01. Hari Terakhir

6 0 0
                                    

"Kayla Eshal Alhamid!" Seru seorang perempuan sambil menatap geram adiknya yang masih tertidur. Sudah berbagai cara ia lakukan. Mulai dari menepuk-nepuk pipinya, memercikkan air ke wajahnya, mengguncang kasurnya, bahkan sampai menindihnya. Tapi semua itu sia-sia.

Ia menghela nafas, lalu tiba-tiba ada sebuah ide yang muncul di kepalanya.

"Kayla bangun! Sudah jam tujuh." Dan ya, berhasil! Adiknya itupun langsung terduduk dan mengecek jam nya. Lalu adiknya cemberut.

"Ih, kak Nayla apaan sih. Baru jam 5 pagi udah dibangunin. Udah ah mau lanjut tidur." Sang kakak pun geram. Ia langsung menarik selimut adiknya dan adiknya pun kembali terduduk dengan wajah cemberut.

"Kayla, sholat subuh dulu." Ucap kakaknya setenang mungkin.

"Tapi Kayla masih ngantuk." Balas adiknya yang bernama Kayla.

"Wudhu dulu. Nanti juga ngantuknya hilang." Kayla pun menatap kakaknya sebentar lalu pergi ke kamar mandi dan mengambil air wudhu.

Selepas wudhu, kakak beradik itupun melaksanakan sholat subuh berjamaah dengan Nayla sebagai imamnya.

"Assalamualaikum Warahmatullah...." Selesai mengucap salam terakhir, Kayla meraih tangan Nayla dan menciumnya. Lalu, mereka melanjutkan untuk membaca Al-Quran.

Saat waktu menunjukkan pukul setengah enam pagi, mereka memutuskan untuk mandi.

"Sekarang tinggal mandi. Siapa yang mau mandi duluan?" Tanya Nayla yang sedang menaruh Al-Quran nya di meja belajarnya.

"Kak Nay aja yang mandi duluan." Jawab Kayla.

Nayla menghampiri adiknya. "Heleh. Itu alasan kamu aja kan? Bilang aja malas mandi. Biar adil kita siut aja. Yang kalah mandi duluan."

Kayla hanya pasrah mendengar ajakan kakaknya. Karena kalau Kayla menolaknya, Nayla juga akan tetap memaksa.

"SIUT!"

Mata Kayla melebar saat melihat tangan kakaknya yang menyerupai kertas sedangkan tangannya menyerupai bentuk batu.

"Ih, ulang. Sampai 3 kali." Kata Kayla tidak terima. Sedangkan Nayla hanya mengiyakan.

"SIUT!"

"SIUT!"

Kayla benar-benar kesal dengan kakaknya. Karena Kayla kalah, maka ia akan mandi duluan. Sebenarnya Kayla dan Nayla memang suka berdebat meskipun hanya hal sepele. Usia mereka hanya berselisih 3 tahun. Usia Kayla baru 9 tahun dan masih duduk di bangku kelas 3 SD. Sedangkan Nayla berusia 12 tahun duduk di bangku kelas 6 SD.

"Woy ngelamun mulu. Mandi sana!" Kata Nayla yang sudah keluar dari kamar mandi. Kayla pun mengambil handuknya dan berjalan menuju kamar mandi dengan wajahnya yang manyun sehingga membuat Nayla geli. Meskipun Kayla terkadang menyebalkan, tapi itu yang membuat Nayla sangat menyayangi Kayla. Usai Kayla mandi, mereka pun bersiap-siap memakai seragam sekolahnya.

Saat mereka hendak keluar kamar untuk sarapan, mereka teringat sesuatu. Mereka pun menghampiri dua buah foto yang ada di atas mejanya.

"Ayah, bunda. Nayla sama Kayla mau berangkat sekolah dulu ya. Assalamualaikum." Kata Nayla parau. Kayla pun melirik kakaknya yang menahan tangis. Semenjak 5 tahun kepergian orang tuanya, mereka masih sangat merindukan kehadirannya. Saat mereka mendapat kabar bahwa orang tuanya kecelakaan, umur Nayla saat itu masih 7 tahun sedangkan Kayla masih 4 tahun. Sekarang, mereka tinggal di rumah paman dan bibinya yang sama sekali tidak memperdulikan mereka. Meskipun Kayla dan Nayla tinggal bersama adik laki-laki ibunya beserta istrinya, tapi Nayla dan Kayla hidup mandiri.

"Kak Nayla." Kata Kayla yang berusaha untuk menyadarkan Nayla yang sedang melamun.

"Eh, ayok kita sarapan." Nayla pun menarik tangan Kayla keluar kamar menuju tudung saji.

Park of the FirefliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang