Chapter 4

6 0 0
                                    

"Jangan pernah mencintai dua wanita dalam
                       satu hati! Karena kamu tidak akan pernah
                             adil dalam membagi hati:)"
                                                 

***

Reno menghela napas lelah. Ia mencintai Nara, tapi ia juga mencintai sahabat Nara. Dira. Ia jengah dengan sikap Nara yang tidak pernah memberikan apa yang ia mau. Sedangkan Dira, Dira memberikan apa yang Reno mau. Dan itu bagi Nara sangat menjijikan.

"Gue harus dapetin Nara lagi! Gue nggak mau Nara jatuh ke pelukan bang Seno!" Ucap Reno penuh tekad.

Ceklek

Pintu kamarnya terbuka. Reno melirik malas ke arah Seno yang sedang berdiri sambil sok cool di depan pintu kamarnya.

"Apa?!" Tanya Reno sewot.

"Makan malem" Jawab Seno dengan nada yang datar.

"Bentar lagi gue turun" Ucap Reno malas. Seno meninggalkan kamar Reno dan langsung turun ke bawah.

***

Makan malam di keluarga Adiwijaya saat ini sangat menyenangkan. Karena mereka kedatangan Oma dan Opa, Ayah Ibu dari mamanya yang dari Palembang. Apalagi sang Abang datang ke rumah karena sedang libur kuliah selama 3 bulan. Ah Nara sangat senang dan bersemangat saat ini. Ini adalah momen yang oaling Nara tunggu-tunggu.

"Pokoknya Nara nggak tauu, Oma harus tidur sama Nara selama Oma di sini" Ucap Nara sambil memakan makanannya.

"Jangan mau Oma, Nara tidurnya nendang-nendang" Ucap Satria Putra Adiwijaya sang Abang membuat Nara melotot ke arahnya.

"Nara nggak gitu ya Abang. Abang tuh yang tidurnya makan tempat"  Balas Nara sinis.

Ayah, Bunda, Oma dan Opa hanya tertawa melihat keduanya bertengar. Nara dan Satria memang tidak pernah akur. Satria sering mengusili Nara sampai membuat Nara menangis. Tapi Satria tak bisa memungkiri ia sangat menyayangi adik semata wayangnya itu.

"Sudah-sudah. Habisin dulu makannya, abis itu lanjut berantem lagi" Ucap sang Ayah membuat mereka semua tertawa.

*

Saat ini keluarga Adiwijaya sedang duduk di ruang keluarga sambil bersantai. Nara sedang bermanja leha dengan sang Oma tercinta. Satria sedari tadi mengejek sang adik membuat Nara kesal dan langsung mengadu ke Omanya. Ah Nara memang melupakan Bunda dan Ayahnya tercinta jika sedang bersama Omanya.

"Dasar manja" Ledek Satria sambil mencubit gemas pipi Nara. Sudah di bilang, Nara itu imut sampai membuat semua orang gemas saat sedang cemberut.

"Biarin. Nara yang manja kok Abang yang sewot, wleee" Balas Nara sambil memeletkan lidahnya, membalas ledekan sang Abang.

"Kalian ini ya, kalau sudah bertemu tidak pernah akur. Giliran Satria mau berangkat jauh Nara nangis kejer. Heran Opa"

Nara mengerucutkan bibirnya kesal, membuat Satria menggigit kecil pipinya yang chubby. Nara langsung menjambak rambut sang Abang membuat semuanya tertawa.

"Emang gitu Pa, mereka kalau di rumah seperti Tom And Jerry. Giliran Satria pergi Nara nangis dan langsung jatuh sakit" Ucap Bunda membenarkan.

"Dasar lemah" Ledek Satria sambil mengusap rambutnya pelan. Ini sangat sakit. Nara memang tidak mandang bulu kalau menyiksanya.

"Jangan gigit pipi Nara lagi Bang, nanti Nara mandi tujuh kembang lagi. Takutnya kena rabies"

"Eh enak bangat ya kamu ngomong" Satria langsung merangkul erat leher adiknya. Nara tertawa menang.

Pangeran Dingin itu Milikku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang