Bismillahirrahmanirrahim...
***
Tepat di hari Minggu, Yusuf dan Bunga pulang ke Jombang—rumah mereka. Setelah dua hari pergi ke Malang, akhirnya pulang juga. Tak lupa mereka membawakan jenang apel, buah apel, keripik tempe, coklat, baju khas Malang, dan masih banyak lainnya yang berasal dari Malang.Di Minggu ini, kegiatan yang mereka lakukan hanya menonton acara kesukaan Zura dan Safa yaitu doraemon. Entah alasan apa yang membuat Zura jatuh hati pada acara ini, mungkin salah satunya adanya boneka kucing yang sangat menggemaskan dan lucu.
Di sela-sela gelagak tawa menonton doraemon, Bunga membuka bingkisan yang beliau beli di Malang. Ya, bingkisan tersebut berisi buah coklat yang sangat banyak. Alasan membeli coklat sebanyak ini, karena agar bisa diolah jadi makanan serba-serbi coklat.
Sekaligus agar Safa betah menginap di rumah uminya, lagi pula Safa tidak bisa jauh-jauh dari coklat setelah menikah. Hal itu membuat badannya sedikit melebar.
“Habis nonton tv bantuin umi masak yuk. Mumpung ada coklat nih kesukaan nya Safa.” Ajak Bunga sembari melirik Safa untuk menggodanya.
“Ahh Umi bisa aja, iya deh ntar aku bantuin.” Jawab Safa membuat gelagak tawa mereka bertambah-tambah.
“Yaudah habis ini Safa sama Zura masak bantuin Umi di dapur. Masaknya yang banyak ya, biar abi sama Ilham nemenin cucu abi nonton doraemon.” Sahut Yusuf diakhiri senyuman.
“Ayo nduk bantuin Umi.” Ajak Bunga saat doraemon masih tayang di tv.
“Umi, bantuinnya boleh nunggu doraemon istirahat nggak?” Tanya Zura sedikit polos. Wajar sih gamau ketinggalan acara yang satu ini.
“Yaudah Umi tungguin.” Jawab Bunga dan membuat Zura kembali fokus menonton doraemon.
Jeda beberapa detik....
“Sambil liat tv, nih dimakan keripik tempe sama jenang apel nya.” Bunga menyodorkan toples berisi keripik tempe dan jenang apel ditengah-tengah kami.
Mendengar neneknya menyebut nama jenang, Hasan langsung bersorak ria “Asyikkkk, ada jenang.” Sorak Hasan, karena dia memang sangat suka dengan jenang tapi ia tidak tahu bahwa jenang yang dimaksud berasal dari apel. Sedangkan Hasan tidak begitu suka dengan buah apel.
Ilham yang melihat Hasan kegirangan dengan jenang apel membuat dirinya menggelengkan kepala. Bagaimana tidak, dia tau jelas bahwa anak laki nya tidak suka dengan apel. Tapi dirinya ber positif thinking munkin anaknya sudah mulai suka buah apel.
Melihat Hasan senang ketika dibawakan jenang apel, sontak Bunga langsung menyuapi Hasan “Aaaa.” Bunga menuntun cucunya untuk membuka mulut.
Detik pertama hingga ke tiga Hasan masih menikmati jenang apel tersebut. Hingga dia menemukan secuil buah apel yang tercampur dalam jenang tersebut, Hasan langsung merengek dan meminta tisu untuk melepeh makanan yang ada di dalam mulutnya “Bundaa ti-ti su.” Pintanya sambil terbata-bata menahan rasa apel yang ia rasakan.
Mendengar rengekan anaknya, Safa langsung mengambil tisu di dekatnya “Kamu aneh-aneh sih Kak, udah tau nggak suka apel malah makan jenang apel.” Safa sedikit menaikkan nada bicaranya.
Bunga yang tidak tau bahwa cucunya tidak menyukai apel merasa bersalah. “Maafin Umi ya Saf. Umi nggak tau kalo Hasan nggak suka apel.”
“Ehhh, umi kok minta maaf kan umi nggak salah. Udah lupain aja Mi, lagian Hasan juga nggak kenapa-napa.” Jawaban Safa membuat hati Bunga tenang.
Kini Hasan nyaman duduk dipangkuan bundanya. Melihat kakaknya di pangku bundanya, Syifa langsung iri dengan kakaknya dan berlari menuju Safa.
“Minggir, aku juga mau dipangku sama bunda.” Rengek Syifa sambil mendorong kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku
SpiritualBismillahirrahmanirrahim . . . Jangan lupa follow sebelum membaca! Azura Saidah, wanita sholekhah yang hampir setiap hari dihantui dengan pertanyaan "kapan nikah?" padahal umurnya saja masih muda untuk menikah. Tidak salah bukan, jika harus meni...