5. Cokelat

704 83 18
                                    

Di cuaca dingin seperti ini, secangkir cokelat panas akan membuat tubuh mereka yang sebelumnya kedinginan terkena hujan akan merasa nyaman. 

Jaehyun melirik Taeyong yang berdiri tepat didepannya, sedang memesan minuman manis itu kepada pekerja di meja antrian. Taeyong berbadan mungil, Jaehyun bahkan tak menyangka tinggi gadis itu hanya se-dadanya. 

"Kalau Oppa pesan apa?" 

Tiba-tiba si cantik menoleh kebelakang dan membuat si tampan terkesiap, ketahuan karena sedaritadi memandang Taeyong begitu lekat. 

"Samakan saja sama punyamu, Taeyong-ssi." 

"Cokelat panas dengan potongan Marshmallow ya, dua." 

"Iya." Jaehyun mengangguk pelan sambil menyerahkan kartu hitam miliknya tepat di depan Taeyong, "Aku yang traktir." 

Napas Taeyong tercekat, kala menyadari posisinya dan Jaehyun sangat intim saat ini. Si tampan seolah memeluknya dari belakang dan membuat ia dapat merasakan debaran kuat dari jantung milik pria itu sekarang. 

"Ah, maaf." Jaehyun mundur secara tiba-tiba karena panik, dan membuat ia tanpa sadar memijak kaki pelanggan lain di belakangnya, "Maafkan saya, Nona." 

Wanita di depan Jaehyun hendak marah, sebelum mengulum senyuman karena menyadari Jaehyun sangatlah tampan, "Ah ya.. tidak apa." 

"Taeyong-ssi, lebih baik aku menunggu disana ya?" Jaehyun menunjuk kursi cafe yang mengarah keluar jendela, "Jika pesanannya sudah datang kau dapat memanggilku untuk membawakannya." 

"Iya, Oppa." 

Jaehyun segera berlalu, meninggalkan Taeyong yang kini menutup kedua pipinya dengan tangan karena merasa pipinya sangat panas sekarang, "Sadarlah Lee Taeyong, tidak mungkin Oppa Jaehyun yang tampan itu menyukaimu!" 

Tak lama pesanan mereka telah tersedia, Taeyong pun membawanya menuju Jaehyun yang kini menatap kosong keluar jendela. 

"Oppa.." 

"Hm?" Jaehyun tersentak dari lamunannya, "Taeyong-ssi kenapa tidak memanggilku?" 

"Tidak apa, Oppa. Ini tidak berat." 

"Terimakasih." Jaehyun lalu meraih gelas di tangan kanan Taeyong, "Duduklah dulu, kita tunggu hujannya kali ini reda ya? Soalnya diluar semakin deras." 

Taeyong mengangguk, menyetujui. Si cantik lalu duduk tepat di sebelah si tampan dan menatap Jaehyun yang sangat rupawan, "Sebenarnya aku selalu merasa aneh, kenapa setiap berjumpa dengan Oppa selalu di temani hujan?" 

Jaehyun otomatis menoleh kepada Taeyong, "Taeyong-ssi juga menyadarinya?" 

"Hum!" Taeyong mengangguk lalu menyeruput gelas berisi coklat panas itu sejenak, "Bahkan kalau tak salah kita berjumpa tiga kali di temani rintik hujan, termasuk saat ini." 

"Ya-" Jaehyun tertawa, "Aku pikir hanya aku yang mengingatnya." 

"Aku juga menginatnya." Taeyong melirik malu-malu pada Jaehyun, "Bahkan aku jadi berharap setiap hujan turun aku akan berjumpa dengan Oppa." 

Jaehyun yang tengah menelan coklat hangatnya lantas tersedak, kala mendengar ucapan pelan namun terdengar jelas di telinganya itu. Wajah tampannya kemudian ikut menatap wajah cantik Taeyong yang kini memerah, merasa malu. 

"Hahaha, aku bercanda kok." 

Jaehyun menghela napasnya, kala merasa kecewa karena Taeyong hanya bercanda. Padahal ia berharap jika ucapan gadis itu benar adanya. Karena sejujurnya, Jaehyun pun ikut berharap bertemu Taeyong ketika hujan turun. 

"Tapi jika Oppa merasa tak keberatan dengan apa yang aku katakan barusan.." Taeyong menggigit belah bibir tipisnya yang berwarna merah, "Oppa bisa menganggap perkataanku serius kok." 

Jaehyun mengulum senyumannya, menunjukkan dua lesung pipi yang tersemat di wajah rupawannya. "Jadi sebenarnya Taeyong-ssi bercanda atau serius?" 

"Ungh, tidak tahu." 

"Haha.." tawa merdu Jaehyun mengalun, membuat Taeyong terkesiap kala menyadari Jaehyun ternyata bahkan indah dalam tertawa, "Taeyong-ssi sangat lucu." 

Taeyong mengerucutkan bibirnya, menatap Jaehyun dengan mata rusa miliknya. "Tapi aku bukan pelawak, Oppa." 

"Yang bilang Taeyong-ssi pelawak siapa?' 

"Ihh!" 

Jaehyun mengelus puncak kepala Taeyong dengan perlahan, merasa gemas dengan ekspresi si cantik barusan. Tapi setelah sadar dengan apa yang ia lakukan, Jaehyun berdehem canggung dan kembali meneguk coklat panasnya menyembunyikan kegugupan. 

Tapi tidak dengan Taeyong yang kini menggigit bibirnya menahan senyuman. 

Keduanya kini terdiam, saling menatap kedepan seolah melamunkan tetesan hujan dan hayalan yang menari-nari dalam pikiran. Setetes demi setetes cairan coklat manis itu perlahan mulai habis, dan waktu telah menjadi semakin malam. Jhonny sudah pulang bersama Ten, dan membuat Jaehyun akhirnya mengantarkan Taeyong untuk pulang. 

Keduanya tak sadar, jika barusan adalah kencan pertama manis milik mereka. 

Yang semanis coklat. 



*Tbc* 




RAIN - JAEYONG [GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang