27. Masa Lalu

839 60 17
                                    

Beberapa buku dan kertas berhamburan di atas meja. Beberapa kertas diantaranya bahkan sudah di hiasi oleh tinta berwarna hitam.

Hyena duduk di lantai dan menggunakan meja ruang tamu untuk mengerjakan beberapa tugas yang di berikan guru-guru kepadanya.

Tapi Hyena cuma mengerjakan beberapa soal dari yang di berikan. Pikirannya sama sekali tidak fokus selama mengerjakannya. Hyena sedari tadi menaruh dagunya di meja dan kedua punggung tangannya menopang dagunya.

Pintu kamar terbuka menampilkan Jimin yang baru saja selesai mandi. Mata Jimin terfokus melihat Hyena yang sedari tadi melamun dan melangkah mendekati Hyena.

Jimin berdiri di hadapan Hyena tapi Hyena tidak menyadari akan hal itu. Jimin pun ikut duduk di depan Hyena tapi sekali lagi tidak di sadari Hyena. Jimin pun mulai mengikuti cara Hyena menopang dagunya di meja sambil memerhatikan Hyena dalam jarak yang dekat itu.

"Mikirin apa sih?"

Seketika kesadaran Hyena kembali. Hyena terkejut melihat Jimin berada di depannya "Sejak kapan kau berada di situ?" Hyena langsung menarik badannya dan duduk secara tegap.

"Baru saja. Kau mikirin apa sih sampai tidak tahu aku berada di depanmu?"
Tanya Jimin dengan rasa penasarannya.

Hyena buru-buru memasang ekspresi seolah tidak ada apa-apa. Ia menyelipkan rambutnya di sela telinga kanannya "Tidak, aku tidak memikirkan apa-apa".

Kembali Jimin memasang wajah usilnya "Masa sih? Tapi kayaknya serius begitu yang di pikirin. Apa kau memikirkan ku?" Jimin tersenyum jahil pada Hyena.

"Apaan sih?! Ya tidaklah! Buat apa aku mikirin kau" Hyena mengambil bolpain dan buku serta kertas yang di pakainya buat mengerjakan tugas.

Jimin hanya bisa tersenyum kecil karena tanggapannya Hyena tadi "Terus sekarang lagi ngapain? Tumben banyak banget kertas dan buku di meja".

Hyena menarik nafasnya dan menghembuskannya "Kau tidak tahu ada tugas?" Jimin menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya atas pertanyaan Hyena.

"Awww!!! Yak!!" Jimin mengelus kepalanya karena Hyena dengan gerakannya secara tiba-tibanya itu memukul kepala Jimin dengan pulpen secara keras.

"Kau juga sih kenapa tidak tahu kalau kita di berikan tugas sangat banyak?" Hyena memasang muka sebalnya itu.

"Kan aku bertanya Hyena. Bertanya. Tidak perlu kau memukuliku dengan cukup keras juga"

"Terserah"

Jimin tidak memercayai apa yang di katakan Hyena. Padahal sedari tadi Jimin berharap Hyena bakalan mengelus kepalanya sebagai rasa bersalahnya ternyata tidak sama sekali.

Jimin berbicara dengan suara kecil "Dasar perempuan"

"Kau bilang apa?!"

Jimin dengan cepat langsung duduk dengan tegap "Ha? Tidak aku tidak bilang apa-apa".

Dengan tatapan curiganya terhadap jawabannya Jimin tapi Hyena berusaha kembali lagi berfokus pada tugasnya.

Jimin menelan ludahnya 'Huft, selamat'

Selama beberapa menit Hyena terfokus pada soal-soal tugasnya dan Jimin yang ikut fokus melihat Hyena berusaha menjawab itu.

"Ah, ini hasilnya berapa sih? Tiga puluh tiga atau tiga puluh lima sih?" Hyena bergumam sambil menggaruk kepalanya dengan pulpen yang tadi di pakainya memukul kepala Jimin

"Tiga puluh lima"

Sautan itu membuat Hyena melihat pada Jimin "Cara kerjamu yang kedua itu yang benar" sambung Jimin.

Married To The Enemy ~PJM~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang