Seminggu berlalu sejak kejadian itu. Jadwal dan kegiatan berlangsung seperti biasa, tapi rasanya tidak biasa untuk Tutor. Seminggu ini juga Fighter benar-benar tidak menghubunginya. Bahkan satu pesanpun tidak ada. Lagi-lagi ia menghela nafas saat ponselnya tidak menerima notifikasi apapun.
Sejak awal dia kuliah, Fighter selalu ada untuknya. Di saat seperti ini sangat terasa kosongnya. Memang terbiasa itu berbahaya.
Ia meletakkan kepala ke meja. Ia tidak bisa fokus pada penjelasan dosen di depannya karena itulah dia memilih kursi bagian belakang. Saifah di samping sedikit melirik, merasa kasian pada temannya yang terlihat benar-benar lesu.
"Kantin, yuk? Gue traktir." Saifah menepuk-nepuk pundak Tutor, sedikit memberi semangat.
"Sok-sokan, lu kan miskin."
"Udah dibaikin malah ngatain. Setan."
Tutor tertawa. "Bener ya bayarin?"
"Hmmm... Makanya ayo. Dosen udah keluar dari tadi tau." Saifah memberi isyarat dengan kepalanya.
Tutor akhirnya bangkit, "Zon?"
"Zon hari ini sama temen-temennya katanya di kantin seni."
Tutor hanya mengangguk, berjalan beriringan dengan Saifah menuju kantin fakultas teknik yang agak ramai. Mereka langsung menuju kursi di samping taman yang terbuka. Agak jauh di sana, mata Tutor menangkap sosok yang menghindarinya beberapa hari ini, Fighter yang sedang berbicara dengan Dew.
"Lu mau makan apa?" Saifah masih berdiri di sampingnya, hendak memesan makanan.
"Eh... Uh... Samain aja sama lu."
Saifah hanya mengedikkan bahu dan berlalu menuju counter, melewati Fighter dan Dew yang sedang makan. Tutor bisa melihat jelas mereka sempat saling menyapa sebelum Saifah sampai ke counter.
Beberapa menit akhirnya Saifah kembali ke meja mereka, Fighter dan Dew sudah pergi.
"Nih. Makan." Saifah menyodorkan semangkuk bakso dan segelas es jeruk pada Tutor.
Tutor mendelik. Saifah membalasnya dengan tatapan tanya.
"Tumbenan lu nraktir gue makanan semewah ini?"
"Makan aja. Gue ambil lagi nih!"
Tutor melindungi makanannya. "Nanya doang sensi amat. PMS ya lu?"
"Beneran gue ambil nih?"
Tutor langsung memasukkan satu baso ke mulut seraya tertawa. "Tadi.... Ada Kak Fight ya di sana?"
Saifah mengerjap dengan pipi menggembung, "Iya. Cuma nyapa doang."
"Dia keknya ga kenapa-napa..... ya?" ada nada ragu di ujung kalimat. Matanya menunduk sayu.
Saifah mengedikkan bahu, "Gue gatau pasti, Tor. Udah makan aja dulu."
Tutor mengangguk dan menghabiskan makanannya. Kelasnya sudah selesai hari ini jadi setelah makan dia bisa langsung pulang.
"Mau nonton ga? Kemaren gue sama Zon beli DVD baru."
"Boleh! Apart gue, ya!"
"Iya. Nanti abis jemput Zon gue dateng. Siapin cemilan banyak-banyak."
"Gampang itu mah."
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
FighterTutor: Friend? (finished)
FanficFighterㅡmahasiswa teknik tingkat 3. Si Tsundere yang suka basket, fotografi dan diam-diam suka Tutor. Tutorㅡmahasiswa teknik tingkat 2. Playful, ceria, manis, sekali lihat senyumnya auto kecanduan. Adik bimbingan Fighter waktu ospek. Gimana jadin...