Chapter 2 (Seno Aditya)

7 0 0
                                    

Laki-laki berpasras tampan itu menatap datar seseorang yang ada di hadapannya saat ini. Ah ralat! Wajahnya memang dari lahir sudah berekspresi datar membuat kaum wanita yang mengagumi sosok tersebut mundur saat melihat tatapan tajamnya.

Seno Aditya, laki-laki yang membuat wanita tergila-gila dengan parasnya yang sempurnya. Dengan gaya rambut yang berantakan, mempunyai bibir tipis merah alami karena tidak pernah sekalipun merokok, hidung mancung, alis tebal dan bulu matanya yang sangat indah. Jangan lupa bola matanya yang membuat perempuan terpesona.

Ah iyaa. Lupakan! Karena saat ini ia sedang di hadang sang adik. Reno Aditya!

"Jauhin Nara!" Ucap Reno membuat Seno tak mengerti.

"Nara itu milik gue bang! Gue minta sama lo jangan gangguin dia!"

"Gak kenal" balas Seno acuh membuat Reno menggeram.

"Terus maksud lo coment di Instagram Nara apa? Lo mau baperin dia terus lo tinggalin gitu?!"

Seno berpikir keras dan ah sepertinya ia mengingat Nara. Nara yang ia coment postingannya karena ekspresi Nara itu menurutnya sedikit lucu dan ehmm...menggemaskan.

"Gue nggak maksud" Ucap Seno mengangkat bahu acuh.

"Halah gue nggak mau tau bang, lo harus jauhin Nara karena dia hanya milik gue" Ucap Reno kemudian pergi meninggalkan Seno.

Seno tidak peduli. Lagian dia hanya mengungkapkan pendapatnya bahwa Nara itu lucu. Tidak ada maksud apa-apa. Seno juga tidak berpengalaman untuk membuat perempuan baper.

***

Kantin SMA ANGKASA siang ini sangat ramai dengan pengunjung. Mungkin saat istrahat pertama jadinya kantin ini selalu ramai dengan pengunjung. Seno mengarahkan pandangannya, mencari tempat duduk yang kosong. Nihil! Tempatnya sudah penuh. Kecuali satu bangku yang kosong di pinggir ketiga cewek yang sedang menikmati makanan mereka.

Seno menghela napas pelan dan berjalan menuju ke arah ketiganya. Daripada dia tidak makan sama sekali, dan pasti sebentar lagi bel masuk jam kedua akan berbunyi. Terpaksa Seno menghampiri bangku kosong tersebut.

"Numpang makan di sini ya" Ucapan Seno yang tiba-tiba itu membuat ketiganya menoleh ke arahnya dan langsung melongo kaget.

Seno tersenyum tipis saat mengetahui sosok yang di yakini itu adalah Nara. Melihat ekspresi Nara membuat Seno ingin tertawa. Tunggu-tunggu! Tertawa?! Apa yang ada di pikiran Seno saat ini? 

"Ekhem, boleh kak boleh. Silahkan duduk aja" Ucap Alisya yang tersadar terlebih dahulu.

Seno mengangguk dan duduk di samping Nara. Bolehkah ia mengakui bahwa Nara yang ia lihat secara langsung lebih menggemaskan?

"WOII SADAR LU BERDUA!" Alisya berteriak kesal saat melihat ekspresi Zia dan Nara yang sungguh memalukan!
Zia kaget dan langsung melirik sinis ke arah Alisya. Sedangkan Nara menyengir lebar dan terus menatap Seno.

"Hai bang. Ah akhirnya Nara nggak perlu susah-susah buat cari babang Seno yang tamvan. Ekhem, kenalin aku Nara Dara Adiwijaya, kelas X1 Ipa 1, jangan lupa ngapelin Nara ya di kelas. Eh, nama panggilannya Nara. Ah nggak jadi! Buat bang Seno panggilannya khusus kok. Dipanggil sayang juga bisa bangat" Ucap Nara panjang lebar membuat Seno tertawa kecil sambil mengangguk.

Zia dan Alisya menganga! Seno tertawa?! OMG, ini sejarah yang perlu di kenang sepanjang masa.

Masalahnya belum pernah mereka berdua melihat Seno tersenyum, apalagi tertawa! Wah, Nara udah pake pelet nih bisa membuat Seno tertawa.

"Makan Dara, nanti keburu bel masuk" Ucap Seno yang membuat ketiganya menganga lebih lebar. Terlebih dengan ekspresi Zia dan Alisya saat ini.

"Dara woiii"

"Panggan khusus Kak Seno"

"ASTAGAAA, DEMI MANU RIOS YANG TAMPANGNYA SETENGAH MATI BIKIN MATI, EH NGGAK JADI. MANU RIOS MAH KALAH INI SAMA ABANG BEBEBNYA NARAA" Teriak Nara membuat siswa/i menoleh dan menggelengkan kepala mereka. Nara memang begitu, jadi maklum saja!

"Bang Seno my bebeb Nara. Ah kok bikin Nara terbang sihh. Padahal ini baru pertama kali kita ketemu loh bang"

Seno hanya mengangguk membenarkan ucapan Nara. Entah, Seno suka memanggil Nara dengan panggilan tengahnya.

"Ra, makan elah. Lo mah katanya laper, giliran di samperin Kak Seno makanannya nggak di habisin" Tegur Alisya membuat Nara menyengir lucu.

"Mungkin karna Kak Seno tampan ya? Jadi makanannya nggak abis" Ucapan Zia yang tidak nyambung membuat Seno tersedak makanannya. Alisya langsung menabok kepala Zia pelan. Sedang Nara hanya memutar bola matanya kesal. Astaga, mimpi apa mereka mempunyai sahabat lemot seperti ini!

***

Reno mengeraskan rahangnya saat melihat Seno dan Nara duduk dan makan bersama. Sial! Bukannya tadi Seno bilang dia tak mengenal Nara? Tapi sekarang kenapa dia malah memilih makan bersama Nara?

"Kamu cemburu?" Tanya Dira sinis saat Reno seperti orang kesetanan melihat kedekatan Seno dan Nara.

Ah Reno lupa jika saat ini ia sedang makan bersama Dira. Sial! Sial! Sial! Kalau saja ia tidak tergoda dengan Dira yang notabenya sahabat Nara, mungkin ia masih tertawa bersama Nara saat ini. Reno sungguh hanya menginginkan Nara. Dia di jebak oleh Dira dan sayangnya semuanya sudah terlambat.

"Udahlah, ngapain sih lihatin Nara terus. Kamu bisa ambil kesimpulan dong kalau Nara itu cewek nggak bener. Lihat! Baru aja kemarin putus sama kamu, udah ada gandengan lain aja. Nyesel aku sahabatan sama orang nggak tau diri!" Ucapan Dira membuat Reno emosi.

"Lo bisa nggak sih diem aja! Ini semua gara-gara lo! Kalau aja lo nggak maksa gue buat pacaran sama lo, gue mungkin saat ini masih sama Nara!" Ucap Reno dengan keras membuat siswa/i di kantin menoleh ke arah mereka berdua.

Nara, Alisya, Zia dan juga Seno melirik ke arah keduanya.

"Kamu kok nyalahin aku?! Kamu kan yang ngejar-ngejar aku waktu masih sama Nara! Kok sekarang malah nyalahin aku?!" Balas Dira tak kalah keras.

"Emang gitu sih, yang udah ngancurin hubungan orang pasti nggak bakal bahagia sama pasangannya. Karma emang is the best, hahaha" Ucap Alisya tertawa jahat.

"DIEM LO!" Teriak Dira membuat Zia dan Alisya semakin terbahak.

Nara hanya mengangat bahu tak peduli dan melanjutkan makanannya yang sempat tertunda.

"Bang bebeb Seno, udahlah ngga usah di liatin. Lanjutin aja makannya. Lagi latihan drama itu" Ucap Nara dan anehnya Seno menurut.

Reno mendengus kesal dan meninggalkan kantin di ikuti oleh Dira.

***

Seno melihat Reno yang berdiri di depan pintu kamarnya. Ia menghela napas dan terus melangkah tak mempedulikan Reno yang sudah menatapnya emosi.

"Udah gue bilang bang, jauhin Nara! Dia nggak pantes buat lo!" Ucap Reno membuat Sebo tersenyum miring.

"Lo pacaran sama Dara, terus lo juga pacaran sama sahabat Dara. Giliran Dara lepasin lo kenapa lo malah emosi seakan akan Dara harus bergantung terus sama lo? Seharusnya lo senang dong karna udah nggak ada yang ganggu lagi hubungan lo sama sahabat Dara" Ucap Seno panjang lebar membuat Reno sangat emosi mendengarnya.

Tunggu-tunggu! Mengapa Seno harus ikut campur dengan urusan percintaan Nara sama Reno? Dannn...waittt! Ia berbicara panjang lebar hanya untuk membela Nara ya g bahkan baru di kenalnya sehari. Ada apa dengan Seno?!

###

BERSAMBUNGGGG....


Pangeran Dingin itu Milikku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang