Damn! Papa 4

1.2K 135 58
                                    

"Mean ... Kamu yakin mau ikut denganku ke dalam?" Tanya Yacht begitu selesai memarkirkan motor gedenya di depan sebuah club malam.

Mean mengangguk tanda setuju.

"Ya sudah, tapi kamu harus ikut minum denganku."

"Lihat saja nanti." Jawab Mean singkat.

Yacht hanya mampu menggelengkan kepalanya. Sejak kemarin, sikap Mean memang sedikit berubah. Menjadi lebih banyak diam. Terlebih lagi hari ini.

Mean yang biasanya selalu pulang ke rumah setiap pulang sekolah, hari ini tidak langsung pulang. Mean memutuskan untuk ikut ke rumah Yacht. Dan yang lebih anehnya lagi, Mean juga bersedia di bawa ke club malam.

Yacht yakin, saat ini Mean pasti sedang ada masalah dengan Papanya. Dan tugas Yacht sebagai sahabatnya yaitu menghibur Mean agar melupakan masalahnya, dengan membawanya ke sini.

Mean mengikuti langkah Yacht yang cepat menuju area club malam.

Mean berhenti tepat di depan pintu masuk saat lagi-lagi dia merasakan getaran di saku celananya. Mean merogoh saku celananya, kemudian mengeluarkan ponselnya dari sana.

Papa Calling ...

Mean menatap layar ponselnya dengan perasaan campur aduk.

Semenjak siang tadi, Plan terus menghubunginya, namun tidak di angkat. Sederet chat darinya pun belum ada satupun yang ia balas. Mean menatap jam di sudut kiri layar ponselnya, sudah hampir jam sepuluh malam. Tentu Plan sangat cemas karena dari sore ia tidak mengangkat telepon ataupun membalas chatnya.

"Mean, kenapa? Ayo kita masuk." ajak Yacht.

Mean menatap Yacht sekilas.

"Tidak ada. Ayo!" Jawab Mean.

'Maafkan aku, Papa ...'  bathin Mean.

Lalu Mean menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku celananya, tidak peduli meski ponselnya masih bergetar karena panggilan dari papanya. Dan Mean kembali mengikuti langkah-langkah Yacht untuk memasuki Club malam tersebut.

Mean dan Yacht memasuki area club yang masih terlihat sepi. Mean merasa pusing seketika karena cahaya kelap-kelip yang berpendar di ruangan pengap itu. Belum lagi dengan aneka aroma minuman keras yang terasa memukul langsung indera penciumannya. Tapi Mean berusaha beradaptasi dengan suasana asing ini.

Kemudian Yacht membawa Mean kepada teman-temannya yang sudah menunggu di sana. Sekelompok muda-mudi tengah mengobrol sambil sesekali terbahak. Di atas meja tersaji beberapa gelas dan botol minuman keras yang Mean sendiri tidak tahu jenis dan nama-namanya. Belum lagi dengan asap rokok yang mengepul di beberapa sudut di ruangan ini,sungguh hal yang benar-benar asing bagi Mean. Karena didikan Plan, Mean telah menjelma menjadi anak rumahan yang alim dan tidak mengenal dunia malam seperti ini.

"Mean! Kenapa berdiri saja? Ayo bergabung bersama kami." Ajak Yacht saat melihat Mean sedari tadi hanya berdiri mematung.

"Ah, i iya." Jawab Mean kikuk.

Seorang wanita cantik yang sedari tadi memperhatikan Mean terlihat mematikan rokoknya yang sudah tinggal setengah, kemudian menghampiri Mean.

"Tidak perlu takut beb, dunia ini sangat menyenangkan. Rugi jika kau tidak menikmatinya." ucap gadis cantik itu sambil merangkul pundak Mean untuk ikut duduk bersamanya.

Yacht melihat ekspresi Mean yang tampak aneh. Sebenarnya Yacht tidak ingin menjerumuskan sahabatnya itu ke dunia malam seperti ini, tapi ia hanya ingin menghibur Mean agar sejenak melupakan masalah di rumahnya.

Damn! I Love You PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang