Warning typo bertebaran, harap maklum 😊
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca 😘Sepasang kaki yang tak mengenakan alas apapun berjalan penuh kehati-hatian di atas buliran pasir pantai yang lembab. Jiyeon mengamati dengan seksama setiap sudut pantai yang terlukis indah oleh pantulan sinar rembulan.
Ia menghirup udara sebanyak-banyaknya seolah ini adalah hari terakhir baginya dapat menikmati udara kebebasan. Dari bawah sini ia dapat melihat sebagian bangunan istana yang berhari-hari telah memenjarakannya.
Jiyeon menoleh dan tersenyum saat suaminya berjalan mendekat sembari menyampirkan long coat berwarna merah maroon di pundaknya.
Sehun kemudian mengapit jemari mungil istrinya ke dalam genggaman hangat, ia tersenyum melihat wajah bahagia Jiyeon yang nampak berseri-seri. Surai indah yang sangat ia gilai menarinari akibat tiupan angin.Malam ini tak terlalu larut, sehingga udara malam tak begitu buruk hingga membuat Jiyeon jatuh sakit keesokan harinya. Keduanya berjalan beriringan menyusuri tepi pantai berpasir putih, Jiyeon tertawa bahagia saat merasakan beberapa kali air pantai menggelitik punggung kakinya. Walaupun Sehun selalu berhasil menarik tubuh kecil Jiyeon menjauh, namun itu tak membuatnya jera.
“Nanti sakit..” lagi Sehun menarik tubuh istrinya menjauh, ia bahkan harus mendekap raga itu dari belakang agar Jiyeon tak dapat melangkah lagi mendekati bibir pantai.
“Pasti sangat indah saat pagi hari, Sehun-ah apakah kita dapat kembali lagi ke sini besok?” tak ada jawaban apapun yang keluar dari bibir Sehun, lelaki itu hanya memberikan kecupan-kecupan kecil di kepalanya.
Jiyeon tersenyum dan bungkam saat mengerti makna atas kediaman Sehun. Ia lebih memilih menikmati pemandangan pantai yang terlihat sangat nyata di kedua matanya. Menoleh ke segala arah saat menyadari keadaan sekitar yang sangat sepi. Padahal pantai ini sangat dekat dengan desa sekitar, tapi mengapa tak ada kegiatan apapun di sana.
“Jiyeon, kau tau aku sangat-sangat mencintaimu. Hanya kau yang ku miliki setelah Jaehyun, aku tak ingin kehilangan mu aku tak ingin kau meninggalkan ku” Sehun mengeratkan pelukannya, wajahnya yang setengah pucat itu terbenam diantara perpotongan leher istrinya. Menyesap aroma harum yang selalu membuatnya tak bisa jauh-jauh dari tubuh sang istri.
🍃🍃🍃
Jiyeon tersenyum saat Sehun merunduk di bawanya dan mengangkat sebelah kakinya untuk diusap dengan sepotong kain guna membersihkan sisa-sisa buliran pasir yang mengotori jemari. Keduanya sudah kembali ke tempat dimana mereka memarkirkan mobil, bersiap untuk pulang. Jiyeon mendekatkan wajahnya untuk mengecup kening Sehun yang tak tertutup oleh anak rambut.
“Agghh..”
Sehun mendorong lembut tubuh Jiyeon untuk setengah berbaring di dalam mobil, ia menyanggah belakang kepala wanita itu dengan sebelah tangan agar tak melukainya sedikitpun. Melumat bibir istrinya dengan rakus dan penuh tuntutan, sebelah tangannya yang lain menangkup lembutnya wajah Jiyeon.
Saat dirasa perbuataan mereka sudah terlalu jauh, Jiyeon kemudian mendorong dada suaminya hingga pagutan mereka terlepas. Sehun menatap wajah pujaannya penuh kagum, Jiyeon selalu mempesona saat rona merah menghiasi pipinya dengan bibir bengkak yang basah.
“Aku ingin becinta denganmu”
Jiyeon berusaha menghindari serangan suaminya yang sudah menjilat dan menggigit lehernya penuh nafsu. Ia panik, bukan hanya karena bisa saja seseorang dapat melihat mereka bercinta dengan panas di sini. Namun juga karena suatu hal yang belum ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
EASIER
FanfictionTerinspirasi dari film The Invisible Man dan Door Lock. Belum tau dilanjut kapan, tapi ngga ada salahnya di keep dulu siapa tau suka hehehe 👉👈😊