Siang yang sangat terik

122 19 2
                                    


Aaron masih sedikit kesal dengan perempuan tersebut. Bisa - bisanya ia merebut susu coklat terakhir yang sedang Aaron incar. Sambil memikirkan kejadian tadi Aaron mulai membereskan belanjaan nya.

Sebenarnya ia merasa tidak enak karena bersikap dingin tadi, padahal perempuan tersebut berniat baik membantu nya. Tapi tetap saja, Aaron masik cukup kesal sekarang.

" huffhhht " Aaron menarik nafas panjang dan menyiapkan sarapan untuknya. Dengan berat hati, ia harus sarapan memakai roti gandum dan selai coklat. Padahal, baru saja ia ingin memberikan sedikit kebahagiaan dengan memakan sereal dan susu coklat.

Selesai menghabiskan sarapannya, Aaron kembali ke kamar untuk menonton serial TV kesukaannya yaitu Busted. Aaron sangat senang dengan acara tersebut, menurutnya reality show tersebut menarik karena memiliki tema detektif dengan misi-misi yang sangat menarik untuk ditonton.

"hmmmmph" Aaron meregakan badanya dan membaringkan diri ke kasur. Ia sangat terhibur dengan episode serial tersebut hari ini. Sangat lucu ketika para detektif pria ketakutan dengan ular dan para detektif wanita tidak ada yang takut sama sekali. Hal tersebut sempat mebuat Aaron tertawa terbahak-bahak.

Aaron mengecek handphone nya dan melihat jam menunjukkan pukul satu siang. Ia langsung bangkit dari kasur menuju ke dapur sekarang. Aaron bergegas karena sekarang tepat dimana Keii selesai dengan sekolah nya.

Aaron mulai mencuci tanganya dan mengeluarkan daging dan bahan-bahan lain dari kantong belanjaannya dan mulai memasak untuk makan siang bersama adiknya.

* kringggggggg * bunyi bel sekolah

" arghhhhhh , akhirnya beresss gila bosen banget gw " Gumam vina sambil meregangkan badanya kebelakang. Akhirnya, suara yang sangat Vina nantikan berbunyi. Rasanya, asap di kepalanya menghilang ketika mendengar bunyi tersebut apalagi jam terakhir merupakan pelajaran yang sangat Vina benci yaitu matematika.

Vina mulai memasukan catatannya satu persatu kedalam tas disambung dengan menaruh buku-buku pelajarannya kedalam loker. Sejak tadi, pikiran Vina sudah jalan entah kemana ia sudah memikirkan betapa segarnya minum float strawberry di 7 Elephant samping sekolah. Hitung - hitung menyegarkan kembali otaknya yang panas sekarang.

" Woi Vinaaaa" Saut Tasya sambil mendorong pelan pundak Vina

" Apasi Sya, bisa gasih lo tuh sehati aja ga bikin gua jantungan " - Vina -

" Ya maap Vin , lagian muka lu ditekuk mulu udah kaya orang mau mati tauga!" - Tasya-

" EMANG, LU GATAU SEMUA YANG PA CIPTO OMONGIN GA ADA SATUPUN YANG MASUK KE OTAK GUE PUAS LO!"
- Vina -

Vina bangun dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan Tasya sendirian di kelas. Kali ini, Vina benar-benar tidak ingin di ajak bercanda. Rasanya ia sangat membutuhkan kesegaran karena tugas - tugas yang diberikan oleh Pa Cipto dikelas, belum lagi tambahan pekerjaan rumah dan materi yang harus ia pelajari untuk ulangan minggu depan. Ya, begitulah kenyataa yang harus ia hadapi sekarang.

Vina berjalan cepat menuju gerbang sekolah dan tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggil namanya keras dengan nafas terengah. Siapa lagi kalau bukan Tasya, teman dekat Vina semenjak ia duduk di kelas 1 SMA.

" Vinn, lu tega apaa ninggalin gue sendirian di kelass, kann takutttt" Ucap Tasya sambil menunjukkan ekspresi imut miliknya.

" Bodo amat gue lagi badmooddddd " - Vina -

" Kenapa sihh, besti ku yang satu ini yaudah gausah dipusingin lagian kaya lu belajar ajaaa, udah sih aah biasanya juga lu bodo amat. Dari pada itu, mending kita main yu gua pengen karaokean nihhh ke tempat biasa aja ayukk " Rayu Tasya sambil memeluk dan sesekali mencubit pipi Vina.

PIECES MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang