Movie night. Sebuah kebiasaan antara Tutor dan Fighter setiap minggu. Fighter akan datang dan Tutor akan menyiapkan popcorn serta film untuk mereka tonton. Kadang film pilihan Fighter, lain waktu pilihan Tutor. Malam ini, mereka memutuskan untuk menonton film horor-thriller meski Fighter sudah menolak mati-matian. Film horor bukan gayanya.
Film ini bercerita tentang pasangan muda-mudi yang menjalin hubungan dan tinggal seatap, di saat bertengkar tentang kelanjutan hubungan mereka, komplotan dengan topeng datang mengetuk. Mereka membukakan pintu dan disitulah awal kengerian dan penderitaan mereka. Komplotan tersebut mencoba menyiksa dan membunuh mereka, dimana ternyata komplotan itu adalah satu keluarga psikopat yang mengetuk setiap rumah dan jika pemilik rumah membukakan pintu, seluruh penghuni rumah akan menjadi korban kesadisan mereka.
Fighter sudah bergelung dlm selimut sejak film dimulai. Jaga-jaga agar ketika ada jumpscare ia bisa langsung menutup wajahnya dengan selimut. Tutor sendiri sebenarnya juga tidak terlalu berani tapi dia penasaran karena katanya film ini dibuat berdasarkan kisah nyata namun dengan sedikit perubahan.
Tangan Fighter menjulur hendak mengambil popcorn dengan mata yang tak berpindah dari film, jujur meskipun takut, film ini menarik.
Sesekali Fighter menyembunyikan wajahnya dengan bantal, selimut sudah dibagi dengan Tutor.
Film sudah hampir berakhir tapi Fighter masih menonton dengan fokus.
"Loh jadi pembunuhnya itu gaada motif? Bunuh aja gitu buat kepuasan dia? Wah sakit." Tutor geleng-geleng sambil makan popcorn.
"Hooh." Fighter mengangguk, tangannya lagi-lagi terulur untuk mengambil pop corn dipangkuan Tutor yang duduk bersila.
"HEH!"
Tutor kaget, Fighter kaget.
"Apa? Apa?! Siapa?!" Fighter langsung keluar selimut dan celingak-celinguk. "Kenapa?!" Fighter terengah-engah karena kaget dengan mata lurus menatap Tutor.
"Mesum!" wajah Tutor jelas memerah.
"Mesum? Siapa?" Fighter bingung.
"Kakak mau ngelecehin gue?!"
"Maksud lo apa? Ngelecehin apanya?"
"Kakak barusan megang private part gue!" Tutor setengah melempar mangkuk pop corn ke arah Fighter yang untung diterima dengan sigap.
Fighter cengo. "...hah?" mencoba mencerna apa yang sedang terjadi, Fighter melihat ke arah tangannya. Memang sih tadi sepertinya dia tidak memegang popcorn. Pop corn kan bulat kecil, bukanㅡ
Fighter menggelengkan kepala. Mengusir pikiran yang tidak-tidak. Sementara Tutor menyilangkan tangan di depan dengan wajah cemberut. Bibirnya mengerucut lucu. Yang lebih tua hanya bisa mengusap belakang leher, merasa canggung, bibir digigit dengan sesekali melirik pada Tutor yang masih cemberut.
"Tor..."
Tak ada respon.
"Hei, Tor."
Tutor menoleh sekilas lalu kembali mendengus memalingkan wajah.
"Tor~" Fighter mendekat pada Tutor. "Hei. Maaf ya?" Kepalanya ia sandarkan pada bahu Tutor, tangan melingkar memeluk perut adik tingkatnya.
Namun Tutor masih tidak merespon, wajahnya masih cemberut dan tangannya masih menyilang.
"Tor. Kakak minta maafㅡ" memiringkan kepala agar dapat melihat wajah manis yang lebih muda, "ㅡya?"
Tutor menoleh, jarak yang begitu dekat diantara wajah mereka. "Baik! Gue maafin!" tangannya mencubit lengan Fighter yang melingkar di perutnya. "Tapi awas saja kalo kakak kayak gitu lagi."
Fighter tertawa kecil, "iya, janji." mengeratkan pelukan pada Tutor.
Well, sepertinya Fighter dan Tutor lupa sepenuhnya pada film yang mereka tonton.
KAMU SEDANG MEMBACA
FighterTutor: Friend? (finished)
FanfictionFighterㅡmahasiswa teknik tingkat 3. Si Tsundere yang suka basket, fotografi dan diam-diam suka Tutor. Tutorㅡmahasiswa teknik tingkat 2. Playful, ceria, manis, sekali lihat senyumnya auto kecanduan. Adik bimbingan Fighter waktu ospek. Gimana jadin...