" Kini aku tau kekurangan diriku, entah itu kebenarannya atau tidak. Sulit berendam pada kesunyian, kini semua berubah dalam kejapan. Dentum jam sejajar tak berputar, berpatri tepat difokus mata. Ingin mengatakan segala keluh kesah, niat baru tergambar sudah pupus. Umpatan menjamu kedatangan, mungkin terasa tersayat. Senyum miring yang kusuguhkan, mungkin angkuh namun bukan topeng belaka. Tentu terlihat pantas, seakan itu hiburan semata. Rasakan egomu sendiri itukah wujud munafikmu, begitu tak merasa tau diri hingga hinggap di celah konflik. Bisa saja berparas anggun, menyamar demi berburuk sangka. Semakin dihitung hari, terasa terjanggal dalam lubuk hati.
Niatanku bercengkerama namun memberi arah beda pada tiap sudut pandang. Segelas air putih akan membentuk gumpalan, jika dibiarkan terus menerus. Sama seperti raga yang tak tersapa akan terbentuk gumpalan kebencian tepat di batinnya. Hanya permainan kata terbodoh yang tak sudi menjawabnya, guyuran titik-titik air menetes tepat di pori-pori. Hening beberapa saat, gemericik hujan menggema di lorong-lorong ruang. Terlihat kilatan langit, memancarkan aura sendu. Ranting-ranting pohon seolah tau dan memberi sedikit alunan, desauan angin menyapa di sela-sela kesunyian. Tenggorokan terasa tercekat, untaian kata sulit meluap keluar bibir. "
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
" Hamparan begitu luas dan sejuk, mungkin mimpi yang cukup indah. Kelopak mata berpejam beberapa saat, ketika terbuka kembali hanya objek sama yang terpapar. Tawa kembali terdengar tapi seperti berbisik, sulit sekali melepas senang. Aneh memang, hingga pasang mata menyorot arah yang jadi pembicaraan. Waktu memberi jeda seakan iba dengan kisahnya, membiarkan lukanya terbalut candanya. Di tengah bisikan malam, kehangatan mengelilingi raga yang terkagum oleh pancaran bintang. Lupa akan segala penghinaan yang merangkai tajam, perlahan membuka bayangan kehancuran kembali. "
.
.
.
.
.
.
.
.
.Vote and comment sebanyak-banyaknya ya guys 🙏🤗
See you next time ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Tears
PoetryHidupku hanya parasit yang tak pernah teranggap. Semua sirna bersamaan dengan waktu, tangisku bukanlah lemahku. Kian lama, semua berubah jadi butiran debu. Aku hanya pemburu mimpi, mengusik tiap sisa cerita yang tertinggal. Kuceritakan ditiap bait...