjelang pagi.

Dia butuh istirahat, memahami itu Sehun bergerak semakin cepat dengan bibir yang tak berhenti untuk mengecupi area lehernya membuat Jiyeon semakin mendongak memberikan akses lebih bagi pria itu.

“Sehun-ah… ah.. Sehun..” Jiyeon menelusupkan jemarinya semakin dalam menyugar surai belakang Sehun, pria yang tengah menggagahinya. Ia meremasnya guna untuk menyalurkan hasratnya yang tak dapat dibendung lagi.

Sehun mengangkat wajahnya dan menatap Jiyeon sekali lagi, meminta wanita itu untuk terus mendesahkan namanya. Menghajar semakin liar hingga membuat Jiyeon dapat merasakan ujung dari pria itu menyentuh bagian terdalamnya. Ia merasakan benda itu semakin besar dan urat-uratnya bergesekan dengan dinding-dinding miliknya.

“Jiyeon-ahh.. ahhh..” Sehun semakin dalam menusukkan miliknya dan mendiamkannya di sana untuk beberapa saat hingga kedutan itu mereda.

Jiyeon sendiri hanya bisa terpejam menikmati setiap tembakan yang Sehun keluarkan dalam tubuhnya. Mendekatkan ibu jarinya mengelus bibir bawah Jiyeon yang sengaja digegat guna menahan berjuta sensasi luar biasa dalam tubuhnya.

Ia kembali mendekatkan wajahnya dan memagut, pelan dan penuh kelembutan seakan takut jika setiap inchi dari kulit Jiyeon akan tergores karena perbuatannya.







🍃🍃🍃








Pagi menjelang, tidak seperti semalam dimana Jiyeon tak dapat meihat dan menelusuri seluruh sudut kamar dengan bebas. Pagi ini ia dapat melihat bagaimana luasnya kamar tidur itu, walaupun desainnya terlihat sederhana namun semua jauh lebih mewah dari flat kecilnya percayalah.

Jiyeon dapat melihat dan mempelajari kepriadian Sehun dengan mengamati kamar ini.
Semua terlihat teratur di tempatnya, sangat rapi dan bersih karena hampir seluruh sudut kamar dipenuhi oleh warna putih dan hitam.

Pandangannya kemudian jatuh pada tempat tidur, tepatnya sisi kosong di sebelahnya dimana bercak darah juga cairan lain yang ia yakini milik Sehun terlihat mengering disana ughh pasti akan sangat sulit dibersihkan.
Jiyeon meringis merasakan nyeri di bagian bawah tubuhnya yang kalian juga tau apa itu.

EASIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang