00. Prolog

8 0 0
                                    

Seorang gadis kecil tengah bersenandung ria diterpa sejuknya angin malam. Senyum manis miliknya selalu terukir di wajahnya yang cantik. Satu hal yang ia rasakan saat itu, kebahagiaan.

"Kak, aku dapat yang cantik!" Gadis kecil itu kegirangan melihat hasil temuannya dan langsung memberi tahu kakak perempuannya.

"Masya Allah, cantik sekali. Ayo kita perlihatkan ke ayah dan bunda!" Ajak kakaknya. Kedua kakak beradik itu menghampiri orang tuanya yang sedang bersantai di sebuah bangku panjang di tempat itu.

"Ayah, bunda. Lihat ini!" Antusias gadis kecil itu sambil memperlihatkan hasil temuannya.

Mata orang tuanya berbinar dan tersenyum melihat hasil temuan anak bungsunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata orang tuanya berbinar dan tersenyum melihat hasil temuan anak bungsunya. Bagaimana tidak? Bunga itu bercahaya. Ditambah gelapnya malam membuat cahaya indah dari bunga itu terlihat jelas. Kakak beradik itu saling bertatapan dan tersenyum ketika melihat orang tuanya kagum dengan bunga yang ditemuinya.

"Ini untuk ayah dan bunda!" Kata sang adik yang diikuti anggukan oleh kakaknya.

"Terima kasih, sayang." Balas ayah dan bundanya bersamaan sambil mengecup pipi kedua putrinya yang menggemaskan.

Karena sudah larut malam, maka keluarga kecil itupun berniat ingin pergi meninggalkan tempat itu. Tapi tiba-tiba, sang kakak memberi tahu sesuatu.

"Ayah, bunda! Apa ini?" Tanya sang kakak sambil menunjuk sebuah benda terbang bercahaya.

Orang tua mereka tersenyum. "Itu namanya kunang-kunang."

"Apa itu kunang-kunang?" Celetuk sang adik polos.

"Kunang-kunang itu suatu serangga yang bercahaya di malam hari. Ketika kunang-kunang berkelompok dan saling memancarkan cahayanya di malam hari, maka akan membuat sebuah pemandangan yang sangat indah dan sulit untuk dilupakan." Jelas sang ayah sambil mengelus kepala putri bungsunya.

Sang adik menatap ayahnya bingung. " Pemandangan indah seperti apa?" Barusan ayahnya hendak menjawab, tetapi sang kakak kembali berbicara. "Seperti itu?" Tunjuknya ke suatu arah.

Mereka menoleh ke arah yang ditunjuk. Mata mereka melebar. Senyuman kembali terukir di wajah keluarga kecil itu. Untuk kedua kalinya di malam ini, mereka dibuat kagum dengan ciptaan tuhan yang lain.

Sekarang, mereka ditemani oleh ribuan kunang-kunang yang menambahkan kesan kehangatan di dalam keluarga kecil mereka dan akan menjadi suatu pemandangan yang selalu membekas di ingatan mereka selama-lamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang, mereka ditemani oleh ribuan kunang-kunang yang menambahkan kesan kehangatan di dalam keluarga kecil mereka dan akan menjadi suatu pemandangan yang selalu membekas di ingatan mereka selama-lamanya.

Keluarga kecil itu duduk berdampingan di sebuah bangku. Dengan posisi sang kakak berada di antara ayah dan bundanya, dan sang adik duduk di atas pangkuan ayahnya. Keluarga kecil itu memandangi ribuan cahaya kunang-kunang di sekelilingnya yang berterbangan. Mereka tidak merasa kedinginan dengan udara malam itu, karena mereka sudah menciptakan kehangatan itu sendiri yang didalamnya terselip sebuah kebahagiaan.

Dan akhirnya, kejadian itu menjadi sebuah kenangan yang tidak akan terlupakan bagi keluarga kecil mereka.

°•°•°•°


Assalamualaikum!

Makasih udah mau baca cerita pertama aku. Maaf kalau masih banyak kesalahan karena masih pemula.

Jangan lupa tinggalkan vote and comment nya ya!

Thank u :)

Park of the FirefliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang